2.2. Pneumonia pada Balita 2.2.1 Definisi
Pneumonia adalah suatu proses infeksi pernapasan akut yang mengenai jaringan paru-paru alveoli yang sering terjadi pada masa kanak-kanak terutama
pada masa balita dan masa kanak-kanak awal. Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang
disebut dengan bronkopneumonia. Dalam pelaksanaan Pemberantasan penyakit ISPA semua bentuk pneumonia baik pneumonia maupun bronkopneumonia
disebut pneumonia Kemkes RI,2010, Wong, 2009. Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi
yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi dan darah yang
dialirkan kesekitar alveoli tidak dapat berfungsi. Hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan paru-paru yang sakit. Somantri, 2007.
2.2.2 Etiologi
Sebaguan besar penyebab pneumonia adalah mikroorganisme virus, bakteri, dan sebagian kecilnya oleh penyebab lain seperti hidrokarbon minyak
tanah, bensin, atau sejenisnya dan masuknya makanan, minuman, isi lambung ke dalam saluran pernapasan aspirasi. Mikroorganisme tersering sebagai penyebeb
pneumonia adalah virus, terutama Respiratory Syncial Virus RSV yang mencapai 40 ; sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan terutama Streptococcus
pneumonia dan Haemophilus influenza tipe b Hib Misnadiarly, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pneumonia berbeda-beda tergantung usia anak dan organisme penyebabnya. Secara umum, tanda dan gejala pneumonia dapat berupa
batuk kering sampai produktif, demam tinggi 39 ⁰C- 40⁰C, frekuensi pernapasan
meningkat sebanyak 40 sampai 80 kali per menit pada bayi dan 30 sampai 50 kali pada balita, pernapasannya sulit dan cepat, nyeri dada, adanya tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam Shulte, 2001, pelebaran lubang hidung pernapasan cuping hidung, mengi atau wheezing, bibir atau kuku menjadi biru yang
disebabkan oleh penurunan oksigen dalam aliran darah, kehilangan nafsu makan dan kurang bergairah dari biasanya Steven, 2004.
2.2.4 Klasifikasi Pneumonia
WHO 2002 mengklasifikasikan pneumonia pada balita berdasarkan gejala klnisnya. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut , yaitu Pneumonia sangat
berat, ditandai dengan batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis, tidak dapat minum dan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
Pneumonia berat, ditandai dengan batu atau kesulitan bernapas dan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam tanpa disertai sianosis dan dapat minum.
Pneumonia, ditandai dengan adanya batu dan pernapasan cepat tanpa penarikan dinding dada. Untuk anak dengan usia 2 bulan sampai 12 bulan pernapasannya
lebih dari 50 kali per menit, untuk anak usia 12 bulan sampai 5 tahun pernapasannya lebih 40 kali per menit. Bukan pneumonia, ditandai dengan batuk
tanpa pernapasan cepat atau tarikan dinding dada. Pernapasan seharusnya lebih
Universitas Sumatera Utara
50 kali per menit pada anak usia 2 bulan hingga 12 bulan; kurang dari 40 per menit pada anak usia 12 bulan hingga 5 tahun.
2.2.5 Cara Penularan