Pengertian Sloka BG HINDU VII 06042014

65 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memiliki jumlah suku kata yang sama. Sloka berisi puji- pujian tentang kemuliaan dan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi. Uraian sloka yang menggunakan bahasa Jawa halus terdapat di dalam kitab Sarascamuscaya. Teknik pengucapan sloka berbeda dengan teknik pengucapan mantram mantra. Teknik pembacaan sloka mempergunakan irama palawanya yang disebut dengan mamutru.

C. Fungsi atau Manfaat Pengucapan Mantram dan Sloka

Seperti telah diuraikan di atas, mantram-mantram berfungsi sebagai stuti, stava, stotra atau puja yang bermakna untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, para dewata manifestasi-Nya, para leluhur dan guru-guru suci, termasuk pula untuk memohon keselamatan, kerahayuan, ketenangan dan kebahagiaan. Dalam fungsinya untuk memohon perlindungan diri, maka mantram berfungsi sebagai Kavaca baju gaib yang melindungi tubuh dan pikiran kita dari kekuatan-kekuatan negatif atau jahat dan Penjara membentengi keluarga dari berbagai halangan atau kejahatan. Perlu pula ditambahkan, bila mengucapkan mantram- mantram, hendaknya dipahami benar-benar arti dan makna mantram tersebut. Mengucapkan mantram tanpa mengerti makna, kitab Nirukta 1.13 menyatakan: Seorang yang mengucapkan mantram dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantram itu, tidak pernah memperoleh penerangan kurang berhasil seperti halnya sepotong kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan korek api. Demikian pula halnya orang yang hanya mengucapkan mantram tidak pernah memperoleh cahaya pengetahuan yang sejati. Pertanyaan yang sering diajukan oleh sebagian masyarakat adalah bagaimanakah caranya mengucapkan sebuah mantram, apakah perlu keras-keras, berbisik- bisik atau diam saja, atau cukup di dalam hati? Menurut berbagai informasi dinyatakan bahwa terdapat tiga macam cara pengucapan mantram, yaitu: 1 Vaikari ucapan mantram terdengar oleh orang lain. 2 Upamsu berbisik-bisik, bibir bergerak, namun suara tidak terdengar. 3 Manasika terucap hanya di dalam hati, mulut tertutup rapat. 66 Buku Guru Kelas VII SMP Dari ketiga jenis atau cara pengucapan mantram di atas, Manasika yang diyakini paling tinggi nilainya. Cara pengucapan mantram yang penting adalah kesujudan, kekhusukan dan kesungguhan yang dilandasi oleh kesucian hati. Memang tidak semua orang berhasil mengucapkan mantram dengan baik dan mantram atau doanya itu terkabulkan. Untuk menunjang keberhasilan pengucapan mantram mantram akan siddhi-mandi, hal yang sangat perlu dilakukan antara lain: sebelum mengucapkan mantram hendaknya seseorang menyucikan dirinya baik jasmani maupun rohani asuci laksana dan bagi seorang rohaniawan melakukan berbagai brata janji atau tekad bulat tertentu melaksanakan ajaran agama berdisiplin, upavasa mengendalikan makanan dan japa pengucapan mantram-mantram berulang-ulang, mendukung keberhasilan dalam mengucapkan mantram.

D. Sloka-sloka sebagai Penyelamat Umat manusia

1. Sloka-sloka yang berkaitan dengan Karma Marga Yoga. Dalam kitab suci Bhagavadgita mengatakan: karmany eva dhikaras te, ma phaleshu kadachana ma karma phala hetur bhur, ma te sango ‘stv akarmani Bhagavadgita II, 47 Terjemahan: Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atas hasil perbuatan. Jangan menganggap dirimu penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat pada kebiasaan tidak melakukan kewajiban. Maksud sloka ini adalah Lakukan tugas kewajiban jangan mengharap hasil, jangan sekali pahalhasil jadi motifmu, jangan pula hanya berdiam diri jadi motifmu. Demikian juga apa yang disebutkan Bhagavadgita II, 48 yang berbunyi; Yogasthah kuru karmani, Sangam tyaktva dhanamjaya Siddhyasiddhyoh samo bhutva, Samatvam yoga uchyate