Membangun Kerjasama Tim
26 Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membangun kerjasama
Tim adalah perlunya meningkatkan kerja sama Tim yang efektif. Kunci utamanya adalah adanya komunikasi yang efektif akan
dibahas dalam mata sajian komunikasi yang efektif, mendengarkan secara aktif, mampu memotivasi anggota Tim
serta menyelesaikan konflik secara efektif. Teknik penanganan konflik akan dibahas dalam pokok bahasan berikutnya.
F. Latihan
1. Sebelum membahas Bab III Widyaiswara memandu peserta
Diklat dengan membagi peserta ke dalam 4 empat kelompok, masing-masing kelompok mendapat tugas untuk
membuat “rumah dengan media yang telah disediakan“. Sebelum melaksanakan kegiatan peserta diminta untuk
berdiskusi dalam menentukan strategi kerjasama; 2.
Selama peserta bekerja, Widyaiswara mengamati perilaku peserta sebagai bahan proses;
3. Setelah seluruh tugas selesai dilaksanakan pembahasan
sebagai berikut: 4.
Mengapa kelompok A berhasil dan kelompok B kurang berhasil?
5. Hal-hal apakah yang membuat Tim bisa berhasil?
6. Bagaimanakah peran anggota Tim agar Timnya berhasil?
7. Akhiri sesi ini dengan menggunakan ceramah seperti yang
tertuang di dalam Bab III.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
27
G. Rangkuman
Dalam rangka menerapkan kerjasama dalam membangun sebuah Tim yang dinamis perlu mengacu pada pengertian Tim dinamis. Tim
dinamis adalah Tim yang berkinerja tinggi,Tim yang memanfaatkan energinya secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu. Tim yang
penuh percaya diri, Tim yang saling tergantung satu sama lain. Adapun unsur-unsur Tim yang dinamis antara lain adalah
menyatakan secara jelas misi dan tujuannya, beroperasi secara kreatif, memfokuskan pada hasil, memperjelas peran dan tanggung
jawab, diorganisir secara baik, dibangun diatas kekuatan individu, saling
mendukung kepemimpinan
anggota yang
lain, mengembangkan iklim Tim, menyelesaikan ketidaksepakatan,
berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif, mengevaluasi efektifitasnya sendiri. Untuk mencapai Tim yang
dinamis tentu saja mengacu pada perkembangan Tim dan perlunya membangun rasa kebersamaan dan mampu
menumbuhkan kebanggaan Tim.
H. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara lisan dengan panduan sebagai berikut: 1
Bagikan sebuah kertas kecil kepada masing-masing peserta Diklat dengan ukuran 15 x 20 cm
2 Berikan penugasan “Tuliskan hal-hal apakah yang sudah Saudara
peroleh selama hari ini “ Waktu 5 menit. 3
Berikan kesempatan untuk mengerjakannya. Setelah selesai peserta dikelompokan untuk menuliskannya dikertas HVS.
Membangun Kerjasama Tim
28 4
Masing-masing kelompok menyajikan di papan tulis. 5
Widyaiswara menyimpulkan sesuai dengan hasil peserta Diklat dan mengkaitkannya dengan pokok bahasan yang telah dibahas.
29
BAB IV PEMECAHAN MASALAH SECARA
WIN-WIN SOLUTION
Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan Teknik
pemecahan masalah secara win-win solution.
A. Pengertian dan Respon Terhadap Konflik
Dalam suatu Tim yang berinteraksi satu sama lain dalam mencapai tujuannya selalu mengalami perbedaan pendapat.
Perbedaan Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu memahami bahwa konflik atau
ketidaksepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk konflik bersifat netral.
Konflik akan menghancurkan kemajuan Tim jika dibiarkan tidak
Membangun Kerjasama Tim
30 terkelola, tetapi juga dapat mengarah pada pengambilan
keputusan yang mantap jika dikelola secara efektif. Hasil dari suatu konflik sangat tergantung pada bagaimana Tim
mengelolanya. Lalu apa sebanarnya yang dimaksud dengan konflik? Isyarat apakah yang merupakan gejala konflik dalam
suatu Tim? Bagaimana konflik merebak dan bagaimanakah respon terhadap konflik? Dalam pokok bahasan inilah akan
dibahas hal tersebut. Sebelum Saudara membaca pokok bahasan ini silahkan Saudara
merenungkan terlebih dahulu hakekat tentang konflik menurut pikiran saudara.
