rendah dapat disebabkan oleh kurangnya penjual dibandingkan dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat, hal ini akan
mendorong pasar mencapai harga saham yang membuat penjual bersedia menjual.
2.1.4 Teknik Analisis Teknikal
Menurut Tandelilin 2010, pengguna analisis teknikal disebut juga sebagai chartist karena aktivitasnya dalam merekam data atau
membuat grafik chart pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Kemudian mencari pola pergerakan saham maupun
volume perdagangan dan mencari celah keuntungan dari pola tersebut.
Menurut Joni 2010 pada prinsipnya analisis teknikal dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Price Action Behavior
Price action behavior adalah analisis terhadap pasar yang didasarkan pada pola pergerakan harga di pasar.
Analisis ini dijelaskan oleh The Dow Theory, Elliot Wave Principles, Fractal, dan lainnya.
b. Lagging Indicator
Analisis dengan indikator lagging ini umumnya berakibat masuk posisi menjadi terlambat; karena hasil yang didapat
berasal dari data-data yang sudah berjalan sehingga menghasilkan sinyal untuk masuk ke pasar yang terlambat.
Contoh lagging indicator adalah analisis rata-rata bergerak
Universitas Sumatera Utara
moving average cross, MACD moving average convergence divergence, bollinger bands, parabolic SAR, dan lain-lain.
c. Lead Indicator
Indikator yang masuk kategori lead ini umumnya memiliki karakteristik “self fulfilling prophecy”; maksudnya,
apabila harga mencapai level tertentu, maka dia akan breakout atau reversal, karena banyaknya trader yang menaruh pending
order maupun stop loss order di area tersebut. Contoh dari lead indicator ini adalah Pivot Point, Visual Support
Resistence, Candlestick Reading, Chart Pattern Recognation, Murrey Math, Convergence Divergence, dan lainnya.
Teknik-teknik umum yang menggunakan grafik charting yang biasa digunakan investor untuk mengambil keputusan melalui analisis
teknikal antara lain: a. The Dow Theory
The Dow Theory dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1880-an. Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi trend
harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada data-data historis harga pasar saham di masa lalu. Dalam
Tandelilin 2010:399 teori ini menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Primary trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama beberapa tahun.
Secondary intermediate trend, yaitu pergerakan harga
Universitas Sumatera Utara
saham yang terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Pergerakan sekunder ini muncul sebagai pergerakan
yang bersifat sebagai penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa
bulan. Mino r trend atau day-to-day move, merupakan fluktuasi
harga saham yang terjadi setiap hari. b. Analisis Rata-rata Bergerak
Menurut Tandelilin 2010:400 teknik rata-rata bergerak moving average adalah salah satu teknik yang dipakai dalam
analisis teknikal untuk mendeteksi dan menganalisis pergerakan saham baik saham individual maupun seluruh saham di pasar
modal. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah
pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Teknik rata-rata bergerak dilakukan dengan menghitung
nilai rata-rata bergerak dari data harga penutupan saham harian selama beberapa periode pengamatan. Perhitungan tersebut akan
menghasilkan garis trend rata-rata bergerak yang menunjukkan trend pergerakan harga saham yang kemudian dapat dipakai untuk
memprediksi pergerakan harga saham di masa depan. c.
Relative Strength Menurut Tandelilin 2010, teknik relative strength
menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar
Universitas Sumatera Utara
atau industri tertentu. Hasil perbandingan teknik ini digambarkan dalam plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif
saham selama jangka waktu tertentu. Dalam teknik ini, jika terjadi trend pergerakan yang
meningkat, maka hal tersebut merupakan sinyal akan terjadinya peningkatan rasio harga saham dibanding indeks pasar. Hal ini
juga mengindikasikan bahwa saham tersebut akan memberikan return yang melebihi return pasar dan akan menarik investor
untuk menjadikan saham tersebut sebagai alternatif investasi yang baik.
2.2 Penelitian Terdahulu