Modul PKB 2017 PPKn SMP KK C

(1)

(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI C

Penulis:

Drs. Supandi, M.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Drs. H. Haryono Adipurnomo PPPPTK PKn dan IPS Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Universitas Negeri Malang Yudarini Probowati, S.Pd. SMP Nasional, Malang Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd SMP N 21 Malang Murthofiatis Zahrok, S.Pd., M.Pd. SMP N 21 Malang

Penyunting:

Murthofiatis Zahrok

Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan


(3)

PPKn SMP KK C

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


(4)

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


(5)

PPKn SMP KK C

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.


(6)

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


(7)

PPKn SMP KK C

vii

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xii

Pendahuluan ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Peta Kompetensi ... 3

Ruang Lingkup ... 4

Saran Penggunaan Modul ... 5

Bagian I Kompetensi Profesional ... 17

Kegiatan Pembelajaran 1 Ruang Lingkup PPKn ... 19

Tujuan Pembelajaran ... 19

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 19

Uraian Materi ... 19

Aktivitas Pembelajaran ... 24

Latihan/Kasus/Tugas ... 26

Rangkuman ... 28

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 28

Kegiatan Pembelajaran 2 Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara ... 29

Tujuan Pembelajaran ... 29

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 29

Uraian Materi ... 29

Aktivitas Pembelajaran ... 39

Latihan/ Kasus /Tugas ... 40

Rangkuman ... 44

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 45

Kegiatan Pembelajaran 3 Perbedaan Baik dan Buruk dalam Bertutur Kata Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila ... 46

Tujuan Pembelajaran ... 47

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 47

Uraian Materi ... 48

Aktivitas Pembelajaran ... 56

Latihan/Kasus/Tugas ... 58

Rangkuman ... 62


(8)

viii

Kegiatan Pembelajaran 4 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 ... 65

Tujuan Pembelajaran ... 65

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 65

Uraian Materi ... 66

Aktivitas Pembelajaran ... 72

Latihan/Kasus/Tugas ... 74

Rangkuman ... 79

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 80

Kegiatan Pembelajaran 5 Makna Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 . 81 Tujuan Pembelajaran ... 81

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 81

Uraian Materi Pembelajaran 1 ... 81

Aktivitas Pembelajaran ... 84

Latihan/Kasus/Tugas ... 86

Rangkuman ... 90

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 91

Kegiatan Pembelajaran 6 Hubungan Antar Lembaga Negara dalam UUD Negara RI tahun 1945 ... 92

Tujuan Pembelajaran ... 93

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 93

Uraian Materi ... 93

Aktivitas Pembelajaran ... 101

Latihan/Tugas ... 103

Rangkuman ... 108

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 108

Kegiatan Pembelajaran 7 Jaminan Perlindungan Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Di Indonesia ... 110

Tujuan Pembelajaran ... 111

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 111

Uraian Materi ... 111

Aktivitas Pembelajaran ... 121

Latihan/Tugas/Kasus ... 123

Rangkuman ... 125

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 126

Kegiatan Pembelajaran 8 Persamaan dan Perbedaan Norma dalam Masyarakat ... 127

Tujuan Pembelajaran ... 127

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 127

Uraian Materi ... 127


(9)

PPKn SMP KK C

ix

Latihan/Kasus/Tugas ... 134

Rangkuman ... 137

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 138

Kegiatan Pembelajaran 9 Lembaga-Lembaga Peradilan ... 139

Tujuan Pembelajaran ... 139

Indikator Pencapain Kompetensi ... 139

Uraian Materi ... 139

Aktivitas Pembelajaran ... 146

Latihan/Kasus/Tugas ... 148

Rangkuman ... 151

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 152

Kegiatan Pembelajaran 10 Norma & Kebiasaan Antar Daerah di Indonesia ... 153

Tujuan Pembelajaran ... 153

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 153

Uraian Materi ... 153

Aktivitas Pembelajaran ... 161

Latihan/Tugas/Kasus ... 163

Rangkuman ... 167

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 168

Kegiatan Pembelajaran 11 Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Bagi Bangsa Indonesia ... 169

Tujuan Pembelajaran ... 169

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 169

Uraian Materi ... 170

Aktivitas Pembelajaran ... 175

Latihan/Kasus/Tugas ... 177

Rangkuman ... 181

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 182

Kegiatan Pembelajaran 12 Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI ... 183

Tujuan Pembelajaran ... 183

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 183

Uraian Materi ... 183


(10)

x

Latihan/Kasus/Tugas ... 195

Rangkuman ... 198

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 199

Bagian II Kompetensi Pedagogik ... 201

Kegiatan Pembelajaran 13 Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifik ... 203

Tujuan Pembelajaran ... 203

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 203

Uraian Materi ... 203

Aktivitas Pembelajaran ... 210

Latihan/Kasus/Tugas ... 212

Rangkuman ... 214

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 214

Kegiatan Pembelajaran 14 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran... 215

Tujuan Pembelajaran ... 215

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 215

Uraian Materi ... 216

Aktivitas Pembelajaran ... 224

Latihan/Tugas/Kasus ... 226

Rangkuman ... 227

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 228

Kegiatan Pembelajaran 15 Sasaran Penilaian Hasil Belajar PPKn ... 229

Tujuan Pembelajaran ... 229

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 229

Uraian Materi ... 229

Aktivitas Pembelajaran ... 234

Latihan/Kasus/Tugas ... 236

Rangkuman ... 237

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 238

Kegiatan Pembelajaran 16 Prosedur Penyusunan RPP PPKn ... 239

Tujuan Pembelajaran ... 239

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 239

Uraian Materi ... 240

Aktivitas Pembelajaran ... 241

Latihan/Kasus/Tugas ... 243

Rangkuman ... 244


(11)

PPKn SMP KK C

xi

Kegiatan Pembelajaran 17 Kriteria Pemilihan Sumber Belajar dan Media

Pembelajaran PPKn SMP ... 245

Tujuan Pembelajaran ... 245

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 245

Uraia Materi ... 245

Aktivitas Pembelajaran ... 251

Latihan/Kasus/Tugas ... 253

Rangkuman ... 255

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 256

Kegiatan Pembelajaran 18 Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ... 257

Tujuan Pembelajaran ... 257

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 257

Uraian Materi ... 257

Aktivitas Pembelajaran ... 263

Latihan/ Kasus /Tugas ... 263

Rangkuman ... 265

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 265

Kunci Jawaban Latihan//Kasus/Tugas ... 267

Evaluasi Akhir ... 277

Penutup ... 291

Daftar Pustaka ... 293

Glosarium ... Error! Bookmark not defined.

