Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk membahas seberapa besar pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan terhadap volume kredit perbankan dengan objek penelitian bank- bank yang go publik di Indonesia pada periode 2005-2007 dalam skripsi dengan judul Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Volume Kredit Pada Yang Bank Go Public di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut: Apakah Faktor Internal Bank dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan berpengaruh terhadap volume kredit pada bank yang go public di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah Faktor Internal Bank dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, return on asset dan non performing loan berpengaruh terhadap volume kredit pada bank yang go public di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penetian ini diharapkan: Universitas Sumatera Utara 1. bagi penulis, sebagai bahan masukan jika di kemudian hari dimintakan pendapatnya mengenai pengaruh faktor internal bank, dalam hal ini dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, non performing loan dan return on asset bank terhadap volume kredit yang dilakukan perbankan. 2. bagi manajemen bank, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi dalam menentukan kebijakan pengelolaan dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, non performing loan, return on asset dan volume kredit bank. 3. bagi pihak lain, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Bank

Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Definisi ini mencerminkan dua peran utama bank sebagai financial intermediate maupun institute of development, atau memberi tekanan bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank dan dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik tapi juga kegiatannya itu diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia. Menurut PSAK No.31 2004;31.1,bank didefinisikan sebagai : Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediary antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Universitas Sumatera Utara Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara penggolongannya dan dapat dilakukan berdasarkan atau menurut hal-hal sebagai berikut: a. mengacu pada pasal 5 UU Nomor 7 tahun 1992, b. menurut fungsinya, c. menurut kepemilikan, d. menurut transaksi valuta asing, e. menurut tipe bisnis, f. menurut geografi, g. menurut perhitungan biaya dan pendapatan bank. Berdasarkan atau mengacu pada pasal 5 UU Nomor 7 tahun 1992, menurut jenisnya bank terdiri dari: 1 bank umum, merupakan bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan mengkhususkan diri melakukan tertentu seperti pengembangan pengusaha kecil, juga melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat, perkreditan, penyertaan modal, asuransi, penempatan dana, valuta asing serta kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang, 2 bank perkreditan rakyat, merupakan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu. Bank perkreditan rakyat dilarang menerima simpanan berupa giro, ikut serta dalam lalulintas pembayaran, peryertaan modal, melakukan usaha perasuransian dan valuta asing. Universitas Sumatera Utara Menurut fungsinya, bank dapat dibedakan menjadi: 1 bank sentral, yaitu Bank Indonesia yang memiliki tugas pokok membantu pemerintah mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas rupiah. Selain itu juga mendorong kelancaran produksi, pembangunan dan memperluas kesempatan kerja, 2 bank umum, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito serta memberikan kredit jangka pendek atau panjang. Contoh Bank Niaga, Bank Panin, Bank Danamon dan lain-lain, 3 