jumlah bahan pustaka yang tersedia dari masing-masing kurikulum. Perencanaan pengadaan bahan pustaka di MTs dan MA Nurul Ummah
133
seperti buku cetak pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, dan lainnya. pendukung kurikulum kemenag dan atau kurikulum pondok pesantren seperti
buku cetak Quran Hadist, Fiqih, Bahasa Arab, dan lainnya. pendukung kurikulum muatan lokal seperti Alquran dan terjemahnya, kamus bahasa jawa, buku cetak
bahasa jawa, dan lainnya. Bahan pustaka di MA Nurul Ummah untuk kurikulum pondok pesantren itu
dalam arti aswajah, ahlussunah waljamaah, kalau untuk model penyajiannya apa yang akan diberikan pada siswanya, itu masih sangat tergantung pada gurunya,
guru yang mengolah bagaimana penyampaian materi yang mencakup perpaduan kurikulum yang satu dengan yang lainnya. Kalau untuk ketersediaan bukunya itu
buku-buku aswajah ke NU-an yang berbau-bau pesantren. Kalau untuk bahasa arabnya aqidah akhlaknya sejarahnya dan lainnya itu nanti masih bergantung
bagaimana gurunya memberikannya. Masih dalam olahan guru masing-masing. Kalau untuk buku. Tapi kalau untuk pelajaran umum itu, buku yang tersedia
sudah cukup,perpustakaan juga meminjamkan buku pada siswa yang pinjaman tahunan, juga ditunjang dengan bukudi perpustakaan. Untuk bahan oustaka
pendukung kurikulum pondok pesantren itu bahan pustaka pendukungnya masih sama dengan bahan pustaka pendukung kurikulum kemenag, karena memang
sebenarnya materinya sama, hanya saja penyampaian dari guru yang membutuhkan pendalaman. Dan pendalaman itu ada pada materi kurikulum
pondok pesantren.Berdasarkan hasil observasi sudah tersedia bahan pustaka yang
mendukung kurikulum dari kemenag sekaligus pondok pesantren seperti buku cetak tentang agama dan kitab-kitab pendukung lainnya. bahan pustaka
pendukung kurikulum dari kemendikbud sudah tersedia yang terdiri dari berbagai macam buku cetak pelajaran umum. Berdasarkan pengamatan pada buku induk di
perpustakaan terdapat bahan pustaka pendukung kurikulum nasional, kurikulum kemenag dan atau kurikulum pondok pesantren, dan kurikulum muatan lokal.
Hanya saja pencatatan yang dilakukan kurang maksimal, sehingga untuk jumlah keseluruhan bahan pustaka tidak diketahui.