Daftar Gambar

Hal. Gambar 1. Ruang Lingkup ... 4

Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka ... 5

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 6

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 8

Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh ... 57

Gambar 6. Lembaga-Lembaga dalam Sistem Ketatanegaraan ... 99

Gambar 7. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri ... 140

Gambar 8. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta ... 144


(12)

xii

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Peta Kompetensi ... 3

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 10

Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn ... 13

Tabel 4. Ruang Lingkup Materi Pelajaran PPKn SMP ... 23

Tabel 5. Perbedaan Usulan Dasar Negara oleh Para Pendiri Negara ... 34

Tabel 6. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila ... 49

Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila ... 50

Tabel 8. Aktivitas Pembelaran 4 (Tatap Muka Penuh) ... 73

Tabel 9. Aktivitas Pembelajaran 5 Pada Tatap Muka Penuh ... 84

Tabel 10. Latihan/Tugas pada Kegiatan Pembelajaran 6 ... 103

Tabel 11. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 ... 112

Tabel 12. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999 ... 117

Tabel 13. Perilaku penerapan norma ... 135

Tabel 14. Putusan Kongres Pemuda II ... 171

Tabel 15. Format Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK & Materi Pembelajaran ... 204

Tabel 16. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK & Materi Pembelajaran. ... 205

Tabel 17. Perancangan Penerapan Prosedur Pendekatan Saintifik ... 210

Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran 13 (Tatap Muka Penuh) ... 210

Tabel 19. Penilaian Aspek Sikap ... 231

Tabel 20. Penilaian Aspek Pengetahuan ... 232

Tabel 21. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan Abstrak Berupa Kemampuan Belajar ... 233


(13)

PPKn SMP KK C

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.


(14)

Pendahuluan

2

Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB.

Tujuan

Modul diklat Kelompok Kompetensi C ini merupakansalah satu sumber belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi professional dan pedagogik materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015. Modul ini memberi fasilitasi kepada Anda untuk mengkaji materi yang terdiri atas materi profesional dan materi pedagogik. Materi profesional terkait dengan penguasaan materi PPKn, yang meliputi: (1) Ruang lingkup PPKn; (2) Persamaan dan Perbedaan usulan dasar negara; (3) Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap; (4) Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; (5) Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (6) Hubungan antarlembaga-lembaga Negara dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (7) Jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia; (8) Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; (9) Lembaga-lembaga PeradilaN; (10) Norma antardaerah di Indonesia; (11) Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda; dan (12) Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI. Sedangkan materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran yang meliputi: (1) Prosedur Penerapan Pendekatan Saintifk; (2) Langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran; (3) Prosedur Penyusunan RPP; (4) Sasaran Penilaian Hasil Belajar; (5) Kriteria Pemilihan Sumber dan Media Belajar; dan (6) serta Penyusunan PTK

Dan secara keseluruhan materi yang ada modul ini telah diintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan pengembangan soal USBN


(15)

PPKn SMP KK C

3

Peta Kompetensi

Setelah peserta diklat mempelajari Modul ini diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut.

Tabel 1. Peta Kompetensi

Pembelajaran

ke - Kompetensi yang Dicapai

1. Menguraikan ruang lingkup PPKn.

2. Menguraikan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara 3. Menguraikan perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata,

berperilaku, dan bersikap.

4. Menjabarkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

5. Menguraikan makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

6. Menguraikan hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7. Menguraikan jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM) 8. Menguraikan persamaan dan perbedaan norma dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara 9. Menguraikan lembaga-lembaga peradilan 10. Menguraikan norma antardaerah di Indonesia

11. Menguraikan semangat dan komitmen Sumpah Pemuda 12. Menguraikan semangat kebangsaan dalam mempertahankan

dan mengisi kemerdekaan NKRI

13. Menguraikan prosedur penerapan Pendekatan Saintifk,

14. Menguraikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran

15. Menguraikanpenilaian PPKn di SMP

16. Menguraikan prosedur penyusunan RPP PPKn di SMP 17. Menguraikan kriteria pemilihan Sumber dan Media Belajar 18. Menguraikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


(16)

Pendahuluan

4

Ruang Lingkup

Gambar 1. Ruang Lingkup

M

a

te

ri

PPKn

SM

P

Profesional

Ruang lingkup PPKn.

Persamaan dan Perbedaan usulan dasar negara

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Hubungan antar-Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia

Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Lembaga-lembaga Peradilan

Norma antardaerah di Indonesia

Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda

Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Pedagogik

Pendekatan Saintifik PPKn SMP

Model pembelajaran PPKn SMP

Penilaian hasil belajar

Penyusunan RPP PPKn SMP

Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP


(17)

PPKn SMP KK C

5

Saran Penggunaan Modul

Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti petunjuk berikut.

1. Awali penguasaan materi modul dengan menguasai dulu materi modul kelompok professional (Kegiatan 1 sampai 12), untuk mengenal secara akademik tentang karakteristik matapelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

2. Selanjutnya masuklah pada penguasaan materi modul Kelompok pedagogik(kegiatan 13 sampai dengan 18).

3. Ketika Anda mengkaji masing-masing materi modul baik untuk Kelompok profesional maupun Kelompok pedagogik, bacalah dengan teliti setiap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing kegiatan pembelajaran agar Anda mengetahui pokok-pokok isi modul yang akan Anda pelajari

4. Selama mempelajari modul ini, Anda dipersilahkan memperkaya diri dengan membaca seperangkat referensi yang dianjurkan.

5. Dalam aktivitas pembelajaran harap dicermati dengan baik. Karena modul tatap muka ini juga mengakomodir untuk kegiatan In-On-In maka dalam aktivitas pembelajaran dibagi 2 di setiap kegiatan pembelajaran. Point 1 untuk peserta tatap muka penuh dan point 2 bagi peserta In-On-In.

Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.


(18)

Pendahuluan

6

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi  tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.  ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran


(19)

PPKn SMP KK C

7

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahamanmateri-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.