bank tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga. Contoh Bank Tabungan Pensiunan Nasional, 4 bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluarkan surat berharga jangka panjang dan menengah dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan. Contoh Bank Pembangunan Daerah. Menurut kepemilikan, bank dapat dibedakan menjadi: 1 bank pemerintah atau bank negara, yaitu bank yang bagian terbesar sahamnya dimiliki oleh pemerintah atau Negara. Contoh Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Universitas Sumatera Utara 2 bank swasta nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak swasta. Contoh Bank Cental Asia, Bank Niaga, Bank Panin, Bank Mestika dan lain-lain, 3 bank asing, yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing dan membuka kantor cabang di Indonesia, sedangkan kantor pusatnya di luar negeri. Contoh Citibank, Standard Chatered, HSBC, 4 bank campuran, yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi dimilki oleh pihak swasta nasional. Contoh Bank UOB Buana, ANZ Panin Bank, Bank DBS Indonesia dan lain-lain. Menurut transaksi valuta asing, bank dapat dibedakan menjadi: 1 bank devisa, yaitu bank yang menggunakan lebih dari satu mata uang dalam transaksi perbankan. Contoh Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Bukopin dan lain-lain, 2 bank non devisa, yaitu bank yang hanya menggunakan satu mata uang rupiah dalam transaksi perbankan. Contoh Bank Artha Graha. Menurut tipe bisnis, bank dapat dibedakan menjadi: 1 bank bisnis wholesale bank, adalah bank yang memilih sektor usaha menengah ke atas pedagang, pengusaha, perusahaan, produsen sebagai fokus sasaran pasarnya, 2 bank konsumen retail bank, adalah bank yang memilih konsumen dan usaha kecil sebagai fokus sasaran pasarnya, 3 wholesale and retail bank, adalah bank yang melayani semua pelaku ekonomi konsumen, produsen dan pedagang. Universitas Sumatera Utara Menurut geografi, bank dapat dibedakan menjadi: 1 bank lokal community or local Bank, adalah bank yang beroperasi secara terbatas di daerah desa tertentu, 2 bank regional regional Bank, bank yang beroperasi di pasar perkotaan regional, 3 bank multinasional money-center or multinasional Bank, adalah bank yang lingkup operasinya sampai tingkat nasional maupun internasional. Menurut perhitungan biaya dan pendapatan, bank dapat dibedakan menjadi: 1 bank konvensional, adalah bank yang menggunakan siatem bunga sebagai sumber pendapatan dan biaya bank. Penabung pasti memperoleh bunga meskipun bank menderita rugi dan peminjam wajib membayar bunga pinjaman meskipun usahanya rugi, 2 bank bagi hasil syariah, adalah bank yang menggunakan siatem bagi hasil antara penabung debitur, peminjam kreditur dan bank dalam penghitungan biaya dan pendapatan. Keuntungan maupun kerugian suatu usaha akan dibagi secara adil sesuai kontribusi dan kesepakatan bersama. Ruang lingkup kegiatan bank umum dapat dikelompokkan menjadi tiga kegiatan utama yaitu: a. menghimpun dana dari masyarakat funding dalam berbagai bentuk. Dana- dana utama yang dihimpun adalah giro demand deposit, tabungan save deposit dan deposito yang terdiri dari deposito berjangka time deposit, sertifikat deposito certificate of deposit dan deposit on call, Universitas Sumatera Utara b. menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit lending, dimana kredit akan menghasilkan pendapatan bunga. Dalam kondisi normal pendapatan bunga dari kredit ini memiliki porsi terbesar dari total pendapatan bank, c. memberikan jasa-jasa lainnya services, jasa-jasa yang umumnya ditawarkan adalah transfer kiriman uang, kliring clearing, letter of credit LC, menerima setoran-setoran dan dan melayani pembayaran-pembayaran.

