Sloka-sloka sebagai Penyelamat Umat manusia
67
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Terjemahan: Wahai Arjuna, lakukan kewajibanmu dengan sikap
seimbang, lepaskanlah segala ikatan terhadap sukses maupun kegagalan. Sikap seimbang seperti itu disebut yoga.
Maksud sloka ini, pusatkan pikiranmu pada kesucian, bekerjalah tanpa menghirukan pahala, tegaklah pada
sukses maupun kegagalan, sebab keseimbangan jiwa adalah yoga. Yoga yang dimaksud adalah memusatkan
pikiran kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara mengendalikan indra-indra yang selalu mengganggu.
Dipertegas lagi oleh Bhagavadgita Bab II, sloka 49 yang bunyinya :
durena hy avaram karma buddhi yogad dhanamjaya buddhau saranam anvichchha kripanah phala hetevah
Terjemahan: Wahai Dhananjaya, jauhilah segala kegiatan yang menjijikkan
melalui bhakti dan dengan kesadaran seperti itu serahkan dirimu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang ingin
menikmati hasil dari pekerjaannya adalah orang pelit.
2. Sloka-sloka yang berkaitan dengan Jnana Marga Yoga. Jnana Marga adalah jalan mencapai kebebasan dengan
mengabdikan diri dengan ilmu pengetahuan. Kata Jnana mempunyai makna ilmu pengetahuan. Jnana marga
dapat dimaksudkan manusia dalam usahanya mencari Tuhan melalui jalan belajar tentang hakikat dari Tuhan
itu sendiri WidhiTatwa. Siapa, bagaimana sifat-sifatnya, bagaimana dan di mana mencari-Nya? Lalu kenapa
Jnana ilmu pengetahuan dikatakan sangat penting bagi perjalanan manusia mencari Tuhan?
Jawabannya, karena di antara yajna, ilmu pengetahuan adalah yajna yang paling utama. Dalam Bhagavadgita
disebutkan: sreyan dravya-mayad yajna jnanayajnah paramtapa
sarvam karma ‘khilam partha jnane perisamapyate Bhagavadgita, IV, sloka 33
68
Buku Guru Kelas VII SMP
Terjemahan: Wahai penakluk musuh, korban suci yang dilakukan dengan
pengetahuan lebih baik dari pada hanya mengorbankan harta benda material. Wahai putera prtha, bagaimanapun,
maka segala korban suci yang terdiri dari pekerjaan memuncak dalam pengetahuan rohani.
Dilanjutkan dengan Bhagavadgita, IV, Sloka 36 Api ched asi papebhyah sarvebhyah papakrittamah
sarvam jnanaplavenai ‘vavrijinam samtarishyasi Terjemahan:
Walaupun engkau dianggap sebagai orang yang paling berdosa di antara semua orang yang berdosa, namun
apabila engkau berada di dalam kapal pengetahuan rohani, engkau akan dapat menyeberangi lautan kesengsaraan.
Maksud sloka di atas adalah kalau seorang sudah menerima pengetahuan dari orang yang sudah insaf akan diri,
atau orang yang mengetahui tentang hal-hal menurut kedudukannya yang sebenarnya, maka hasilnya ialah
bahwa dia mengetahui semua makhluk hidup adalah bagian dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
3. Sloka-sloka yang berkaitan dengan Bhakti Marga Yoga Bhakti Marga adalah mencapai kebebasan dengan cara
menyerahkan diri ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan berbhakti. Pemahaman yang terdapat dalam Bhakti
Marga jalan bhakti adalah melakukan sesuatu yang dilandasi oleh keikhlasan total sebagai perwujudan dari
rasa hormat seseorang kepada sesuatu yang diyakininya untuk patut dihormati.
Contoh Bhakti Marga diantaranya adalah bhakti kepada orang tua, bhakti kepada negara, bhakti kepada
guru dan bhakti kepada Yang Maha Pencipta. Bhakti kepada orang tua patut dilakukan oleh seorang anak,
karena tanpa orang tua, kita tidak akan lahir ke dunia. Inilah bhakti kita kepada sang guru rupaka. Contoh Bhakti
Marga kepada negara, wajib dilakukan oleh setiap warga negara dengan cara wajib membela dan mempertahankan
tanah air. Tanpa adanya negara yang merdeka, kita akan sulit untuk bisa hidup tenteram dan damai. Bhakti kepada
guru wajib dilakukan oleh setiap siswa karena guru yang mengajarkan kita ilmu pengetahuan sehingga kita menjadi
pintar harus dilakukan. Karena tanpa adanya rasa hormat kepada sang guru, maka ilmu yang diberikan kepada kita
69
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
tidak akan bisa kita serap. Itulah sedikit pemahaman tentang bhakti dan diantara semua bhakti, yang akan kita
bahas lebih jauh adalah bhakti kita terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta. Dalam pelaksanaan bhakti kita kepada
Tuhan, sehari-hari kita malaksanakan apa yang disebut sembaHyang.
Mari kita simak pertanyaan Arjuna kepada Krishna yang ditulis dalam kitab Bhagavadgita Bab XII, sloka 1
yang bunyinya : Evam satatayukta ye Bhaktas tvam paryupasate Ye
cha ‘pyaksharam avyaktam Tesham ke yogavittamah Terjemahan:
Jadi, penganut yang tawakal senantiasa menyembah Engkau, dan yang lain lagi menyembah Yang Abstrak,
Yang Kekal abadi. Yang manakah lebih mahir dalam yoga?