(20)

Pendahuluan

8

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi  tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.  ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran


(21)

PPKn SMP KK C

9

b. In Service Learning 1 (IN-1)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metodeberfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C,guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,


(22)

Pendahuluan

10

implementasi, peer discussionyang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data denganmelakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok kompetensi C terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.1.1 Ruang lingkup PPKn TM, IN1

2. LK.1.2 Ruang lingkup PPKn ditinjau dari aspek dasar Negara, UUDNRI, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI

ON

3. LK. 2.1. Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara

TM, IN1 4. LK 2.2 Kesepakatan yang terjadi atas perbedaan

usulan dasar negara

ON 5. LK.3.1 Identifikasi Perbedaan baik dan buruk

dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap


(23)

PPKn SMP KK C

11

No Kode LK Nama LK Keterangan

6. LK 3.2 Akibat dari bertutur kata, bersikap dan berperilaku buruk yang yang pernah terjadi di Indonesia.

ON

7. LK. 4.1 Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI Tahun 1945

TM, IN1 8. LK 4.2 Perubahan Undang-Undang Dasar NRI

Tahun 1945

ON 9. LK. 5.1 Makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 TM, IN1 10. LK. 5.2 Membuat makalah makna Pembukaan

UUD NRI Tahun 1945

ON 11 LK.6.1 Diskusi tentang seleksi pimpinan lembaga

negara

TM, IN1 12 LK.6.2 Hubungan antar lembaga-lembaga negara

dalam UUD NRI Tahun 1945

ON 13 LK. 7.1 Jaminan perlindungan hak asasi manusia

(HAM)

TM, IN1 14 LK 7.2 Meresume materi jaminan perlindungan

hak asasi manusia (HAM)

ON 15 LK 8.1 Perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan

norma di lingkungan sekolah, Masyarakat dan Negara

TM, IN1

16 LK 8.2 Persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

ON 17 LK. 9.1 Lembaga-lembaga peradilan TM, IN1 18 LK 9.2 Membuat rangkuman tentang

lembaga-lembaga peradilan di Indonesia

ON 19 LK. 10.1 Perbedaan norma dan kebiasaan daerah di

Indonesia

TM, IN1 20 LK. 10.2 Arti penting sikap saling menghargai

keberagaman norma dan kebiasaan antardaerah yang ada di Indonesia

ON

21 LK. 11.1 Semangat dan komitmen Sumpah Pemuda TM, IN1 22 LK 11.2 Membuat Makalah semangat dan

komitmen Sumpah Pemuda

ON 23 LK. 12.1 Semangat kebangsaan dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

TM, IN1

24 LK.12.2 Identifikasi Semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi

kemerdekaan NKRI pada era sekarang

ON


(24)

Pendahuluan

12

No Kode LK Nama LK Keterangan

26 LK.13.2 Membuat model penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn

ON 27 LK. 14.1. Penerapan model pembelajaran TM, IN1 28 LK. 14.2 Pemahaman tentang langkah-langkah

penerapan model pembelajaran

ON

29 LK. 15.1 Penilaian PPKn di SMP TM, IN1

30 LK.15.2 Komponen-komponen dalam penilaian ON 31 LK.16.1 Prosedur penyusunan dan komponen

penyusunan RPP

TM, IN1

32 LK.16.2 Menyusun RPP ON

33 LK. 17.1 Pemilihan Sumber belajar dan media belajar

TM, IN1 34 LK. 17.2 Permasalahan pemilihan Sumber belajar

dan media belajar

ON 35 LK. 18.1 Proposal Tindakan Kelas TM, ON

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1 ON : Digunakan pada On the Job Learning


(25)

PPKn SMP KK C

13

4. Kisi-kisi Ujian sekolah SMP/MTs – PPKn

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI Pengetahuan dan Pemahaman

• Mengidentifikasi

• Menunjukkan

• Menjelaskan

• Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai :

• Proses perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Siswa dapat memahami dan menguasai :

• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Siswa dapat memahami dan menguasai :

• Aspek-aspek pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam

masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan

Aplikasi

• Memberi contoh

• Menentukan

• Menerapkan

• Menginterpretasi

• Mengurutkan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Proses perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Aspek-aspek pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam

masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan


(26)

Pendahuluan

14

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI Penalaran

• Menganalisis

• Mengevaluasi

• Mengaitkan

• Menyimpulkan

Siswa dapat menganalisis :

• Proses perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Siswa dapat menganalisis :

• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Siswa dapat menganalisis :

• Aspek-aspek pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam

masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI ATURAN DAN IDEOLOGI HAK dan KEWAJIBAN WARGA NEGARA KEDAULATAN RAKYAT GLOBALISASI DAN PRESTASI DIRI Pengetahua n dan Pemahaman

• Mengidentifi kasi

• Menunjukka n

• Menjelaskan

• Mendeskrips ikan

Siswa dapat memahami dan

menguasai :

• Norma

• Konstitusi dan Proklamasi

• Bahaya Korupsi

• Pancasila

Siswa dapat memahami dan

menguasai :

• Hak Asasi Manusia

• Usaha Bela Negara

Siswa dapat memahami dan

menguasai :

• Demokrasi dan Kedaulatan

• Kemerdekaa n

mengemuka kan

pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat memahami dan

menguasai :

• Globalisasi

• Prestasi diri

Aplikasi

• Memberi contoh

• Menentukan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan


(27)

PPKn SMP KK C

15

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI ATURAN DAN IDEOLOGI HAK dan KEWAJIBAN WARGA NEGARA KEDAULATAN RAKYAT GLOBALISASI DAN PRESTASI DIRI

• Menerapkan

• Menginterpr etasi

• Mengurutkan

pemahaman tentang :

• Norma

• Konstitusi dan Proklamasi

• Bahaya Korupsi

• Pancasila

pemahaman tentang :

• Hak Asasi Manusia

• Usaha Bela Negara

pemahaman tentang :

• Demokrasi dan Kedaulatan • Kemerdekaan mengemuka kan pendapat

• Otonomi daerah

pemahaman tentang:

• Globalisasi

• Prestasi diri

Penalaran

• Menganalisis

• Mengevaluasi

• Mengaitkan

• Menyimpulk an

Siswa dapat menganalisis :

• Norma

• Konstitusi dan Proklamasi

• Bahaya Korupsi

• Pancasila

Siswa dapat menganalisis :

• Hak Asasi Manusia

• Usaha Bela Negara

Siswa dapat menganalisis:

• Demokrasi dan Kedaulatan

• Kemerdekaa n

mengemuka kan

pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat menganalisis

• Globalisasi


(28)

Pendahuluan


(29)

Bagian I


(30)

(31)

PPKn SMP KK C

19

Kegiatan Pembelajaran 1

Ruang Lingkup PPKn

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikanruang lingkup mata pelajaran PPKn secara benar

2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menjelaskan ruang lingkup materi PPKn secara benar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan ruang lingkup mata pelajaran PPKn 2. Menguraikan ruang lingkup materi PPKn

Uraian Materi

1. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKn

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan: (1) Pancasilasebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.


