Jenis Penelitian Model Penelitian

26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas classroom action research. Ciri utama dari penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki pelaksanaan praktik pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kolaboratif. Penelitian tindakan kolaboratif merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pelaksana tindakan pengajar dan peneliti bertindak sebagai observer serta perancang tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan permasalahan pada siswa kelas 5 SD Kanisius Pugeran yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Peneliti bermaksud memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas classroom action research, dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Kanisius Pugeran Melalui Metode Kunjung Karya dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Model Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas classroom action research. Menurut Burns lewat Madya, 2007: 8, penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan 27 pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi, dan orang awam. Penelitian tindakan kelas yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Model Kemmis McTaggart. Rancangan Kemmis Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan plan, pelaksanaan dan pengamatan act observe, dan refleksi reflect. Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci mengenai prosedur penelitian dalam penelitian ini: 1. Pratindakan Pra Siklus Pada tahap ini peneliti bersama kolaborator dalam hal ini guru, menetapkan alternatif tindakan dalam upaya peningkatan motivasi siswa khususnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pertama mahasiswa peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran IPA di dalam kelas 5. Hal-hal yang didiskusikan masalah yang dirasakan oleh guru ketika kegiatan pembelajaran sehari-hari. Dari hasil diskusi, didapat kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, keaktifan siswa masih didominasi oleh beberapa siswa saja. Siswa yang lain yang berada didalam kelas hanya berdiam diri dan tidan banyak aktif terlibat dalam kegiatan diskusi kelas yang dilakukan oleh guru. 28 Selain berdiskusi, mahasiswa peneliti juga mengadakan observasi untuk mengetahui keadaan siswa saat kegiatan belajar mengajar. Setelah mengetahui pelaksanaan pembelajaran dan tingkat motivasi siswa saat pembelajaran, guru dan mahasiswa peneliti merancang skenario pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kunjung karya yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Agar implementasi tindakan sesuai dengan yang diinginkan, guru dan peneliti juga mempersiapkan materi dan sarana pendukung pelaksanaan pembelajaran. Sarana pendukung yang dipakai adalah penyusunan tempat duduk dan karya siswa. 2. Siklus I a. Rencana Tindakan Pada rencana tindakan siklus I ini, peneliti hanya sebagai pengamat dan guru sebagai pelaksana tindakan. Pada tahap ini, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain: 1 Menyusun RPP 2 Menyiapkan media, alat dan bahan yang sesuai dengan materi. 3 Menyusun lembar observasi. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini guru berperan sebagai pelaksana tindakan sedangkan peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Secara garis besar pelaksanaan tindakan dilakukan sebagai berikut. Pada awal pembelajaran 29 guru memberikan sedikit penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari oleh siswa pada hari ini, kemudian guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa. Guru menjelaskan tentang tata cara melaksanakan kegiatan pembelajaran yang akan diikuti siswa. Guru kemudian memberikan sebuah permasalahan yang berbeda pada setiap kelompok kecil siswa. Siswa diminta menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru bersama kelompok kecilnya selama 30 menit. Kemudian setelah kegiatan diskusi oleh kelompok kecil guru meminta 2 orang perwakilan dari masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke kelompok selanjutnya. c. Observasi Saat pembelajaran IPA berlangsung dengan metode kunjung karya, mahasiswa sebagai peneliti mengamati kegiatan pembelajaran dengan mengamati dengan seksama aktivitas yang menunjukan motivasi belajar siswa, suasana pembelajaran, perilaku siswa dan reaksi siswa terhadap penggunaan metode pembelalajaran kunjung karya dalam kegiatan pembelajaran. Pengamatan tersebut kemudian didokumentasikan dalam catatan lapangan. Selain dari mahasiswa peneliti, guru juga membuat catatan- catatan mengenai motivasi belajar siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA berlangsung. 30 d. Refleksi Tahap refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti dan guru akan menganalisis seberapa jauh tindakan yang telah dilakukan dapat menghasilkan perubahan. Kolaborasi yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru akan memberikan peranan penting dalam memutuskan seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan dan mendiskusikan mengenai hal-hal yang dirasa masih perlu untuk diperbaiki atau dirasa cukup. Apabila masih terdapat kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan, maka peneliti dan guru mengatasinya dengan membuat perencanaan kembali pada siklus selanjutnya.

3. Siklus II