2. Faktor Internal Bank

Menurut Teguh Pudjo Mulyono 1996:210 faktor-faktor internal yang mempengaruhi volume penyaluran kredit antara lain: o sifat usaha dan segmen pasar bank itu sendiri, o financial position seperti capital adequacy ratio, aktiva tertimbang menurut resiko, batas maksimum pemberian kredit, o kemampuan dalam menghimpun dana, terutama dana pihak ketiga, o kualitas aktiva produktifnya, terutama kualitas kredit, o Faktor-faktor produksi yang tersedia di bank seperti kemampuan manajemen. Menurut Warjiyo 2005:435 “perilaku penawaran atau penyaluran kredit perbankan dipengaruhi oleh suku bunga, persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan faktor lain seperti karakteristik internal bank yang meliputi sumber dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan rasio kecukupan modal capital adequacy ratio dan jumlah kredit bermasalah non performing loan”. Muliaman Hadad 2004:22 menambahkan selain faktor-faktor tersebut, faktor profitabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam return on assets juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit. Universitas Sumatera Utara

a. Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga merupakan salah satu sumber dana bank yang diperoleh dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa giro, tabungan dan deposito. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar dan bisa mencapai 80-90 dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. 1 Giro Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang disebut rekening koran. Jenis rekening giro ini dapat berupa rekening atas nama perorangan, badan usaha atau lembaga dan rekening bersama. Menurut Siamat 2005:298 “sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sangat labil, karena pemegang rekening giro dapat menarik dananya setiap saat tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank. Jenis simpanan masyarakat ini tidak memiliki jatuh tempo. 2 Tabungan Tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sumber dana yang berasal dari tabungan mempunyai biaya yang lebih tinggi dibanding dengan giro, sasarannya adalah nasabah perorangan dan dari sisi pengendapan dananya relative lebih stabil dibandingkan dengan giro. Universitas Sumatera Utara 3 Deposito Deposito adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Menurut Siamat 2005:300 “dari sudut biaya, deposito merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya giro dan tabungan”. Kelebihan sumber dana ini adalah penarikannya yang dapat diperkirakan berdasarkan tanggal jatuh tempo. Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank karena para pemegangnya deposan tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo apabila tidak ingin memperpanjang dananya dapat ditarik kembali. Ada beberapa jenis deposito, yaitu: a deposito berjangka time deposit, adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat dipindahtangankan, b sertifikat deposito certificate of deposit, adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan serta dapat dijadikan sebagai jaminan bagi pemohon kredit, c deposit on call, adalah sejenis deposito berjangka yang pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu, asalkan memberitahu bank dua hari sebelumnya. Keberhasilan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor yang harus dicermati bank dalam menempuh kebijakan yang berkaitan dengan penghimpunan dana dari masyarakat. Menurut Abdullah 2005:21, adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi: Universitas Sumatera Utara 1 kepercayaan masyarakat, merupakan hal penting yang dipertimbangkan calon nasabah, mengingat masyarakat membutuhkan jaminan kelancaran penarikan kembali dananya apabila suatu saat dibutuhkan. Tingkat kepercayaan masyarakat atau calon nasabah ditentukan oleh kinerja bank yang mencerminkan bonafit atau tidak dalam mengelola dana nasabah, 2 pendapatan masyarakat, perubahan tingkat pendapatan masyarakat akan ikutmenentukan perkembangan penghimpunan dana. Apabila terjadi kenaikan pendapatan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi daripada kenaikan harga, maka akan mendorong masyarakat untuk menghimpun dananya saving mengingat hal tersebut berarti pendapatan masyarakat lebih besar daripada pengeluaran konsumsi masyarakat, 3 pelayanan pihak perbankan, pelayanan kepada nasabah juga menentukan keberhasilan bank, dimana masyarakat menghendaki pelayanan pihak bank yang cepat, terampil dan penuh keramahan kepada nasabah yang nasabah yang dilayaninya, 4 ekspetasi tingkat bunga, bunga simpanan merupakan sesuatu yang diharapkan oleh siapa saja yang menyimpan dananya di bank karena bunga merupakan bagian pendapatan nasabah penyimpan. Perkiraan pendapatan yang akan diterima dan resiko dari keputusan menyimpan dana di bank merupakan hal yang selalu dipertimbangkan masyarakat dibanding dengan alternatif investasi lain. Dengan demikian apabila bank meningkatkan bunga simpanan maka akan mendorong meningkatnya simpanan masyarakat apabila alternatif-alternatif investasi lainnya menimbulkan resiko yang kurang lebih sama.