(32)

Kegiatan Pembelajaran 1

20

a. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan pandangan hidup bangsa

Dalam kehidupan bangsa dan negara, kiranya Pancasila bukanlah barang asing bagi bangsa Indonesia. Sejak awal Pancasila diposisikan menjadi milik bangsa Indonesia secara keseluruhan dan bukan sebuah golongan, kelompok, suku bangsa ataupun organisasi tertentu yang ada di Indonesia. Pancasila adalah ‘label nasional’ yang menggambarkan identitas bangsa Indonesia. Label nasional ini telah disepakati, sejak bangsa Indonesia memikirkan dasar-dasar yang digunakan, menjelang Indonesia merdeka pada saat itu. Lewat kesepakatan ‘pendiri negara’ (the founding fathers) dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, ditetapkan bahwa dasar negara Indonesia bernama Pancasila, yang di dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar yang digunakan sebagai gambaran kelakuan berpola bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral dan kepribadian bangsa (Al-Hakim, 2014).

Pancasila menempati dua kedudukan utama, yakni sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar ayau landasan dalam mendirikan bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perwujudan Pancasila sebagai dasar negara, ditampakkan dalam hukum nasional, dimana Pancasila harus menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Sedangkan sebagai pandangan hidup bangsa (way of life), Pancasila memberikan tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Di samping dua kedudukan utama Pancasila di atas, kita mengenal juga fungsi-fungsi Pancasila, antara lain: (1) sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain; (2) Pancasila sebagai jiwa dan moral bangsa Indonesia, artinya Pancasila itu merupakan jiwanya bangsa Indonesia, (3) Pancasila sebagai perjanjian luhur, maksudnya Pancasila itu merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil rakyat yang mengesahkan perjanjian itu; (4) sebagai falsafah yang mempersatukan bangsa Indonesia, dalam arti bahwa Pancasila merupakan sarana yang ‘ampuh’ untuk mempersatukan bangsa Indonesia; dan (5) sebagai ideologi negara dan


(33)

PPKn SMP KK C

21

bangsa Indonesia, maksudnya Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia dalam mengejar cita-cita nasionalnya. Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila harus menggambarkan identitas bagi kepribadian bangsa Indonesia. Konsep kepribadian bangsa harus diberi makna sebagai sebuah ‘komitmen bersama’ anggota masyarakat dalam bentuk bangsa, yang diangkat dari realitas empirik (pengalaman nyata) dan akar kultural (budaya) masyarakat yang tergambarkan pada pola-pola hidup, nilai-nilai dan moral kehidupan yang dipandang baik dan dapat digunakan sebagai perwujudan ‘jati diri bangsa’. Dengan demikian, kepribadian bangsa adalah sebuah ‘label psikologis’ suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk aktivitas dan pola tingkah lakunya yang dapat dikenali oleh seluruh bangsa sendiri dan bangsa-bangsa lain.

Berdasarkan Naskah Akademik PPKn (2012), substansi utama Pancasila adalah Sejarah (latar belakang, proses perumusan, proses pengesahan, dan perkembangannya), Substansi (filosofi, konsep, prinsip, dan norma) dan Penerapan; dan dijabarkan menjadi

1) Latar belakang lahirnya Pancasila sebagai dasar negara

2) Proses perumusan dan pengesyahan Pancasila sebagai dasar negara 3) Penerapan Pancasila sebagai pandangan dan sikap hidup bangsa

Indonesia;

4) Masalah-masalah aktual Pancasila dalam kehidupan sehari-hari 5) Nilai-nilai historis dari perumusan UUD 1945

6) Pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah fundamental negara

7) Sistem pemerintahan menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

8) Nilai, konsep, azas, norma, dan sistem yang terkandung dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

9) Kesadaran berkonstitusi berdasarkan pemahaman latar belakang, proses perumusan dan pengesahan, dan perkembangan aktualisasi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(34)

Kegiatan Pembelajaran 1

22

10) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara Republik Indonesia

b. UUD NRI Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

c. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara Republik Indonesia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.Adanya wilayah merupakan suatu syarat berdirinya sebuah negara.

d. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan

mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.“Bhinneka Tunggal Ika”, semboyan yang bertujuan menghargai perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran” dan “makmur dalam keadilan” dengan dasar negara Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945.

Sesuai dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016tentang Standar isi dijelaskan bahwa tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B,adalah tingkat kompetensi 4 dan 4a, tingkat kelas VII, VIII, IX dengan kompetensi dan ruang lingkup materi sebagai berikut.


(35)

PPKn SMP KK C

23

Tabel 4. Ruang Lingkup Materi Pelajaran PPKn SMP

Kompetensi Ruang Lingkup Materi

Menjelaskan komitmen para pendiri Negara dalam

merumuskan dan menetapkan Pancasila.

 Menganalisis proses

pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

 Menunjukkan sikap toleransi dalam makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

 Menjelaskan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI.  Menunjukkan perilaku

menghargai dengan dasar: moral, norma, prinsip dan spirit kewarga

Komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila.  Proses perumusan dan

pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.  Norma hukum dan kepatutan

yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.  Harmoni keutuhan wilayah dan

kehidupan dalam konteks NKRI.  Makna keberagaman suku,

agama, ras, budaya, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Menunjukkan sikap dalam dinamika perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara individual dan kolektif.  Menganalisis nilai dan moral

yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.  Menjelaskan masalah yang

muncul terkait keberagaman masyarakat dan cara

pemecahannya.  Menerapkan perilaku

kewarganegaraan berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam rangka pengokohan NKRI.

