Kerangka Konseptual Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

dari tahun 2003 sampai tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, volume perdagangan masa lalu dan harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap harga saham. Purba 2009 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method. Dari 28 perusahaan sektor perbankan, diambil 8 perusahaan dan dari 135 perusahaan sektor manufaktur, diambil 25 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan faktor teknikal yang terdiri dari volume perdagangan dan indeks harga saham individu secara serentak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada alpha 5.

2.3 Kerangka Konseptual

Analisis teknikal adalah salah satu analisis yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka, indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya Wijaya, 2002:64. Menurut Stuart Frost dalam Wijaya berdasarkan buku Technical Analysis for Financial Markets, analisis teknikal adalah suatu studi utama mengenai harga, termasuk besarnya volume jumlah dan posisi terbuka open interest. Menurut Wijaya, dalam analisis teknikal memprediksikan pergerakan harga saham sama seperti memprediksi pergerakan harga komoditi karena para analis teknikal hanya menlihat faktor grafik dan volume transaksi. Universitas Sumatera Utara Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan, dan indeks harga saham gabungan Kodrat, 2010:2. Menurut Vibby 2010, analisis teknikal merupakan analisis studi nilai harga yang terjadi untuk memprediksi harga saham dan menitikberatkan pembentukan harga saham oleh penawaran supply dan permintaan demand. Menurut Kodrat 2010:3, harga saham mencerminkan segala sesuatu yang dapat diketahui tentang saham tersebut. Kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya yang terjadi di pasar telah tercermin pada harga saham yang terbentuk dari transaksi antara permintaan dan penawaran. Harga saham selalu bergerak pada suatu arah tertentu membentuk tren baik itu naik atau turun dan selalu berulang dari waktu ke waktu. Melakukan analisis teknikal dengan menggunakan grafik historis mengenai nilai harga masa lalu dan volume transaksi historis untuk memperkirakan arah dan nilai harga saham berikutnya akan membantu investor untuk dapat membaca tren atau pola kecenderungan untuk bisa memaksimalkan keuntungan dengan mengikuti pola tren tersebut sehingga harga saham yang diikuti mencapai pola kecenderungan pembalikan arah atau reversal Vibby, 2010. Menurut Kodrat 2010:13, volume adalah jumlah saham yang diperdagangkan untuk suatu periode. Volume penjualan saham mewakili jumlah total transaksi yang terjadi pada suatu pasar dalam hitungan waktu tertentu. Volume atau sering dikenal dengan istilah likuiditas mencerminkan Universitas Sumatera Utara intensitas, minat beli dan tekanan dibalik sebuah pergerakan nilai harga yang sedang terjadi Vibby, 2010:132. Volume dapat memacu kenaikan atau penurunan nilai harga saham pada saat saham tersebut akan mulai bergerak. Volume juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi situasi pasar yang tidak menentu. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 1.1. Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Sumber: Kodrat 2010, Wijaya 2002 dan Vibby 2010, diolah

2.4 Hipotesis