II . TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Agrowisata
Menurut  Asiasi  Wisata  Agro  Indonesia  2004  Agrowisata  merupakan  suatu
bentuk wisata yang sangat spesifik, dimana pengunjung dapat menikmati keindahan dan keunikan  alami  skaligus  menikmati  produk  agro  atau  dapat  tingggal  dilingkungan
pertanian,  terlibat  dalam  proses  produksi  yang  kesemuanya  dilakukan  untuk  dapat mengalami  menikmati  ,  mempelajari  dan  menghayati  bagian  dari  kehidupan  keseharian
yang berlangsung di suatu lingkungan pertanian. Agrowisata merupakan pemasaran langsung produk pertanian karena para petani
dapat  menjual  secara  langsung  hasil  pertaniannya  tanpa  melalui  saluran  distribusi. Menurut Harahap 2006 agrowisata yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah : 1
wisata  daerah  perkebunan  yang  dapat  dilakukan  mulai  kegiatan  pra  produksi  seperti: pembibitan, pemeliharaan dan pasca produksi seperti : pengelolaan dan  pemasaran,   2
Wisata pertanian di daerah tanaman pangan dan hias paket yang menyediakan kunjungan tanaman  pangan  seperti  :  padi,  kebun  buah,  kebun  bunga,  dll.  3  Wisata  Daerah
perikanan  dapat  menyaksikan  teknologi  budidaya  ikan  dan  aktifitas  perikanan  seperti memancing  dan  menjaring.  4  Wisata  Daerah  Peternakan  merupakan  kegiatan  wisata
yang bertujuan untuk mempelajari cara-cara berternak tradisional maupun secara modern seperti pada peternakan unggas, sapi perah, dan ternak potong.
2.2. Agrowisata Sebagai Potensi Agribisnis di Bali
Agrowisata  memilliki  prospek  yang  sangat  cerah  untuk  diperhatikan.  Pariwisata mempekerjakan  204  juta  orang  di  seluruh  dunia,  atau  satu  dari  sembilan  pekerja,  10,6
persen dari angkatan kerja global. Pariwisata adalah penyumbang ekonomi terkemuka di
dunia  menghasilkan  10,2  persen  produk  nasional  bruto  dunia.  Disamping  itu  pariwisata adalah  produsen  terkemuka  untuk  pendapatan  pajak  sebesar  655  miliar  US  dolar.
Pariwisata  adalah  industri  terbesar  di  dunia  dalam  hal  keluaran  bruto,  mendekati  3,4 triliun  US  dolar.  Pariwisata  merupakan  10,9  persen  dari  semua  belanja  konsumen,  10,7
persen dari semua investasi modal, dan 6,9 persen dari semua belanja pemerintah. Antara tahun 1990 - 1993 pekerjaan dalam bidang pariwisata berkembang 50 persen lebih cepat
daripada  pekerjaan  dunia.  Pariwisata  akan  menghasilkan  144  juta  pekerjaan  di  seluruh dunia sampai tahun 2005 dimana diantaranya 112 juta pekerja berkembang dengan pesat
di Asia Pasifik. Jika dikelola dengan baik, pariwisata akan mampu menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar Indonesia. Oleh karena itu agribisnis-agrowisata  menjadi
potensi  yang  sangat  penting  dalam  menyediakan  lapangan  kerja  dan  meningkatkan pendapatan  petani  di  Indonesia.  Kendala  yang  dihadapi  adalah  sumber  daya  manusia
dalam segala aspeknya yang belum memadai. Agrowisata  tidak  sama  dengan  wisata  agro.  Wisata  agro  merupakan  kegiatan
wisata yang bertujuan untuk memberi kepuasan kepada wisatawan dengan cara memberi suguhan keunikan dan keindahan sektor pertanian. Penekanannya  adalah  pada kepuasan
wisatawan  tanpa  memperhatikan  kepuasan  petani.  Oleh  karena  itu  petani  dan  pertanian hanya dijadikan monumen tontonan wisatawan atau menjadi obyek wisata. Dalam wisata
agro petani hanya menjadi obyek pariwisata bukan sebagai subyek pariwisata. Kegiatan  Wisata  agro  merupakan  bagian  dari  sistem  Agrowisata  dan  tetap  perlu
ada.  Agrowisata  adalah  suatu  sistem  kegiatan  terpadu  dan  terkoordinasi  untuk mengembangkan  sektor  pariwisata  sekaligus  dengan  sektor  pertanian  untuk  memelihara
kelestarian  lingkungan  dan  meningkatkan  kesejahteraan  petani.  Dalam  sistem  ini
pariwisata dan pertanian harus diletakkan dalam satu lingkaran sistem yang utuh. Dunia pariwisata  sering  mengabaikan  ini  malahan  cendrung  mengobyekkan  pertanian  untuk
kesenangan  pariwisata.  Pelaku  pariwisata  sering  tidak  merasakan  hutang  budi  petani sebagai  basis  budaya  yang  justru  menyuburkan  pariwisata.  Pariwisata  mustahil  bisa
berkembang  jika  tanpa  petani,  karena  petanilah  yang  menjadi  pelaku  dan mengembangkan  kebudayaan.  Tanpa  ikut  campur  pemerintah,  maka  mustahil  sektor
pariwisata  memitrakan  pertanian  dengan  sejajar  dan  mustahil  pula  pertanian  memasuki sendiri  menjadi  mitra  pariwisata.  Oleh  karena  itu  tiga  komponen  yaitu  pemerintah
regulasi,  pertanian  produsen  dan  dunia  usaha  ekonomi  harus  memiliki  hubungan kemitraan  yang  bolak  balik.  Dengan  demikian  dalam  agrowisata  sekaligus  dibahas
masalah agribisnis, agropolitik, agroindustri, agroekosistem dan pertanian berkelanjutan. Pariwisata  harus  memiliki  dimensi  yang  kuat  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  rakyat
banyak. Dengan demikian pengembangan agrowisata harus diarahkan pada bentuk bisnis pertanian  rakyat,    bukan  pertanian  konglomerasi.  Hal  ini  disebabkan  karena  dampak
negatif dari pariwisata biasanya paling banyak menyentuh rakyat kecil yaitu petani.
2.3. Kendala Melaksanakan Agrowisata