 Menghargai dan menghayati dengan dasar: kesadaran nilai, moral, norma, prinsip dan spirit keseluruhan entitas kehidupan kebangsaan.

Dinamika perwujudan nilai dan moral Pancasila dalam kehidupan sehari-hari .

 Esensi nilai dan moral

Pancasila dalam Pembukaan  Undang- Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

 Makna ketentuan hukum yang berlaku dalam perwujudan kedamaian dan keadilan.  Semangat persatuan dan

kesatuan dalam keberagaman masyarakat.

 Aspek-aspek pengokohan NKRI.


(36)

Kegiatan Pembelajaran 1

24

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Ruang Lingkup PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Ruang Lingkup PPKn”. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul

(LK.1.1). Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut


(37)

PPKn SMP KK C

25

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Ruang Lingkup PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

 Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Ruang Lingkup PPKn”.

 Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

 Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

 Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami materi modul

 Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK 1.2 yang ada.

b. Kegiatan In 2

 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.

 Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

 Menyimpulkan hasil pembelajaran

 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.  Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran  Merencanakan kegiatan tindak lanjut


(38)

Kegiatan Pembelajaran 1

26

Latihan/Kasus/Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan kegiatan sebagai berikut.

Aktivitas: Menguraikan ruang lingkup PPKn LK.1.1 Ruang lingkup PPKn

Prosedur kerja

1. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan Pancasila!

2. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945! 3. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan

dengan Bhinneka Tunggal Ika!

4. Identifikasi materi kompetensi pengetahuan (KD PPKn SMP) yang berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia!

Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca alternatif jawaban latihan untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda. Jika anda menganggap hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.

LK.1.2 Ruang lingkup PPKn ditinjau dari aspek dasar Negara, UUDNRI,

Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI

Membuat makalah dengan tema ruang lingkup materi PPKn ditinjau dari aspek cakupan dasar negara, UUD NRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Petunjuk Pembuatan

1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

2. Sistematika Makalah:

a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi


(39)

PPKn SMP KK C

27

3. Ketentuan lain

a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial

c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi

Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah.

Tes Formatif untuk Kegiatan Umpan Balik

1. Yang bukan termasuk ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah ….

A. Pancasila C. Bhinneka Tunggal ika

B. UUD NRI 1945 D. HAM

2. Pancasila menempati dua kedudukan utama, yakni sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Pengertian Pancasila sebagai dasar negara adalah ....

A. Pancasila memberikan tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

B. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia

C. maksudnya Pancasila itu merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil rakyat yang mengesahkan perjanjian itu

D. Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia dalam mengejar cita-cita nasionalnya

3. Di samping dua kedudukan utama Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup, kita mengenal juga fungsi-fungsi Pancasila, antara lain: sebagai kepribadian bangsa. Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah ….

A. Pancasila menjadi sumber hukum nasional yang ada di Indonesia

B. maksudnya Pancasila itu merupakan hasil perjanjian dari wakil-wakil rakyat yang mengesahkan perjanjian itu

C. Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia dalam mengejar cita-cita nasionalnya

D. Pancasila merupakan sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia yang bersifat khas yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain

4. Landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Republik Indonesia adalah ….

A. Pancasila C. Undang-undang

B. UUD NRI 1945 D. Peraturan Menteri

5. Permendikbud dibawah ini yang mengatur tentang Standar isi yang berkaitan dengan kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn SMP adalah ….

A. Pemendikbud Nomor 20 Tahun 2016 B. Pemendikbud Nomor 21 Tahun 2016 C. Pemendikbud Nomor 22 Tahun 2016 D. Pemendikbud Nomor 24 Tahun 2016


(40)

Kegiatan Pembelajaran 1

28

Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

1. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn meliputi: (1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa;(2) UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara Republik Indonesia; (4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn sesuai dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar isi terdiri atas tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja/ tes formatif, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai tanggung jawab, komitmen moral)

Rumus berikut digunakan untuk menghitung tingkat penguasaan anda :

�����������������= �����ℎ������������


(41)

PPKn SMP KK C

29

Kegiatan Pembelajaran 2

Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar Negara

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menguraikan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara dengan benar

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan ragam usulan rumusan dasar negara

2. Menguraikan persamaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara 3. Menguraikan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara 4. Menguraikan kesepakatan para pendiri negara dalam Sidang PPKI 5. Menjelaskan nilai juang dalam Proses Perumusan Pancasila

Uraian Materi

1. Ragam Usulan Rumusan Dasar Negara

Dasar negara merupakan fondasi berdirinya sebuah negara. Jika diibaratkan sebuah bangunan, tanpa adanya pondasi yang kuat, bangunan tidak akan mampu berdiri dengan kokoh. Fondasi sebuah dasar negara harus disusun sebaik mungkin. Membuat rumusan dasar negara bukanlah suatu perkara yang mudah. Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, mengalami berbagai perbedaan pendapat dan pandangan, dikarenakan bangsa Indonesia memiliki berbagai macam keragaman, baik itu keragaman suku, agama, budaya adat istiadat dan lain sebagainya.

Berikut kita ikuti pemikiran usulan mengenai dasar negara Indonesia yang dalam sidang pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.


(42)

Kegiatan Pembelajaran 2

30

Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 yang diberi judul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Secara lisan, Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut :

 Peri Kebangsaan  Peri Kemanusiaan  Peri Ketuhanan  Peri Kerakyatan  Kesejahteraan Rakyat.

Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan usul tertulis naskah Rancangan Undang-Undang Dasar. Di dalam Pembukaan Rancangan UUD itu tercantum rumusan lima asas dasar negara yang berbunyi sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebangsaan Persatuan Indonesia

3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Perumusyawaratan/ Perwakilan

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Mr. Soepomo

Mr. Soepomo mengemukakan pemikirannya di sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Dalam pidatonya, Mr. Soepomo menguraikan teori-teori negara atau juga dikenal dengan teori landasan yang digunakan untuk mendirikan negara, sebagai berikut:

1) Teori negara perseorangan (individualistik) sebagaimana yang diajarkan oleh Thomas Hobbes (abad 17), Jean Jacques Rouesseau (abad 18), Herbert Spencer (abad 19), Hj. Laski (abad 20), yang menegaskan bahwa negara adalah masyarakat hukum (Legal Society) yang disusun atas kontrak seluruh individu (Contract Social)


(43)

PPKn SMP KK C

31

2) Paham negara kelas (Class Theory) atau Teori Kolektivisme, yang diajarkan oleh Karl Marx, F. Engels, Lenin. Negara tidak lebih hanyalah “instrument” atau alat. Alat kelas yang berkuasa (borjuis – kapitalis) untuk menindas kelas yang tidak berdaya (buruh - proletar), karena itu kaum proletar harus bersatu mengalahkan kaum borjuis. Merebut kekuasaan, kemudian ganti menindas kaum penindas.