b. Permodalan Bank

Permodalan merupakan salah satu sumber dana bank yang berasal dari modal sendiri dan sering disebut sebagai dana pihak kesatu. Dana tersebut berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik jika misalnya bank tersebut sudah go public. Modal adalah sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu badan usaha oleh para pemiliknya untuk melakukan berbagai macam kegiatan usaha yang akan dilakukannya Dendawijaya, 2005:46. Menurut Mulyono 1996:227 “secara Universitas Sumatera Utara populer modal dapatlah didefinisikan sebagai jumlah dana yang ditanamkan dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan yang diperoleh”. Dengan demikian modal bank merupakan dana yang diinvestasikan oleh pemilik pada waktu pendirian bank yang dimaksudkan untuk membiayai usaha bank. Adapun fungsi modal bagi bank menurut Abdullah 2005:59 yaitu: 1 melindungi para kreditur, dimana kreditur dalam pengertian ini adalah mereka yang menyimpan dananya di bank baik berupa giro, tabungan dan deposito. Para kreditur mengharapkan adanya kepastian kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan kreditur sewaktu-waktu dibutuhkan. Dengan demikian modal bank merupakan penyanggah pengembalian dana kreditur manakala bank kesulitan menarik kembali investasi jangka pendek dan bank kesulitan likuiditas serta memberikan perlindungan terhadap nasabah atas kemungkinan terjadinya kerugian yang melebihi jumlah yang diperkirakan bank, 2 menjamin kelangsungan operasional merupakan fungsi lain modal bank untuk menjamin kelangsungan usaha bank. Menyanggah kelangsungan operasi bank merupakan fungsi terpenting modal sendiri dan penyediaan modal yang cukup memungkinkan bank meneruskan operasinya tanpa terganggu, khususnya dalam periode ekonomi yang sulit sampai mencapai tingkat keuntungan yang normal kembali, 3 memenuhi standar modal minimal, dimana standar kecukupan modal ini sering disebut Capital Adequacy Ratio CAR yang merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh bank yaitu minimal 8. Berdasarkan rasio ini apabila bank akan menambah penyaluran kredit kepada masyarakat, maka dengan sendirinya bank harus menambah modal yang dimiliki. Menurut Muljono 1996:376, modal bank terdiri dari 2 macam, yaitu: 1 modal inti a modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya pada saat bank didirikan. Bagi bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya, b agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya, Universitas Sumatera Utara c modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual, d cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank, e cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota, f saldo Laba, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang sham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan, g laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Jika bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti, h laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi tafsiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan tersebut yang diperhitungkan sebagai modal inti sebesar 50. Jika pada tahun berjalan bank mengalami kerugian,maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. 2 modal pelengkap a cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak, b penyisihan penghapusan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk dengan membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif, c modal kuasi, yaitu modal yang memiliki sifat seperti modal atau hutang, d pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, tidak dijamin bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh, minimal berjangka waktu 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor: 321PBI2001 tahun 2001 bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aktiva tertimbang menurut resiko. Ketentuan minimum permodalan biasanya menggunakan suatu ukuran Universitas Sumatera Utara yang disebut Capital Adequacy Ratio CAR atau rasio kecukupan modal dan dilakukan dengan membandingkan jumlah modal yang dimiliki bank modal inti dan modal pelengkap dengan jumlah aktiva tertimbang menurut resiko ATMR. Rasio kecukupan modal yang wajib dipelihara oleh bank adalah minimal 8 dan bank yang tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut akan ditempatkan dalam pengawasan khusus. Dalam menghitung aktiva tertimbang menurut resiko, terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang didasarkan pada kadar resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin serta sifat agunan Siamat 2005:254. Rasio kecukupan modal CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menyanggah atau menunjang aktiva yang mengandung resiko terutama kredit dan aktiva lainnya seperti penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain. Rasio ini juga merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebankan oleh aktiva yang beresiko Dendawijaya 2005:121. Kecukupan modal CAR diformulasikan sebagai berikut:

c. Profitabilitas Bank

Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Laba merupakan hal penting bagi bisnis perbankan karena Modal bank CAR = X 100 Aktiva tertimbang menurut resiko Universitas Sumatera Utara sebagian dari laba dapat disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan akan meningkatkan kredibilitas tingkat kepercayaan bank di mata masyarakat. Hal ini akan mendorong pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan laporan-laporan keuangan dari bank, pendapatan bunga merupakan komponen pendapatan paling besar bagi bank. Komponen ini bisa mencapai 75 dari total pendapatan bank dan 25 lagi berasal dari pendapatan jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama dari bank adalah menyalurkan kredit. Unsur pendapatan lain adalah fee dan hasil penyertaan atau investasi portofolio. Dari struktur asset bank, pinjaman merupakan earning asset terbesar, baru kemudian golongan asset yang lain seperti investasi portofolio dan lain-lainnya. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan betapa penting pengelolaan pinjaman bagi bank. Kegagalan dan kesalahan dalam pengelolaan akan sangat berpengaruh terhadap bagian terbesar dari pendapatan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas dari bank itu secara keseluruhan. Ada beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan rasio return on asset ROA. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Nilai minimum ROA yang ditetapkan oleh Bank Indobesia adalah minimal 2 Manurung,2004:161. Menurut Dendawijaya 2005:118 “semakin besar return on asset suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut Universitas Sumatera Utara dari segi penggunaan asset”. Rasio ini merupakan salah satu unsur dalam mengukur tingkat kesehatan bank CAMEL oleh Bank Indonesia dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

d. Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah atau non performing loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan seperti penyimpangan yang dilakukan debitur maupun faktor ketidaksengajaan atau faktor eksternal di kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk. Kredit bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam 5 kelompok yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Apabila dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Faktor-faktor penyebab kredit bermasalah ada dua, yaitu: 1 faktor internal, berhubungan dengan kebijakan dan strategi yang ditempuh pihak bank, 2 faktor eksternal, terkait dengan kegiatan usaha debitur. Laba sebelum pajak Return on assets ROA = X 100 Total aktiva Universitas Sumatera Utara Adapun faktor internal yang dapat menyebabkan kredit bermasalah meliputi: a kebijakan perkreditan yang ekspansif, dimana bank yang memiliki kelebihan dana excess liquidity sering menetapkan kebijakan perkreditan yang terlalu ekspansif dan melebihi pertumbuhan kredit secara wajar yaitu dengan menetapkan sejumlah target kredit yang harus dicapai untuk kurun waktu tertentu. Hal tersebut cenderung mendorong pejabat kredit menempuh langkah-langkah yang lebih agresif dalam penyaluran kredit sehingga mengakibatkan tidak lagi selektif dalam memilih calon debitur dan kurang menerapkan prinsip perkreditan yang sehat dalam menilai permohonan kredit sebagaimana harusnya. Di samping itu, bank sering saling membajak nasabah dengan memberikan kemudahan yang berlebihan, b penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, dimana pejabat bank sering tidak mengikuti dan kurang disiplin dalam menerapkan prosedur perkreditan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian kredit dalam suatu bank. Hal yang sering terjadi, bank tidak mewajibkan calon debitur membuat studi kelayakan dan menyampaikan data keuangan yang lengkap. Penyimpangan siatem dan prosedur perkreditan tersebut bisa disebabkan karena jumlah dan kualitas sumber daya manusia, khususnya yang menangani masalah perkreditan belum memadai. Di samping itu, juga adanya pihak yang sangat dominan dalam pemutusan kredit, c lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit yang dapat dilihat dari dokumen kredit yang seharusnya diminta dari debitur tapi tidak dilakukan oleh bank, berkas perkreditan tidak lengkap dan tidak teratur, pemantauan terhadap Universitas Sumatera Utara usaha debitur tidak dilakukan secara rutin, termasuk peninjauan langsung pada lokasi usaha debitur secara periodik. Lemahnya administrasi dan pengawasan tersebut menyebabkan kredit yang secara potensial akan mengalami masalah tidak dapat dilacak secara dini, sehingga bank terlambat melakukan langkah- langkah pencegahan, d lemahnya sistem informasi kredit yang akan memperlemah keakuratan pelaporan bank yang pada gilirannya akan sulit melakukan deteksi dini, sehingga menyebabkan terlambatnya pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah, e itikad kurang baik dari pihak bank, dimana pemilik atau pengurus bank sering memanfaatkan keberadaan banknya untuk kepentingan kelompok bisnisnya dengan sengaja melanggar ketentuan kehati-hatian perbankan terutama ketentuan batas maksimum pemberian kredit atau memberikan kredit kepada debitur yang sebenarnya fiktif dan digunakan untuk tujuan yang lain. Adapun faktor eksternal yang dapat menyebabkan kredit bermasalah meliputi: a penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit, dimana kegiatan usaha debitur rentan terhadap terjadinya penurunan kegiatan ekonomi dan dalam waktu yang sama tingkat suku bunga mengalami kenaikan yang tinggi. Penurunan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh adanya kebijakan ekonomi yang dilakukan Bank Indonesia yang menyebabkan tingkat bunga naik dan pada gilirannya debitur tidak lagi mampu membayar cicilan pokok dan bunga kredit, Universitas Sumatera Utara b pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur, dimana persaingan bank yang ketat dapat dimanfaatkan oleh debitur yang kurang memiliki itikad baik untuk memperoleh jumlah kredit melebihi jumlah yang diperlukan, untuk usaha yang tidak jelas atau untuk kegiatan spekulatif. Dalam kondisi persaingan yang tajam, sering bank menjadi tidak rasional dalam pemberian kredit dan akan diperburuk dengan keterbatasan kemampuan teknis dan pengalaman petugas bank dalam pengelolaan kredit, c kegagalan usaha debitur yang dapat terjadi karena sifat usaha debitur yang sensitif terhadap pengaruh eksternal, misalnya kegagalan dalam pemasaran produk, karena perubahan harga di pasar, adanya perubahan pola konsumen dan pengaruh perekonomian nasional, d debitur mengalami musibah yang dapat saja terjadi pada debitur, misalnya meninggal dunia, lokasi usahanya mengalami kebakaran atau kerusakan sementara usaha denitur tidak dilindungi dengan asuransi.

