Hakikat Fisika Pembelajaran Fisika

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Pada bagian kajian teori ini secara berturut-turut akan dikaji tentang hakikat fisika, pembelajaran fisika, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe TPS, kemapuan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking, struktur materi gerak melingkar beraturan, dan materi gerak melingkar beraturan.

1. Hakikat Fisika

Fisika merupakan ilmu yang bertujuan untuk mengenalkan seseorang pada alam dan gejala-gejala yang terjadi di alam.Alam yang menjadi objek telaah fisika ini sebenarnya tersusun atas kumpulan benda dan peristiwa yang saling terkait dengan sangat kompleks.Semua gejala alam tersebut dikaji dengan metode-metode khusus yang disebut metode ilmiah sehingga pengetahuan yang diperoleh merupakan pengetahuan yang empirik dan sistematik tentaang alam yang disusun berdasarkan pengamatan, analisis, investigasi, dan eksperimen. Menurut Mundilarto 2002: 3, fisika merupakan ilmu yang berusaha memahami aturan-aturan alam yang begitu indah dan rapih dapat dideskripsikan secara matematis. Matematis dalam ilmu fisika digunakan sebagai bahasa komunikasi sains. Selain itu sebagian orang menganggap fisika sebagai sekumpulan informasi ilmiah, sedangkan para ilmuan fisika menganggap fisika sebagai cara metode untuk menguji dugaan 10 hipotesis, dan para ahli filsafat memandang fisika sebagai cara bertanya tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diketahui.

2. Pembelajaran Fisika

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Santrock dan Yussen dalam Sugihartono, dkk.2012: 74, mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Sedangkan menurut Reber dalam Sugihartono,dkk. 2012: 74, mendefinisikan belajar dalam 2 pengertian.Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar yakni proses untuk mendapatkan pengetahuan serta pengalaman berdasar kepada individu dengan lingkungannya yang dilakukan secara kontinyu. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencipta atau memberi pelayanan agar peserta didik belajar. Menurut Sugihartono, dkk 2012: 81, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal. Pembelajaran fisika bertujuan untuk membentuk nilai serta sikap ilmiah secara pribadi maupun 11 sosial dengan memberikan pemahaman terhadap keilmuan fisika yakni berupa konsep dan prinsip fisika serta mencakup keterampilan proses yang didalamnya menunjukkan penerapan dalam kehidupan. Menurut Trianto 2010: 143, pembelajaran fisika lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan. Oleh karena itu, pembelajaran fisika baiknya memang tidak hanya sekadar mengerti tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan berpikir sehingga dapat mengolah informasi yang didapat dan mampu memberikan pemecahan atas suatu masalah yang tengah dihadapi. Tujuan utama pengajaran Fisika adalah membantu siswa memperoleh sejumlahpengetahuan dasar yang dapat digunakan secara fleksibel. Fleksibilitas ini didasari oleh dua alasan yaitu : 1. Tujuan pengajaran sains bukan akumulasi berbagai fakta tetapi lebih pada kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dasar untuk memprediksi dan menjelaskan berbagai gejala alam. 2. Siswa harus mampu memahami perkembangan serta perubahan ilmu dan teknologi yang sangat cepat. Mata pelajaran Fisika di SMU bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep Fisika dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk 12 memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan Fisika akan bermanfaat bagi siswa hanya jika pengetahuan tersebut mempunyai fleksibilitas terhadap studi lanjut maupun dunia kerja. Harus diingat bahwa pendidikan sains tidak semata-mata ditujukan untuk menghasilkan saintis, akan tetapi lebih pada usaha membantu siswa memahami arti pentingnya berpikir secara kritis terhadap ide-ide baru yang nampaknya bertentangan dengan pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya Mundilarto, 2002: 5.

3. Model Pembelajaran Kooperatif atau Coopeartive Learning

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (Tps) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 17

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA SEKOLAH DASAR.

0 1 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN BERBANTUAN GAME DI SMK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 3 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS III SD PADA MATA PELAJARAN IPA.

0 1 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

2 9 36

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan High Order Thinking pada Mata Pelajaran Fisika Peserta Didik Kelas X MAN Yogyakarta 3.

0 0 45