3) Paham negara integralistik. Negara yang didirikan seperti yang diajarkan oleh Hegel, Adam Muller, Spinoza. Jika teori pertama Negara dibentuk untuk menjamin kepentingan individu. Teori kedua, negara dibentuk untuk menjamin kepentingan golongan (kelompok), maka teori integralistik menjamin kepentingan keseluruhan (totalitas). Negara menjamin kepentingan keseluruhan sebagai “persatuan organis”, semua unsur berhubungan sebagai satu kesatuan. Negara menjamin penghidupan seluruh negara, tidak memihak golongan yang kuat, paling besar, dan tidak menjadikan kepentingan individu sebagai pusat. Negara menjamin dan melindungi kepentingan keseluruhan sebagai suatu persatuan yang utuh. Selanjutnya dalam kaitannya dengan filsafat negara Indonesia, Mr. Soepomo mengusulkan hal-hal sebagai berikut :

1) Negara tidak menyatukan diri dengan golongan terbesar, terkuat, tapi mengatasi semua golongan besar atau kecil. Dalam Negara yang bersatu seperti itu maka urusan agama diserahkan pada golongan – golongan pemeluk agama yang bersangkutan.

2) Hendaknya para warga negara beriman takluk kepada Tuhan. Setiap waktu selalu ingat pada Tuhan.

3) Negara Indonesia hendaknya berdasarkan kerakyatan, dalam susunan pemerintahan negara Indonesia harus dibentuk sistem badan permusyawaratan. Kepala Negara akan terus berhubungan erat dengan Badan Permusyawaratan, dengan begitu kepala negara senantiasa tahu dan merasakan rasa keadilan dan cita-cita rakyat. Kepala negara terus menerus bersatu jiwa dengan rakyat.

4) Dalam penyelenggaraan bidang ekonomi hendaknya ekonomi Negara bersifat kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan sifat masyarakat timur yang harus dijunjung tinggi. Sistem tolong menolong, sistem koperasi hendaknya


(44)

Kegiatan Pembelajaran 2

32

dijadikan dasar ekonomi Negara Indonesia yang makmur, bersatu, berdaulat, adil.

5) Negara Indonesia hendaknya melakukan hubungan antar negara, antar bangsa. Soepomo mengajarkan supaya negara Indonesia bersifat Asia Timur Raya, sebab Indonesia menjadi bagian kekeluargaan Asia Timur Raya. Dalam pidatonya, Mr. Soepomo memberikan penekanan pada karakteristik negara persatuan, kebersamaan atau populer sebagai paham integralistik. Secara garis besar dalam sidang ini Mr. Soepomo menyampaikan rumusan Pancasila sebagai berikut :

1) Persatuan 2) Kekeluargaan

3) Keseimbangan Lahir dan Batin 4) Musyawarah

5) Keadilan Rakyat

c. Ir. Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya yang terdiri dari lima asas sebagai berikut ini : 1) Kebangsaan Indonesia

2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3) Mufakat atau demokrasi

4) Kesejahteraan sosial

5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila” atas saran salah seorang teman beliau seorang ahli bahasa. Berikutnya Soekarno kelima sila tersebut bisa diperas menjadi “Tri Sila" yaitu: (1) sosio-nasionalisme yang merupakan sintesis dari Sila kebangsaan dengan peri kemanusiaan, (2) Sosio-demokrasi yang merupakan sintesis dari Sila mufakat atau demokrasi dengan Kesejahteraan Sosial, dan (3) Ketuhanan yang berkebudayaan. Kemudian Tri Sila tersebut dapat diperas lagi menjadi Eka Sila, yaitu Gotong Royong.


(45)

PPKn SMP KK C

33

pandangan hidup bangsa atau “Philosofhische grondslag” juga pandangan dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau dikenal sebagai “weltanschauung” dan di atas dasar itulah kita didirikan. Selanjutnya 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.

Dari sidang BPUPKI yang pertama, bisa ditarik kesimpulan bahwa segenap tokoh pendiri bangsa (founding fathers) berusaha untuk merumuskan dasar negara yang akan menjadi tumpuan utama bagi kokohnya bangsa Indonesia. Setiap tokoh walaupun memiliki pemikiran yang tidak persis sama, akan tetapi memiliki satu pemikiran yaitu untuk memberikan yang terbaik bangi bangsa, dimana setiap usulan yang ada tidak terlepas dari karakteristik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

2. Persamaan Usulan Dasar Negara Oleh Para Pendiri Negara

Walaupun rumusan Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh ketiga tokoh (Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno) terdapat perbedaan, akan tetapi rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi dan semangat yang menjiwainya.

Mr. Moh. Yamin mengemukakan bahwa Indonesia merupakan suatu negara kebangsaan dan berdasarkan kepada kebudayaan Indonesia. Walaupun dalam pidatonya tidak terdapat uraian terperinci mengenai lima dasar negara dan juga tidak dikemukakan nama Pancasila, akan tetapi dalam lampiran rancangan Undang-Undang Dasar Negara yang disampaikannya, ada terdapat perumusan mengenai lima dasar. Mr. Soepomo mengemukakan bahwa staatsidee dan rechtsidee itu harus selaras dengan struktur dan kebudayaan masyarakat. Negara Indonesia harus didasarkan kepada alam pikiran Indonesia. Pemikiran kedua tokoh tersebut sejalan dengan pemikiran yang disampaikan oleh Ir. Soekarno yang disampaikan dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengungkapkan ideologi kebangsaan mengenai dasar negara.

Selain persamaan tentang pandangan kebangsaan, ketiga tokoh tersebut dalam setiap pemikiran yang dikemukakan tidak pernah terlepas dari pentingnya nilai Ketuhanan dalam kehidupan bengsa Indonesia.