Apabila Saudara mendengar kata konflik apa yang terpikirkan dalam benak Saudara dan bagaimanakah
perasaan Saudara? Dari jawaban saudara tersebut silahkan diidentifikasi mana
perasaan yang cenderung positif dan mana yang cenderung negatif. Kecenderungan dari kita adalah konflik berkonotasi
negatif. Kata konflik menimbulkan kesan tidak menyenangkan. Reaksi
kita pada umumnya adalah negatif. Pada umumnya merupakan bahaya dan menyakiti perasaan orang lain. Kita cenderung
menghubungkan konflik dengan kekerasan, krisis, perkelahian, perang, kalah, menang, kehilangan kendali dan lain sebagainya.
Kebanyakan dari kata-kata ini memberikan gambaran adanya
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
31 kerusakan besar, merasa disakiti, dan hubungan menjadi rusak.
Haruskah demikian? Lalu apa sebenarnya konflik tersebut?
Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih perorangan atau kelompok yang terjadi apabila salah satu pihak merasa
kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi Modul Leadership Laboratory, Lembaga Administrasi Negara.
Selanjutnya Hanmer dan Hogan dalam bukunya How to Manage Conflik
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah segala macam bentuk pertikaian yang terjadi dalam
organisasi, baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok yang bersifat antagonis.
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa konflik terkait dengan persepsi pihak yang bersangkutan yang
merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang- halangi, terlepas dari atau tidak ada halangan tersebut. Apabila
konflik ini kita biarkan maka akan menghancurkan kemajuan Tim, namun juga dapat mengarahkan pada pengambilan
keputusan yang mantap bila dikelola dengan baik. Hasil dari suatu konflik tergantung pada bagaimana mengelolanya. Untuk
itu perlu mengenali konflik secara dini. Isyarat adanya konflik antara lain:
Membangun Kerjasama Tim
32 Anggota kelompok memberikan komentar dan saran dengan
penuh emosi Anggota Tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan
tersebut diselesaikan Anggota Tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami
masalah yang sebenarnya,Anggota Tim selalu beroperasi dan menolak untuk berkompromi dan
anggota Tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya.
Sukses Melalui Kerjasama Tim, Richart Chang, PT Pustaka Binaman Pressindo, Hal. 30.
Konflik akan tambah merebak apabila: √
Tindakan bermusuhan; Anggota Tim memasuki permainan menang kalah;
Mereka lebih senang memenangkan kemenangan pribadi daripada memecahkan masalah.
√ Memegang posisinya dengan kuat;
Anggota Tim tidak melihat perlunya mencapai tujuan yang menguntungkan,
mereka memegang
teguh posisinya,
mempersempit komunikasi dan membatasi keterlibatannya satu sama lain.
√ Keterlibatan emosional
Anggota Tim mempertahankan posisinya secara emosional.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
33 Tidak setiap orang merespon terhadap konflik dengan cara yang
sama, respon tersebut antara lain 1 konfrontasi agresif, 2 melakukan manuver negatif, 3 penundaan terus menerus serta 4
bertempur secara pasif. Namun ada pula anggota Tim merespon dari segi positif. Apabila hal ini yang terjadi maka pemecahan konflik
mengarah ke hal yang positif. Respon tersebut adalah mengarahkan energi secara sehat dan langsung untuk memecahkan masalah atau
tidak ada reaksi secara emosional, melakukan upaya dan menanggapinya dengan cara rasional. Respon yang tepat ini akan
memperkuat Tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi konflik.
Untuk itu maka perlu melihat konflik tidak selalu mengandung resiko, tetapi juga merupakan kesempatan-kesempatan yang bersifat
petualangan, tantangan, kegembiraan dan kesempatan-kesempatan. Menurut Bolton dalam bukunya Manajemen konflik sumber-sumber
konflik adalah sebagai berikut: 1.
Menghalangi pencapaian sasaran perorangan; 2.
Kehilangan status; 3.
Kehilangan otonomi atau kekuasaan; 4.
Kehilangan Sumber-sumber; 5.
Merasa diperlakukan tidak adil; 6.
Mengancam nilai dan norma; 7.
Perbedaan persepsi dan lain sebagainya
Membangun Kerjasama Tim
34
B. Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik