Pembahasan Latihan Tugas Kasus

90 kritis jauh lebih penting daripada prestasi belajar archievement yang diukur dengan pencapaian skor tes Books Brooks, 1993 yang hanya menekankan pada aspek menghafal pengetahuan. Namun pada kenyataannya, yang berlangsung hingga saat ini, praktik pembelajaran masih berorientasi dan terfokus pada paradigma penerusan informasi yang hanya melibatkan kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu menghafal Raka Joni, 2005. Pembelajaran berlangsung sangat konvensional dan memandang peserta didik sebagai objek dan guru sebagai subjek yang mendominasi pembelajaran. Berpikir secara kritis tidak berangkat di luar diri manusia, melainkan bengkat dari diri sendiri yaitu yang dikenal dengan kesadaran.Kesadaran adalah kemampuan untuk menyadari, kemampuan untuk mempersepsi sesuatu yang ada. Pada tingkat kesadaran, manusia mengalami proses sensasi yang diintegrasikan menjadi kehendak. Kesadaran dapat dicapai dan dipertahanakan dengan kegiatan action yang terus menerus. Secara langsung ataupun tidak setiap fonem kesadaran diderivasikan kepada kesadaran manusia akan dunia luar. Ekstropeksi merupakan suatu proses kesadaran yang diarahkan ke luar - proses untuk memahami yang ada di dunia luar. Sedangkan introspeksi merupakan proses kesadaran yang diarahkan ke dalam proses untuk memahami kegiatan psikologi sendiri dengan meperhatiakan yang ada di dunia luar, seperti kegiatan berfikir, merasa, dan mengenang. Kesadaran timbul dikarenakan interaksi terhadap dunia luar, maka kegiatan sadar dapat dialami. Manusia sebagai mahluk yang multi dimensional memiliki hubungan dengan berbagai sistem yang ada baik dialam atapun dengan sesama manusia. Hubungan manusia dengan alam sebagai sarana untuk melakukan perubahan yang lebih baik dan menjadikan alam memberikan manfaat pada manusia tanpa merugikan kepada yang lain. Alam merupakan sarana untuk mempermudah manusia dalam menjalanakan kehidupan. Tetapi, yang dilakukan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, namun lebih dari itu. Manusia juga memiliki dimensi sebagai mahluk social yang berkomunikasi dan bersosialisasi dengan manusia lainnnya. Interaksi manusia dengan sesama manusia dan bagaimana cara manusia merubah alam IPS SMP KK C 91 ini agar memberikan manfaat bagi manusia, akan menimbulkan sebuah kesadaran. Kesadaran tumbuh dalam diri manusia dikarenakan hubungan manusia dengan alam ataupun dengan sesamanya. Berkut ini merupakan gambaran kesadaran manusia ketika berhadapan dengan realitas. Kesadaran dapat dipetakan menjadi empat jenis yaitu: kesadaran magis, kesadaran naïf, kesadaran kritis dan kesadaran profetis. Kesadaran Magis. Dalam pandangan kesadaran magis, untuk menganalisis permasalahan yang terjadi dengan pendekatan yang bersifat metafisika dan abstrak. Misalkan permasalahan kemiskinan umat pada hakekatnya merupakan ketentuan dan rencana Tuhan. Hanya Tuhan yang tahu apa arti dan hikmah dibalik ketentuan tersebut. Mahluk tidak tau tentang gambaran dari skenario besar Tuhan, dari perjalanan panjang umat manusia, kemiskinan merupakan ujian dan cobaan Tuhan terhadap keimanan, dan kita tidak tahu manfaat dan keburukannya.Akar teologi dari konsep ini berstandar pada sikap predeterminisme takdir, merupakan ketentuan dan rencana Tuhan sebelum jauh terciptanya alam.Sikap manusia tidak memiliki free will untuk menciptakan sejarah sendiri, meskipun manusia berusaha maka Tuhan yang menentukan. Mansour Fakih, Islam sebagai Alternative. Kesadaran magis ini mayoritas dimiliki oleh masyarakat tradisonal yang hidup di pedesaan dan agamawan yang lebih bercorak tasawuf. Kesadaran Naif. Pandangan kesadaran naïf merupakan perkembangan dari kesadaran magis. Pada taraf kesadaran ini diarahkan pada individu, tidak mengarah pada hal yang metafisika dalam menganalisis sebuah persolan. Kesadaran naïf tidak dapat melihat suatu permasalahan secara makro, sehingga idak dapat mengurai sebab-sebab dan keterkaitan antara satu permasalahan yang satu dengan yang lain. Misalkan pada taraf kesadaran naïf ketika dihadapkan dengan fenomena globalisasi dan kemiskinan, maka menurutnya merupakan kesalahan yang terjadi pada mereka dikarenakan dari sikap mental, budaya atapun teologi mereka. Menilai kemiskinan tidak memiliki korelasi atau keterkaitan dengan masalah globalisasi ataupun paham neoliberalisme. Dalam rangka agar tidak menyebabkan kemiskinan maka yang dilakukan dengan menyiapkan SDM yang mampu bersaing dengan pasar, dan penafsiran