(46)

Kegiatan Pembelajaran 2

34

berbagai pandangan dari ketiga tokoh tersebut, antara lain :

1) Semua para pendiri bangsa berpikir tentang bagaimana memajukan suatu negara agar bisa menjadi makmur dan sejahtera

2) Ingin menyatukan NKRI, menciptakan kesetaraan sosial, membuat dasar negara yang kokoh dari ancaman bangsa lain, dengan kata lain sama sama memiliki cita cita besar untuk bangsa dan negara ini

3) Sama-sama mementingkan orang banyak/rakyat, tujuannya sebagai pemersatu, ada unsur Tuhan didalamnya, kesejahteraan rakyat, keadilan, bermusyawarah 4) Dasar negara harus selaras dengan struktur, budaya dan kepribadian bangsa.

3. Perbedaan Usulan Dasar Negara Oleh Para Pendiri Negara

Pada proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, selain terdapat beberapa persamaan pemikiran oleh para tokoh bangsa, terdapat pula berbagai perbedaan pendapat dan pandangan.

Tabel 5. Perbedaan Usulan Dasar Negara oleh Para Pendiri Negara

Mr. Moh. Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno

1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan

Rakyat.

1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan Lahir

dan Batin 4. Musyawarah 5. Keadilan Rakyat

1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau

Peri Kemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan yang

berkebudayaan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran mengenai rumusan Pancasila terus mengalami perkembangan selama sidang dilaksanakan. Terdapat perbedaan tiga ideologi yang melatar belakangi antara lain ideologi kebangsaan, ideologi Islam dan ideologi Barat Modern Sekular. Dengan semua perbedaan dan usulan yang ada, walaupun sempat mengalami kemacetan, akhirnya dapat disepakati melalui Panitia Sembilan yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai hubungan negara dan agama.

Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara yang diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter oleh Mr. Mohammad


(47)

PPKn SMP KK C

35

Yamin, yang merupakan persetujuan antara pihak Islam dan pihak kebangsaan. Panitia Sembilan telah berhasil mencapai satu persetujuan yang selanjutnya dicantumkan dalam suatu rancangan pembukaan atau preambule hukum dasar dan dilaporkan dalam sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945.

Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta, dapat dikemukakan sebagai beriku.

1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

4. Kesepakatan Para Pendiri Negara dalam Sidang PPKI

Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan sebelumnya oleh BPUPKI, antara lain:

1) Kata Mukadimah diganti dengan kata Pembukaan.

2) Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat “Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa.

3) Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat ".... menurut kemanusiaan yang adil dan beradab" diganti menjadi ".... kemanusiaan yang adil dan beradab".

4) Kalimat “… dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia …” dalam Piagam Jakarta diganti dengan “… dalam suatu UUD Negara Indonesia ....”

5) Pada pasal 6 ayat 1 yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia asli.

6) Pada pasal 29 ayat 1 dengan mencoret kalimat “dengan kewajiban dan lain-lain”.


(48)

Kegiatan Pembelajaran 2

36

7) Selanjutnya Moh. Hatta menjelaskan perubahan-perubahan berkenaan dengan pasal 4 ayat 2, pasal 5, pasal 6 ayat 2, pasal 7, pasal 8 ayat 1 dan ayat 2, pasal 9, pasal 33, pasal 24 pasal 25 dan pasal 26.

Berikut ini merupakan kronologi beberapa usulan perubahan yang terjadi dalam pembahasan Pembukaan:

Nama Usulan Keterangan

Hadi Koesoemo

Kata “menurut dasar kemanusiaan” diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adl dan Beradab

Usul diterima

Otto Iskandardinata Kata “pintu gerbang” dihilangkan saja Usul tidak diterima I Gusti Ktut Pudja

Kata “Atas berkat Rahmat Allah” pada alinea 3 diganti dengan “atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa”

Usul diterima

Tanggal 18 Agustus tercatat pula merupakan perjalanan sejarah paling menentukan bagi rumusan Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-Undang Dasar untuk negara Indonesia merdeka. Sementara rumusan Pancasila menjadi bagian dari preambul (pembukaan) Undang-Undang Dasar negara tersebut. Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting. Sore hari setelah kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima Nisyijima (pembantu Laksamana Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan Indonesia merdeka. Pesan tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah penguasaan Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan dengan rumusan sila pertama dan mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah.

Ketika itu Hatta menyadari bahwa penolakan terhadap pesan tersebut akan mengakibatkan pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru saja dicapai. Jika hal itu terjadi tidak menutup kemungkinan daerah (Indonesia) luar Jawa akan kembali dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Akhirnya bung Hatta dan beberapa


(49)

PPKn SMP KK C

37

tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan cepat selesai. Rumusan sila-sila Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI dapat dilihat selengkapnya dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

5) Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Rumusan inilah kemudian dijadikan dasar negara hingga sekarang bahkan hingga akhir perjalanan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR hasil pemilu. Jika mangubah dasar negara Pancasila berarti membubarkan negara hasil proklamasi (tap MPRS No. XX/MPRS/1966). Selanjutnya untuk mengamankan rumusan sila-sila Pancasila yang benar dan sah maka dikeluarkanlah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 tahun 1968 pada tanggal 13 April 1968 yang isinya menegaskan bahwa pengucapan dan penulisan Pancasila adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dikeluarkan Tap MPR No.


(50)

Kegiatan Pembelajaran 2

38

XVII/MPR/1998 tentang Penegasan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan dinyatakan didalamnya bahwa Pancasila mengandung makna sebagai ideologi nasional dan sebagi cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

5. Nilai Juang Nilai Juang dalam Proses Perumusan Pancasila

Berdasarkan uraian materi di atas, proses perumusan Pancasila melewati tahapan yang tidak mudah, dikarenakan terdapat berbagai pendapat dan pandangan yang berbeda. Tanpa melalui rasa persatuan dan semangat kemerdekaan, segala perbedaan yang ada dapat semakin menghancurkan bangsa Indonesia yang pada saat itu sedang berjuang dalam meraih kemerdekaannya. Dengan sikap kenegarawanan para tokoh, pada akhirnya proses perumusan Pancasila dapat mencapai kesepakatan bersama, yang dijadikan sebagai landasan bagi bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan karya besar para tokoh-tokoh besar pendiri negara yang “digali” dari ibu Pertiwi. Hasil “renungan” sedalam-dalamnya dari dalam hidup dan kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu kala. Konsensus bersama, janji para pahlawan tokoh nasional, komitmen untuk menjadi suatu sistem yang diyakini kebenarannya, serta menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai luhur Pancasila terlahir dari sikap dan tindakan luhur para bapak bangsa. Mustahil pikiran besar lahir dari manusia yang tidak memiliki konsepsi besar, jiwa besar, kemampuan membaca tanda-tanda jaman dalam memperjuangkan masa depan menjadi lebih baik. Namun tetap kuat berakar pada jati diri kepribadian bangsa sendiri sosio-budaya sendiri. Karena itulah generasi penerus perlu meneladani menjadikannya “panutan” dalam bertutur, bersikap, bertindak dalam kehidupan sehari-hari.


