Widhi Yajña Widhi Yajña adalah bentuk yajña yang diadakan dengan

111 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti bereinkarnasi menjadi manusia; Rsi Rnam adalah hutang manusia kepada para Maha-Rsi yang telah menyebarkan ajaran Veda sebagai pangkal ilmu pengetahuan sehingga manusia mempunyai kemampuan meningkatkan kualitas kehidupannya; Pitra Rnam adalah hutang manusia kepada leluhur sebagai yang mengembangkan keturunan. Manusia yang berbudi hendaknya menyadari adanya Tri Rnam ini serta melakukan Yajña sebagaimana disebutkan dalam Manawa Dharmasastra Buku ke-IV Atha Caturtho Dhayah pasal 21: Rsi yajnam devayadnam bhuta yajnam ca sarvada, nryajnam pitryajnam ca yathacakti na hapayet “Hendaknya janganlah sampai lupa, jika mampu melaksanakan Yajña untuk para Rsi, para Dewa, kepada unsur-unsur alam Bhuta, kepada sesama manusia dan kepada para leluhur.” Ajaran ini berkembang di Nusantara sebagai “Panca Yajña” dengan urutan: Dewa Yajña, Rsi Yajña, Pitra Yajña, Manusa Yajña, dan Bhuta Yajña. Tri Rnam “dibayar” dengan Panca Yajña, sebab ada Yajña- Yajña yang bermakna atau bertujuan sama dalam kaitan Rnam, yaitu: Dewa Yajña dan Bhuta Yajña ada dalam kaitan Dewa Rnam; Pitra Yajña dan Manusa Yajña ada dalam kaitan Pitra Rnam, dan Rsi Yajña khusus untuk Rsi Rnam.

2. Druwya Yajña Druwya Yajña adalah pengorbanan dalam bentuk materi

yang diberikan kepada seseorang yang membutuhkan. Dalam keseharian Druwya Yajña ini dikenal dengan kegiatan me-Dana Punia. Dana Punia yang dilakukan tanpa mengharap balas jasa itulah yang utama sebagaimana disebutkan dalam Bhagawadgita XVII pasal 20: Datavyam iti yad danam, diyate nupakarine, dese kale ca patre ca, tad danam sattvikam smrtam “Pemberian dana yang dilakukan kepada seseorang tanpa harapan kembali, dengan perasaan sebagai kewajiban untuk memberi kepada orang yang patut dalam waktu dan tempat yang patut itulah yang disebut sattvika baik.”

3. Jnana Yajña Jnana Yajña adalah pengorbanan dalam bentuk kegiatan

belajar dan pembelajaran. Bhagawadgita VII membedakan antara Vijnana dengan Jnana sebagai berikut: Vijnana 112 Buku Guru Kelas VII SMP adalah pengetahuan yang berdasarkan pemikiran dan kecerdasan, sedangkan Jnana adalah pengetahuan mengenai ke-Tuhan-an. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa Jnana tidak mungkin diperoleh tanpa Vijnana, karena Vijnana adalah dasar yang kuat untuk meningkatkan pengetahuan rohani. Jnana Yajña tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi diri sendiri, karena sangat membantu upaya manusia dalam pendakian kesadaran spiritual. Kegiatan belajar dan proses pembelajaran adalah contoh Jnana Yajña yang disebut sebagai bentuk Yajña yang lebih agung, dalam Bhagawadgita IV pasal 33: Sreyan dravyamayad yajnaj, jnanayajnah paramtapa, sarvam karma khilam partha, jnane parisamapyate “Persembahan korban berupa ilmu pengetahuan adalah lebih agung sifatnya dari korban benda yang berupa apa pun jua, sebab segala pekerjaan dengan tiada kecuali memuncak dalam kebijaksanaan yang diperoleh melalui pengetahuan.”

4. Tapa Yajña Tapa Yajña adalah pengorbanan atau Yajña yang tertinggi

nilainya karena berwujud sebagai pengendalian diri masing-masing individu. Tapa Yajña juga disebut sebagai kegiatan pendakian spiritual seseorang dalam upaya meningkatkan kualitas beragama. Tahapan-tahapan peningkatan kualitas beragama, menurut Lontar Sewaka Dharma adalah: 1. Ksipta, seperti perilaku kekanak-kanakan yang cepat menerima sesuatu yang dianggapnya baik tanpa pertimbangan yang matang. 2. Mudha, seperti perilaku pemuda: pemberani, selalu merasa benar, kurang mempertimbangkan pendapat orang lain. 3. Wiksipta, seperti perilaku orang dewasa, mengerti hakekat kehidupan, memahami subha dan asubha karma. 4. Ekakrta, seperti perilaku orang tua, yaitu keyakinan yang kuat pada Hyang Widhi, mempunyai tujuan yang suci dan mulia. 5. Nirudha adalah perilaku orang-orang suci, penuh pengertian, bijaksana. Segala pemikiran perkataan dan perbuataannya terkendali oleh ajaran agama yang kuat, serta mengabdi pada kepentingan umat manusia.