Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi atau High Order Thinking

19 1. Informasi dan orientasi, pada tahap ini guru menginformasikan tujuan pembelajaran serta orientasi materi ajar kepada para siswa. 2. Review, pada fase ini guru mereview pengetahuan dan keterampilan prasyarat, dengan cara menyusun dan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa. 3. Menyampaikan materi pelajaran, pada fase ini guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. 4. Melaksanakan bimbingan, dilakukan dengan cara mengajukan sejumlahn pertanyaan dalam suatu interaksi tanya-jawab. 5. Latihan, pada fase ini guru memberikan kesempatan para siswa untuk melatih keterampilan, menerapkan konsep, atau informasi yang baru diterimanya dari guru. 6. Evaluasi dan umpan baik, dalam tahap ini guru memberikan komentar dan ulasan mengenai hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umoan balik kepada sisea yang benar. 7. Latihan mandiri, karena menganggap semua siswa sudah mengerti, maka guru memberikan latihan mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya.

6. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi atau High Order Thinking

Salah satu tujuan Mata Pelajaran Fisika di SMA agar peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan 20 menyelesaikan masalah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif BSNP, 2006, p.160.Dengan demikian, melalui pembelajaran fisika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan diri dalam berpikir.Peserta didik dituntut tidak hanya memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah lower order thinking, tetapi sampai pada kemampuan berpikir tingkat tinggi higher order thinking, HOT Edi, 2014: 2. Berdasarkan hasil TIMSS tahun 2011 dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih rendah. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa kurang dirangsang untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi daripada sekedar menghafalkan fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan kepada kita. Wardana dalam Edi Istiyono 2014: 2, mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yamg kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, 21 yaitu memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif. Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi, proses kognitif terbagi menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah Lower Order Thinking dan kemampuan berpikir tingkat tinggi Higher Order Thinking. Kemampuan yang termasuk LOT adalah kemampuan mengingat remember, memahami under-stand, dan menerapkan apply, sedangkan HOT meliputi kemampuan menganalisis analyze, mengevaluasi evaluate, dan menciptakan create Anderson Krathwohl. Taksonomi Bloom sudah lama diterapkan dalam bidang pendidikan dan sudah lama digunakan. Taksonomi Bloom masih digunakan dalam banyak kurikulum dan bahan pengajaran. Dengan demikian, kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika Physics Higher Order Thinking meliputi kemampuan fisika dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. 1. Menganalisis Analyze Analisis adalah proses berpikir untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adanya proses berpikir ini dinyatakan dalam penganalisan bagian-bagian pokok atau komponen dasar, bersama hubungan antara bagian-bagian itu. Analisis setingkat lebih tinggi dibanding penerapan, karena proses berpikir ini menangkap adanya kesamaan dan perbdaan antara sejumlah hal. 22 Menurut Ari Widodo 2006:26, kemampuan yang seringdisepadankan dengan analisis adalah kemampuan membedakan differentiating, dan mengorganisasi organizing dan menemukan pesan tersirat attributting.Differentiating meliputi kemampuanmembedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. 2. Mengevaluasievaluate Evaluasi adalah kemampuan berpikir untuk membuat suatu pertimbangan judgement berdasarkan pada kriteria dan standar tertentu melalui proses memeriksachecking dan mengkritik atau critiquing. Memeriksa adalah menguji konsistensiatau kekurangan suatu karya bedasarkankriteria internal kriteria yang melekat pada sifat karya tersebut. Mengkritik adalah menilai suatu karya baik kelebihan atau kekurangan bedasarkan kriteria ekternal Ari,2006:27. 3. Mencipta create Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. 23 Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuatgenerating, merencanakan planning, dan memproduksi producing.  Membuat generating: menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskanberbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalahtersebut. Contoh: merumuskan hipotesis untuk memecahkan permasalahan yangterjadi berdasarkan pengamatan di lapangan.  Merencanakan planning: merancang suatu metode atau strategi untukmemecahkan masalah. Contoh: merancang serangkaian percobaan untuk mengujihipotesis yang telah dirumuskan.  Memproduksi producing: membuat suatu rancangan atau menjalankan suaturencana untuk memecahkan masalah. Contoh: mendesain atau juga membuatsuatu alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan Ari, 2006: 28.

7. Struktur Materi Gerak Melingkar Beraturan dalam Kurikulum

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (Tps) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 17

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA SEKOLAH DASAR.

0 1 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN BERBANTUAN GAME DI SMK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 3 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS III SD PADA MATA PELAJARAN IPA.

0 1 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI.

2 9 36

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan High Order Thinking pada Mata Pelajaran Fisika Peserta Didik Kelas X MAN Yogyakarta 3.

0 0 45