5.2.3. Indikasi Penggunaan Antibiotik
Pengetahuan mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan Nibong Tebal, Pulau Pinang tentang indikasi penggunaan antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Indikasi Antibiotik Kegunaan antibiotik
Frekuensi Persen
Demam 67
67 Selesema
20 20
Batuk 9
9 Sakit perut
4 4
Berdasarkan tabel di atas, didapati mayoritas mahasiswa yaitu sebanyak 67 orang 67 menjawab antibiotik digunakan pada waktu demam manakala
minoritas mahasiswa yaitu sebanyak 4 orang 4 menjawab antibiotik digunakan pada waktu sakit perut.
Menurut CDC 2010, antibiotik hanya dapat digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan tidak bermanfaat untuk mengobati
penyakit akibat virus seperti flu atau batuk. Bagaimanapun, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap mahasiswa di Ege University, Turki pada
tahun 2005 didapati mahasiswa menjawab antibiotik lebih banyak digunakan untuk mengobati selesema yaitu sebanyak 83,1 berbanding demam yaitu
sebanyak 32,1 Buke et al., 2005. Ternyata pengetahuan mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang tentang indikasi antibiotik
yang benar adalah lebih baik berbanding mahasiswa di Turki.
5.2.4. Cara Penggunaan Antibiotik
Pengetahuan mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan Nibong Tebal, Pulau Pinang tentang cara penggunaan antibiotik merangkumi tindakan, tempoh dan
perkongsian. Pengetahuan mahasiswa tentang tindakan yang harus dilakukan terhadap
antibiotik yang tidak habis digunakan dapat dilihat pada tabel 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Antibiotik yang Tidak Habis Digunakan
Tindakan terhadap antibiotik yang tidak habis digunakan
Frekuensi Persen
Simpan dan guna kembali 18
18 Buang
69 69
Beri pada orang lain 3
3 Tidak tahu
10 10
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas mahasiswa yaitu sebanyak 69 menjawab antibiotik yang tidak habis digunakan harus dibuang manakala
minoritas yaitu sebanyak 3 menjawab antibiotik harus diberikan pada orang lain jika tidak habis digunakan.
Menurut Ibrahim dari Pusat Racun Negara Malaysia, semua kandungan antibiotik lama atau yang tidak diperlukan harus dibuang Ibrahim, 1996. Hasil
penelitian didapati sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan pada pelajar berumur 17 hingga 19 tahun di Tamil Nadu yang mendapati sebanyak 79,2
mengetahui antibiotik yang tidak habis dimakan tidak boleh disimpan untuk kegunaan pada masa akan datang Prakasam, Kumar, Ramesh, 2010. Ternyata
pengetahuan tentang tindakan terhadap antibiotik yang tidak habis digunakan pada pelajar di Tamil Nadu adalah lebih baik dari pengetahuan mahasiswa USM
Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang.
Pengetahuan mahasiswa tentang lama penggunaan antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Lama Penggunaan
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas mahasiswa yaitu sebanyak 85 orang 85 menjawab antibiotik perlu dihabiskan walaupun sudah merasa sehat
manakala minoritas mahasiswa yaitu sebanyak seorang 1 menjawab tidak tahu bahwa antibiotik perlu dihabiskan walaupun setelah merasa sehat.
Tindakan setelah merasa sehat Frekuensi
Persen
Perlu menghabiskan antbiotik 85
85 Tidak perlu menghabiskan antibiotik
14 14
Tidak tahu 1
1
Universitas Sumatera Utara
Hal ini karena dosis dan lama penggunaan antibiotik yang ditetapkan harus dipatuhi walaupun telah merasa sehat CDC, 2010. Hasil penelitian lain yaitu di
Tamil Nadu mendapati sebanyak 77.7 pelajar mengetahui penggunaan antibiotik tidak harus dihentikan walaupun sudah merasa sehat Prakasam,
Kumar, Ramesh, 2010. Ternyata dari kedua8dua penelitian didapati pengetahuan mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang tentang
perlunya menghabiskan antibiotik walaupun telah merasa sehat adalah lebih baik berbanding di Tamil Nadu.
Pengetahuan mahasiswa tentang perkongsian antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Perkongsian Antibiotik
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas mahasiswa yaitu sebanyak 69 orang 69 menjawab antibiotik tidak boleh dikongsi dengan orang lain manakala
minoritas mahasiswa yaitu sebanyak 11 orang 11 menjawab tidak tahu. Antibiotik tidak boleh dikongsi bersama orang lain walaupun gejala penyakit
adalah sama Centers for Disease Control and Prevention, 2010. Penelitian lain yang dilakukan pada pelajar sekolah di Tanzania mendapati
pengetahuan mereka tentang antibiotik masih kurang karena sebanyak 226 orang 77 berkongsi antibiotik dengan teman atau saudara mereka Mwambete,
2009. Ternyata pengetahuan mahasiswa USM Kampus Kejuruteraan, Nibong Tebal, Pulau Pinang tentang perkongsian antibiotik adalah lebih baik berbanding
pelajar sekolah di Tanzania.
Berkongsi antibiotik Frekuensi
Persen
Boleh dikongsi 20
20 Tidak boleh dikongsi
69 69
Tidak tahu 11
11
Universitas Sumatera Utara
5.2.5. Cara Antibiotik Diperoleh