Ada keraguan dalam diri Arjuna tentang cara menyembah Tuhan. Mana yang lebih baik apakah
menyembah Tuhan Yang Maha Abstrak yang jauh tak terbatas atau menyembah Krishna sebagai sang awatara
Wisnu yang dapat dilihat dan diajak berbicara langsung oleh manusia.
Pertanyaan Arjuna tersebut dijawab oleh Krishna dalam sloka 2, 3 dan 4 yang berbunyi :
śri-bhagavān uvāca Mayy āvesya mano ye mām Nitya- yuktā upāsate. Sraddhaya parayo ‘petas . Te me yuktatamā
matāh Terjemahan:
Yang menyatukan pikiran berbakti pada-Ku menyembah Aku, dan tawakal selalu, memiliki kepercayaan yang
sempurna, merekalah Ku-pandang terbaik dalam yoga.
Ye tv aksharam anirdesyam. Avyaktam paryupasate Sarvatragam achintyam cha Kutastham achalam dhruvam
Samniyamye ‘ndriyagraman Savatra samabuddhayah
Te prapnuvanti mam eva Sarvabhutahite ratāh Terjemahan:
Tetapi mereka yang memuja Yang Kekal Abadi, Yang Tak terumuskan, Yang Tak nyata, Yang Melingkupi segala,
Yang Tak terpikirkan, Yang Tak berubah, Yang Tak bergerak, Yang Konstan, dengan menahan pancaindria,
hawanafsu selalu seimbang dalam segala situasi, berusaha guna kesejahteraan semua insani, mereka juga datang
kepada-Ku.
70
Buku Guru Kelas VII SMP
Dengan mencermati sloka-sloka Bhagavadgita di atas dapat disimpulkan bahwa, bagaimana kita dapat
menyembah keperibadian Tuhan, orang yang menyembah Tuhan secara langsung melalui bhakti disebut orang yang
mengakui bentuk pribadi Tuhan.
4. Sloka-sloka yang berkaitan dengan Raja Marga Yoga Raja Marga adalah mencapai kebebasan dengan jalan
melaksanakan tapa, brata, yoga, dan samadhi.
Kitab Saracamuscaya Sloka 80 mengatakan : Apan ikang manah ngaranya, ya ika witning indriya,
maprawati ta ya ring şubhaşubhakarma, matangnyan ikang manah juga prihen kahrtanya sakareng.
Terjemahan: Sebab yang disebut pikiran itu, adalah sumbernya nafsu,
ialah yang menggerakkan perbuatan yang baik ataupun yang buruk; oleh karena itu, pikiranlah yang segera patut
diusahakan pengekangannyapengendaliannya. Dalam kehidupan sehari-hari, pikiran akan selalu dipengaruhi
oleh nafsu yaitu nafsu untuk berbuat baik satwam, nafsu marah amarah, nafsu birahi kama, nafsu loba
lobha dan nafsu iri hati matsarya. Kelima nafsu ini, akan selalu menimbulkan dualisme rwa bineda dalam
kehidupan manusia.
Dalam Bhagawad Gita Bab VII Sloka 27 dikatakan : ichchhadvesha samutthena dvandvamohena bharata
sarvabhutani sammoham sarge yanti paramtapa Terjemahan:
semua mahkluk sejak lahir, oh Barata telah disesatkan oleh dualisme pertentangan yang lahir dari hawa nafsu
birahi, ketamakan, amarah dan dengaki, wahai Parantapa. Sloka ini mengandung makna yang sangat dalam apabila
dilengkapi lagi dengan nafsu berbuat baik. Karena di dalam diri setiap manusia apapun agamanya, apapun
warna kulitnya, apapun suku bangsanya. Ditegaskan dalam Bab VI sloka 20, 21 berbunyi :
yatro ‘paramate chittam niruddham yogasevaya yatra chai ‘va ‘tmana ‘tmanam pasyam atmani tushyati
sukham atyantikam yat tad buddhigrahyam atindriyam vetti yatra na chai ‘va ‘yam sthitas chalati tattvatah
71
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Terjemahan: Di sana, di mana pikiran telah tenteram terkendalikan
oleh konsentrasi yoga, menyaksikan jiwa dengan jiwa, dan jiwa merasa dalam bahagia.
Di mana dijumpai kebahagiaan tertinggi dengan intelek di luar kemampuan pancaidra, di sana ia mencapai tujuan
dan tiada lagi jatuh dari kebenaran.
Dalam sloka di atas, merupakan gambaran dari seseorang yang telah berhasil mencapai tingkatan seorang yogi, di
mana dia sudah mempertemukan antara jiwa pribadinya kawula dengan Jiwa yang agung Gusti atau dengan kata
lain manunggaling kawula lan Gusti. Orang yang sudah mencapai tingkat kesadaran seperti ini, sudah terbebas
dari hukum reinkarnasi, kecuali Tuhan menghendaki dia harus turun lagi kedunia dengan membawa misi tertentu.
Ada beberapa contoh pedoman sloka khusus untuk tujuan kebahagiaan dan keselamatan, antara lain:
1. Sloka untuk kebahagiaan
“Niyatam kuru karma tvam Karma jyāyo hyakarmanah
Sarīra-yātrāpi ca te na prasidhyed akarmanah”
Terjemahan
Lakukanlah kegiatan yang diperuntukkan bagimu, karena kegiatan kerja lebih baik daripada tanpa kegiatan;
dan memelihara kehidupan isik sekalipun tidak dapat dilakukan tanpa kegiatan kerja.
Bhagavadgita III. 8
72
Buku Guru Kelas VII SMP
2. Sloka yang berfungsi agar terhindar dari bencana alam