(51)

PPKn SMP KK C

39

Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

a. Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara

b. Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:

1) Mencermati uraian materi di atas tentang persamaan dan perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara

2) Peserta membentuk kelompok (idealnya anggota kelompok berjumlah 5-6 orang). Masing-masing kelompok menerima tugas yang berbeda, yaitu:Kelompok ganjil (1,3 dan 5) mengidentifikasi persamaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara. Kelompok genap (2,4 dan 6) mengidentifikasi perbedaan usulan dasar negara oleh para pendiri negara (LK 2.1)

3) Hasil diskusi dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi

c. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas dan Refleksi

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual 4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas


(52)

Kegiatan Pembelajaran 2

40

b. Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK 2.2 yang ada.

c. Kegiatan In 2

1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Latihan/ Kasus /Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut.

Aktivitas : Menguraikan persamaan dan perbedaan usulan dasar negara LK. 2.1. Persamaan dan perbedaan usulan dasar negara

1. Buatlah telaah tentang beberapa persamaan pandangan dari ketiga tokoh perumus Pancasila!

2. Buatlah telaah tentang beberapa perbedaan pandangan dari ketiga tokoh perumus Pancasila!

LK 2.2 Kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara

1. Identifikasikan kesepakatan yang terjadi atas perbedaan usulan dasar negara! 2. Membuat analisis 1-2 halaman terkait dengan persamaan dan perbedaan


(53)

PPKn SMP KK C

41

3. Menganalisis dalam 1-2 halaman tentang dihilangkannya kata dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya pada sila 1 dan diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa

Tes Formatif untuk Umpan balik

1. Tokoh dibawah ini yang mengusulkan rumusan dasar negara adalah.... A. Ir Soekarno dan Drs.Moh Hatta

B. Ir Soekarno dan Mr Muhamad Yamin C. Drs.Moh Hatta dan Mr Muhamad Yamin D. Drs.Moh Hatta dan Mr Supomo

2. Ir. Soekarno dan Muh. Yamin memiliki persamaan dalam menyampaikan usulan tentang dasar negara yakni berkaitan dengan ....

A. Keseimbangan lahir batin C. Ketuhanan

B. Keadilan rakyat D. Kekeluargaan

3. Pernyataan :

1) Adanya diskriminasi bagi warga negara yang beragama non Islam 2) Bangsa Indonesia tidak hanya Islam, tetapi bermacam-macam

agama yang dipeluk warganya

3) Bangsa Indonesia banyak yang muslim

4) Ada yang berkeberatan dengan isi dari rumusan dasar negara tersebut

Dari pernyataan tersebut, yang merupakan alasan perubahan sila rumusan dasar negara pada Piagam Jakarta yang menyebutkan bahwa: “...dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” ditunjukkan pada nomor ....

A. 1,2 dan 3 C. 1, 3 dan 4

B. 1,2 dan 4 D. 2, 3 dan 4

4. Kebangsaan Indonesia Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang Berkebudayaan. Usulan dasar Negara menurut...

A. Mr Mohamad Yamin C. Ir Sukarno

B. Mr Soepomo D. Drs. Mohamad Hatta 5. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan persatuan Indonesia, Rasa

kemanusiaan yang adil dan beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Usulan dasar Negara menurut...

A. Mr Mohamad Yamin C. Ir Sukarno


(1)

PPKn SMP KK C

297

Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah).

Jakarta : Rajawali Pers.

Sekretariat Jendar MPR RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum; Jakarta: CV Rajawali

Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni

Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Sukarnyana, 2002.Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Proyek Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang,

Supandi, 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Suseno, Franz Magnis. 2008. Etika Kebangsaan Etika Kemanusiaan: 79 Tahun Sudah Sumpah Pemuda. Yogyakarta: Kanisius

Suwirta,Andi. Memaknai Peristiwa Sumpah Pemuda Dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia Dalam Perspektif Pendidikan. Sipatahoenan: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, 1(1) April 2015

Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta

Thaib, Dahlan. 1998. Reformasi Hukum Tatanegara; Mencari Model Alternatif Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: UII Press

Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Tutik, Titik Triwulan. 2010. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.


(2)

Daftar Pustaka

298

Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Wulandeltapkn, Sabtu 25 Pebruari ( 2015 ), Perubahan UUD Negara RI 1945 Yuda AR, Hanta. 2010. Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke

Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zoelva, Hamdan. 2002. Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah Perubahan UUD 1945. Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI.


(3)

PPKn SMP KK C

299

Glosarium

Afeksi Perasaan dan emosi yg lunak bangsa laindengan maksud untuk memperluas negara itu dapat mewakili danmenjadi contoh dari teori tersebut atau orang

Dasar Negara Pondasi bagi berdirinya suatu negara, sumber pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan atau sumber segala peraturan yang ada dalam suatu negara

Diplomasi Seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut

diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi

Eksponen Orang yang menerangkan atau menafsirkan suatu teori

Imperialisme Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk kembali

Kolonialisme Paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar

Momentum Saat yang tepat

Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati

Orde baru Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Suharto

Orde lama Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Sukarno

Otoriter Kekuasaan yang dipegang sendiri dengan sewenang-wenang

Penilaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Psikomotorik Berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan

Rakyat kumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah Negara

Reaktualisasi Proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali

Revitalisasi Proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan

Revolusi Perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial)

Rezim Pemerintahan yang berkuasa


(4)

Glosarium

300

Warga negara rakyat yang menetap di suatu wilayah negara tertentu, yang memiliki hak dan kewajian dalam hubungannya dengan Negara

yang dilakukandengan cepat yang menganut teori


(5)

(6)