Berdasarkan data yang diperoleh dan dapat dilihat pada tabel 2 menujukkan bahwa masing-masing formula yang telah diamati selama 12 minggu
memberikan hasil yang baik yaitu tidak mengalami perubahan warna, bau dan juga pemisahan fase.
4.1.3. Penentuan pH Sediaan
pH sediaan ditentukan dengan mengggunakan pH meter. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Data pengukuran pH sediaan setelah pembuatan
No Formula
pH 1
A 7,33
3 B
6,8 5
C 6,63
8 D
6,53 9
E 6,46
10 F
7,1 11
G 6,73
12 H
6,9
Tabel 4. Data pengukuran pH sediaan setelah pengamatan 1, 4, 8, 12 minggu
No Formula
pH 1
A 7,4
3 B
6,8 5
C 6,57
8 D
6,5 9
E 6,36
10 F
7,13 11
G 6,77
12 H
6,97 Keterangan : Formula A : Blanko
Formula B : Konsentrasi virgin coconut oil 10 Formula C : Konsentrasi virgin coconut oil 20
Formula D : Konsentrasi virgin coconut oil 30 Formula E : Konsentrasi virgin coconut oil 40
Formula F : Konsentrasi dengan propilen glikol 3 sebagai pembanding
Formula G : Konsentrasi dengan lanolin 2 sebagai pembanding Formula H : Konsentrasi dengan propilen glikol 3 dan lanolin
2 sebagai pembanding
Hasil penentuan pH sediaan setelah pembuatan, didapatkan bahwa pH dari formula A: 7,33, formula B: 6,8, formula C: 6,63, formula D: 6,53, formula
E: 6,46, formula F: 7,1, formula G: 6,73, formula H: 6,9. Sedangkan pH setelah 3 bulan pengamatan stabilitas, didapatkan bahwa pH dari formula A: 7,4, formula
B: 6,8, formula C: 6,57, formula D: 6,5, formula E: 6,36, formula F: 7,13, formula G: 6,77, dan formula H: 6,97.
Dari data dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah minyak kelapa murni atau VCO yang ditambahkan maka pH sediaan semakin menurun atau
dengan kata lain pH sediaan semakin asam. Ini dapat disebabkan karena banyaknya kandungan asam pada minyak kelapa murni yang menyebabkan pH
dari sediaan menjadi asam. Komponen utama minyak kelapa murni atau VCO adalah asam lemak
jenuh yang terdiri dari ± 53 asam laurat dan sekitar 7 asam kaprilat serta asam lemak tidak jenuh sehingga minyak kelapa murni memiliki pH asam
Wardani, 2007. Dari data diatas dapat dilihat bahwa pH setelah pembuatan berbeda dengan
pH setelah pengamatan selama 3 bulan, dimana setelah pengamatan 3 bulan pada masing-masing formula lebih rendah di bandingkan setelah pembuatan.
Penurunan pH ini dapat terjadi karena minyak kelapa murni virgin coconut oil dalam masing-masing formula terhidrolisis. Ini terjadi karena dalam sediaan
pelembab mengandung air yang dapat menyebabkan minyak kelapa murni terhidrolisis sehingga mengeluarkan atom H yang lebih banyak dan membuat pH
sediaan semakin menurun. Meskipun terjadi penurunan pH dari masing-masing formula, tetapi sediaan tersebut masih aman digunakan. Dimana pH sediaan ini
masih sesuai dengan pH kulit 5-8 sehingga aman digunakan dan tidak menyebabkan iritasi Balsam, 1972.
4.2. Tipe Emulsi Sediaan