Siswa usia 13 - 15 tahun

49

2.9 Siswa usia 13 - 15 tahun

Anak laki-laki menunjukan perkembangan tinggi badan yang tidak seimbang dengan kemampuan fisiknya, terutama otot tungkai dan anggota badan bagian atas. Karena itu pada puncak pertumbuhan terjadi gangguan pada keseimbangan. Anak sering sekali mudah terjatuh, hal ini berakibat buruk bagi tugas keseimbangan. Pada masa ini pembinaan kekuatan yang sepadan tidaklah membahayakan, namun tetap diingat penggunaan beban yang terlampau berat di luar batas toleransi dapat berakibat negatif yang menyebabkan jaringan epipesis terhenti pertumbuhannya Rusli Lutan dkk, 2004 : 50. Pada anak usia SLTP atau SLTA misalnya, kondisi fisik mereka sudah mulai berkembang pesat seperti kekuatan, kecepatan dan daya tahan sehingga ia lebih siap menerima beban latihan yang lebih berat. Cabang olahraga sepak bola memerlukan pentahapan didalam masa belajar, spesialisasi dan usia puncak prestasi. Ada kecenderungan dari beberapa pelatih yang kurang memperhatikan usia atlet yang memberikan volume dan intensitas latihan yang tinggi serta dengan spesialisasi yang tinggi pula. Pertahanan dipandang sebagai suatu siklus yang terkait dengan sistem pembinaan, manajemen pelatih dan identifikasi bakat. Pertahanan ini merupakan patokan umum yang tentunya merupakan variasi. Tabel 5 Tahap-Tahap Mulai Belajar, Spesialisasi Dan Usia Puncak Berprestasi. Cabang Olahraga Usia Permulaan Olahraga Usia spesialisasi Usia Puncak Prestasi Puncak Sepak bola 10-12 tahun 11-13 tahun 18-24 tahun Rusli Lutan dkk, Dasar-Dasar Kepelatihan 2000 : 24. 50 Menurut Rusli Lutan dkk 2000 : 47-48. Pembinaan perlu memahami tingkat kesiapan atlet muda yang dibinanya tentu saja berdasarkan kajian terhadap karakteristik peserta didik atau atlet muda itu, pembinaan dapat meningkatkan program yang sesuai dengan beberapa penekanan. Meskipun secara umum selalu dikemukakan para ahli, program itu mencakup : 1 Program umum bertujuan mengembangkan seluruh aspek kemampuan terutama kemampuan fisik dalam konsep pembinaan multilateral. 2 Pembinaan khusus yang dilanjutkan pada pembinaan cabang yang ditekuni atlet yang bersangkutan.

2.10 Hubungan status Gizi dan Kesegaran Jasmani Terhadap Siswa Sepak Bola.