Berat Badan Menurut Umur BBU Penghitungan dan Pengkategorian Status Gizi Berdasarkan Berat

33 Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001:21.

2.5.3 Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan. Berat badan menggambarkan ukuran jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tubuh. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001:39.

2.5.4 Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001:38. Semakin bertambah umurnya maka berat badan dan tinggi badan juga akan ikut bertambah sehingga kebutuhan akan gizi bertambah.

2.5.5 Berat Badan Menurut Umur BBU

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang secara cepat 34 atau lebih lambat dari keadaan normal. Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Karena karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini current nutritional status. Berat badan menurut umur BBU mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Kelebihan dari BBU adalah: 1 Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum 2 Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis 3 Berat badan dapat berfluktuasi 4 Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil 5 Dapat mendeteksi kegemukan over weight Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan acuan mengapa pengukuran status gizi sering menggunakan BBU. Sedangkan kelemahan dari BBU adalah: 1 Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites. 2 Pada daerah pedesaan yang terpencil dan tradisional, umur sulit ditafsirkan secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik 3 Memerlukan data umur yang akurat 4 Terjadi salah pengukuran 5 Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001:57. 35 Perhitungan secara antrophometri terutama berat badan menurut umur sering digunakan karena mudah cara menghitungnya.

2.5.6 Penghitungan dan Pengkategorian Status Gizi Berdasarkan Berat

Badan Menurut Umur BBU Perhitungan dari berat badan menurut umur adalah menggunakan persen terhadap median, nilai median itu sendiri dapat dilihat berdasarkan tabel baku mutu WHO-NCHS. Secara garis besarnya dapat dilihat berdasarkan rumus sebagai berikut: terhadap median BBU = 100 × median Nilai badan Berat Keterangan : BB : Berat badan dalam ukuran kilogram Median : Lihat pada tabel median BBU baku WHO-NCHS Tabel 4 Klasifikasi Status Gizi Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI tahun 1999 Kategori 1 Cut of point 2` Gizi lebih 120 median BBU baku WHO-NCHS Gizi baik 80-120 median BBU baku WHO-NCHS Gizi sedang 70-79,9 median BBU baku WHO-NCHS Gizi kurang 60-69,9 median BBU baku WHO-NCHS Gizi buruk 60 median BBU baku WHO-NCHS laki-laki dan perempuan sama Sumber : I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001:76. 36

2.6 Kesegaran Jasmani