65
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
memiliki jumlah suku kata yang sama. Sloka berisi puji- pujian tentang kemuliaan dan kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi. Uraian sloka yang menggunakan bahasa Jawa halus
terdapat di dalam kitab Sarascamuscaya. Teknik pengucapan sloka berbeda dengan teknik pengucapan mantram
mantra. Teknik pembacaan sloka mempergunakan irama palawanya yang disebut dengan mamutru.
C. Fungsi atau Manfaat Pengucapan Mantram dan Sloka
Seperti telah diuraikan di atas, mantram-mantram berfungsi sebagai stuti, stava, stotra atau puja yang
bermakna untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, para dewata manifestasi-Nya, para leluhur
dan guru-guru suci, termasuk pula untuk memohon keselamatan, kerahayuan, ketenangan dan kebahagiaan.
Dalam fungsinya untuk memohon perlindungan diri, maka mantram berfungsi sebagai Kavaca baju gaib yang
melindungi tubuh dan pikiran kita dari kekuatan-kekuatan negatif atau jahat dan Penjara membentengi keluarga
dari berbagai halangan atau kejahatan.
Perlu pula ditambahkan, bila mengucapkan mantram- mantram, hendaknya dipahami benar-benar arti dan makna
mantram tersebut. Mengucapkan mantram tanpa mengerti makna, kitab Nirukta 1.13 menyatakan: Seorang yang
mengucapkan mantram dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantram itu, tidak pernah memperoleh
penerangan kurang berhasil seperti halnya sepotong kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah,
tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan korek api. Demikian pula halnya orang yang hanya mengucapkan
mantram tidak pernah memperoleh cahaya pengetahuan yang sejati.
Pertanyaan yang sering diajukan oleh sebagian masyarakat adalah bagaimanakah caranya mengucapkan
sebuah mantram, apakah perlu keras-keras, berbisik- bisik atau diam saja, atau cukup di dalam hati? Menurut
berbagai informasi dinyatakan bahwa terdapat tiga macam cara pengucapan mantram, yaitu:
1 Vaikari ucapan mantram terdengar oleh orang lain. 2 Upamsu berbisik-bisik, bibir bergerak, namun suara
tidak terdengar. 3 Manasika terucap hanya di dalam hati, mulut tertutup
rapat.
66
Buku Guru Kelas VII SMP
Dari ketiga jenis atau cara pengucapan mantram di atas, Manasika yang diyakini paling tinggi nilainya. Cara
pengucapan mantram yang penting adalah kesujudan, kekhusukan dan kesungguhan yang dilandasi oleh
kesucian hati. Memang tidak semua orang berhasil mengucapkan mantram dengan baik dan mantram atau
doanya itu terkabulkan. Untuk menunjang keberhasilan pengucapan mantram mantram akan siddhi-mandi,
hal yang sangat perlu dilakukan antara lain: sebelum mengucapkan mantram hendaknya seseorang menyucikan
dirinya baik jasmani maupun rohani asuci laksana dan bagi seorang rohaniawan melakukan berbagai brata janji
atau tekad bulat tertentu melaksanakan ajaran agama berdisiplin, upavasa mengendalikan makanan dan
japa pengucapan mantram-mantram berulang-ulang, mendukung keberhasilan dalam mengucapkan mantram.
D. Sloka-sloka sebagai Penyelamat Umat manusia
1. Sloka-sloka yang berkaitan dengan Karma Marga Yoga. Dalam kitab suci Bhagavadgita mengatakan:
karmany eva dhikaras te, ma phaleshu kadachana ma karma phala hetur bhur, ma te sango ‘stv akarmani
Bhagavadgita II, 47 Terjemahan:
Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atas hasil
perbuatan. Jangan menganggap dirimu penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat pada kebiasaan tidak
melakukan kewajiban. Maksud sloka ini adalah Lakukan tugas kewajiban jangan
mengharap hasil, jangan sekali pahalhasil jadi motifmu, jangan pula hanya berdiam diri jadi motifmu.
Demikian juga apa yang disebutkan Bhagavadgita II, 48 yang berbunyi;
Yogasthah kuru karmani, Sangam tyaktva dhanamjaya Siddhyasiddhyoh samo bhutva, Samatvam yoga uchyate