Pengetahuan mahasiswa tentang langkah pencegahan resistensi antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.12.
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Pencegahan Resistensi Antibiotik
Langkah pencegahan
Frekuensi Persen
Habiskan sesuai arahan dokter 81
81 Hentikan pengambilan bila sehat
10 10
Berkongsi 1
1 Tidak tahu
8 8
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas mahasiswa yaitu sebanyak 81 orang 81 menjawab antibiotik harus dihabiskan sesuai arahan dokter untuk
mencegah terjadi resistensi antibiotik manakala minoritas mahasiswa yaitu sebanyak seorang 1 menjawab antibiotik harus dikongsi untuk mencegah
terjadi resistensi antibiotik. Antibiotik harus diambil hanya dengan preskripsi dokter, tidak boleh
dikongsi, tidak boleh menggunakan antibiotik yang diprekripsi untuk orang lain dan arahan serta lama penggunaan harus dipatuhi walaupun setelah merasa sehat
bagi mencegah terjadinya resistensi antibiotik JAMA, 2009. Ternyata mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang mempunyai
pengetahuan yang baik tentang pencegahan resistensi antibiotik.
5.3. Sikap
Sikap yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari tingkat, indikasi, cara penggunaan, efek samping dan resistensi antibiotik.
5.3.1. Tingkat Sikap
Tingkat sikap mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang dapat dilihat pada tabel 5.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Mahasiswa berdasarkan Sikap Sikap
Frekuensi Persen
Baik 57
57 Sedang
43 43
Kurang
Total 100
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan baik memiliki persentase yang paling besar yaitu 57 sedangkan sikap dengan
kategori sedang sebesar 43 dan tidak ada yang tergolong dalam kategori kurang. Hasil penelitian di hospital Pulau Pinang mendapati pengetahuan yang
baik tidak semestinya memberikan sikap yang baik. Penelitian tersebut mendapati 71,1 mempunyai pengetahuan yang benar tentang keperluan menghabiskan
antibiotik apabila gejala sedang muncul sedangkan hanya 59,8 bersetuju mereka akan meneruskan penggunaan antibiotik setelah mereka mula merasa membaik
Oh et al., 2010.
5.3.2. Indikasi Antibiotik
Sikap mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan Nibong Tebal, Pulau Pinang tentang indikasi antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.14.
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Indikasi Antibiotik Semua penyakit perlukan antibiotik Frekuensi
Persen
Sangat tidak setuju 14
14 Tidak setuju
20 20
Netral 36
36 Setuju
22 22
Sangat setuju 8
8 Berdasarkan tabel di atas, mayoritas mahasiswa bersikap netral bahwa
antibiotik dapat digunakan pada semua penyakit yaitu sebanyak 36 orang 36 manakala minoritas mahasiswa setuju dengan pertanyaan itu yaitu sebanyak 30
orang 30 yang terdiri dari 8 orang 8 menjawab sangat setuju dan sebanyak 22 orang 22 menjawab setuju.
Universitas Sumatera Utara
Namun begitu, berdasarkan satu penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat untuk mengetahui sikap dan penggunaan antibiotik di kalangan
masyarakat mendapati 27 bersetuju bahwa antibiotik harus diambil sewaktu selsema untuk menghindari dari mendapat penyakit yang lebih serius dan 32
bersetuju bahwa antibiotik dapat menyembuhkan selsema dengan lebih cepat Eng et al., 2003. Hasil penelitian di Dakota pula menunjukkan sebanyak 35,5
responden menjawab tidak bersetuju dengan penyataaan bahwa penyakit akan lambat sembuh jika tidak mengambil antibiotik manakala sebanyak 42,2 sangat
tidak setuju dengan penyataan bahwa seseorang perlu mendapatkan antibiotik untuk penyakit seperti batuk dan selesema Rathge,Huseth, Olson, Youngs, 2000.
Ternyata sikap mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang tentang perlunya antibiotik digunakan dalam merawat penyakit masih
rendah berbanding penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Masih ramai mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang yang
menganggap antibiotik diperlukan dalam merawat setiap penyakit
Universitas Sumatera Utara
5.3.3. Cara Penggunaan Antibiotik