cocok untuk preparat-preparat krim, lotio yang pada penggunaannya diinginkan dapat dengan mudah dihilangkan dari kulit Ditjen POM, 1985 .
Selain itu, tipe emulsi minyak dalam air mengandung 10 sampai 35 fase minyak dan dapat menurunkan viskositas emulsi dari fase minyak 5 sampai 15.
Air sebagai fase eksternal membantu mengurangi kekeringan stratum korneum pada kulit sehingga emulsi minyak dalam air banyak digunakan dalam sediaan
krim Barel dan Maibach, 2001.
2.6. Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab
Bahan-bahan yang biasanya digunakan pada sediaan krim pelembab mencakup zat emolien, zat sawar barier, zat penutup untuk kulit yang berpori
lebar, zat humektan, zat pengental dan pembentuk lapisan tipis, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna Ditjen POM, 1985.
1. Zat emolien
Zat emolien adalah zat yang digunakan pada kulit untuk mengurangi gejala kekeringan pada kulit Navarre, 1975. Zat ini juga berfungsi
untuk melunakkan kulit. Yang termasuk emolien adalah lanolin dan derivatnya, sterol, phospholipid, hydrocarbon, asam lemak, ester asam
lemak, ester asam lemak dengan alkohol.
2. Zat sawar barier
Berfungsi untuk melindungi kulit dari kehilangan air yang berlebihan pada lapisan tanduk. Bahan yang biasa digunakan adalah paraffin,
cera, Na CMC, tragacanth, dll.
3. Zat humektan
Berfungsi untuk mengatur kelembaban sediaan baik dalam wadah maupun pemakaiannya pada kulit. Yang biasa dipakai adalah gliserin,
propilen glikol, sorbitol. 4.
Zat pengental dan pembentuk lapisan tipis Biasa digunakan dengan kadar lebih kecil dari 1. Contohnya: gom,
alginate, derivate sellulosa, carbopol, PVP dan lain-lain Balsam, 1972.
5. Zat pengemulsi
Digunakan untuk menstabilkan emulsi dengan cara menempati antar- permukaan antara tetesan dan fase eksternal Ditjen POM, 1995.
6. Pengawet
Bahan untuk mencegah tumbuhnya atau untuk bereaksi dan menghancurkan mikroorganissme yang bisa merusak produk atau
tumbuh pada produk. Kontaminasi dengan mikroorganisme dapat menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap, perubahan warna,
perubahan viskositas, penurunan daya kerja bahan aktif, pemisahan emulsi,
perubahan perasaan
atas pemakaian
produk Tranggono dan Latifah, 2007.
7. Parfum
Untuk memberikan bau yang segar harum pada sediaan. 8.
Pewarna Digunakan untuk memberikan warna pada sediaan agar sediaan
memiliki tampilan yang baik Wasitaatmadja, 1997.
2.7. Silika Gel
Pemerian silika gel merupakan silicon dioxide SiO2 terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai ukuran. Jika
digunakan sebagai pengering, seringkali dialut dengan senyawa yang berubah warna jika kapasitas penguapan air telah habis Ditjen POM, 1995.
Silika gel bersifat non-toxic, dan mampu memberikan kapasitas dehumidification fisikawi dan kimiawi karena memiliki kemampuan adsorbsi dan
stabilitas kimia yang baik, area permukaan yang luas, serta kekuatan mekanis yang tinggi. Silika gel digunakan sebagai desiccant yang berfungsi menyerap
kelembaban dan mencegah kerusakan selama penyimpanan. Di dalamnya terdapat granula yang menghubungkan pori-pori mikroskopik yang akan
menangkap dan menahan uap air. Silika gel yang siap digunakan berwarna biru, sedangkan jika silika gel sudah menyerap uap air, maka silika gel akan berubah
warna menjadi pink.Bahan pengering tersebut dapat diaktifkan lagi dengan cara pemanasan pada suhu 110
o
C hingga warna semula tampak lagi Anonim, 2009
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat-Alat yang Digunakan