Model Pembelajaran KAJIAN TEORI

37 6 Internalisasi nilai atau aternalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki sesorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. c. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Hasil belajar ranah psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan skill, kemampuan benrtindak individu seseorang. Ada enam tingkat keterampilan yakni: 1 Gerakan refleks ketermpilan pada gerakan yang tidak sadar 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3 Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain. 4 Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. 6 Kemampuan yang berkenaan dengan no descursive komunukasi seperti gerakan ekspresif, interpretative Sudjana, 2009: 54 Berdasarkan kajian hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami belajar yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pada penelitian ketarampilan menyimak cerita rakyat berbahasa Jawa melalui model NHT dengan media audio visual siswa kalas VB SDN Bendan Ngisor Semarang menggunakan penilaian ranah kognitif.

2.1.7 Model Pembelajaran

Numbered Heads Together NHT 2.1.7.1 Pengertian Model pembelajaran Banyak ahli yang mengemukakan pengertian model pembelajaran. Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman, 2011: 133 bahwa model pembelajaran 38 adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan- tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajan, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas Suprijono, 2012: 46. Berdasarkan kajian model pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu cara sebagai pedoman pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang didalamnya termasuk tujuan- tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajan, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. 2.1.7.2. Model NHT Beberapa ahli mengemukakan pengertian model NHT . Menurut Hamdani 2011: 89 NHT adalah model belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Iru dan Arihi 2012: 59 mengemukakan pembelajaran kooperatif NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan tingkat akademik. 39 Penomoran berfikir bersama atau NHT menurut Trianto 2007: 62 adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Hamdani 2011: 90 mengemukakan kelebihan dan kelemahan menggunakan model NHT. Kelebihanya antara lain; 1 s etiap siswa menjadi siap semua 2 siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh 3 siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kekuranganya antara lain; 1 kemungkinan nomor yang sudah dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru 2 tidak semua anggota kelompoki dipanggil oleh guru. Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah dalam pembelajaran. Langkah-langkah model NHT adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor b. Guru memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok dan disuruh untuk mengerjakan c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakan d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka e. Siswa lain diminta untuk member tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain f. Simpulan 40

2.1.8 Media Pembelajaran Audio Visual

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS V SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 9 273

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MODEL NUMBER HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS V SDN SUKOREJO 02

0 5 174

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BERAKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS VA SDN BENDAN NGISOR SEMARANG

2 58 310

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V

0 3 12

PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII-3 SMP NEGERI 1 NGANJUK.

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO DI KELAS V SDN 30 PONTIANAK SELATAN

0 0 7

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN

1 0 209