3. Kredit

Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini mencapai 70-80 dari volume usaha bank. Oleh karena itu sumber pendapatan utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Menurut Siamat 2005:349, terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit tersebut disebabkan beberapa alasan yaitu: Universitas Sumatera Utara a. sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dan unit deficit, b. penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan, c. melihat posisinya dalam bidang pelaksanaan kebijaksaan moneter, perbankan merupakan sektor usaha yang kegiatannya paling diatur pemerintah. Di Indonesia misalnya, bank-bank tidak diperkenankan mengalokasikan dananya melalui pasar modal dalam melakukan jual beli saham di bursa efek, d. sumber dana utama bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Menurut UU No.10 tahun 1998 “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Berdasarkan pengertiannya kredit memiliki enam unsur yaitu: a. persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam, b. aktivitas peminjaman uang atau tagihan sebesar plafon yang disepakati, c. jangka waktu tertentu, d. pendapatan berupa bunga atau imbalan atau pembagian keuntungan, e. resiko, f. jaminan atau agunan jika ada. Tujuan kredit yang diberikan suatu bank akan mengemban tugas sebagai agent of development yaitu: a. turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan, b. meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin kebutuhan masyarakat, Universitas Sumatera Utara c.memperoleh dana agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya. Dari tujuan tersebut terlihat adanya kepentingan yang seimbang antara kepentingan masyarakat den kepentingan pemilik modal. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain: a. kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang, b. kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang, c. kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang, d. kredit merupakan salah satu alat stabilitas ekonomi, e. kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha, f. kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan, g. kredit merupakan alat untuk meningkatkan hubungan internasional. Kredit dapat digolongkan berdasarkan: a. jangka waktu maturity, b. jaminan collateral, c. segmen usaha, d. tujuan kredit, e. penggunaan kredit, f. kredit non kas, g. status hukum debitur, h. sumber dana pembiayaan, i. sifat pemakaian dana, Universitas Sumatera Utara j. menurut kualitas. Adapun berdasarkan jangka waktu maturity, kredit meliputi: 1 kredit jangka pendek short term loan adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya dalam waktu satu tahun atau kurang. Biasanya kredit ini digunakan untuk kelancaran usaha, khususnya penyediaan dana untuk modal kerja, 2 kredit jangka menengah medium term loan adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya satu sampai tiga tahun. Kredit ini umumnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja perusahaan besar atau kredit investasi perusahaan kecil, 3 kredit jangka panjang long term loan adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya atau jatuh temponya melebihi tiga tahun. Umumnya kredit jangka panjang untuk membiayai investasi. Berdasarkan jaminan collateral, kredit meliputi: 1 kredit dengan jaminan secured loan adalah kredit yang disertai dengan jaminan atau agunan dan diserahkan oleh nasabah peminjam debitur. Bentuk-bentuk jaminan dapat berupa harta berwujud seperti tanah, bangunan dan harta harta berwujud lainnya yang berharga. Jaminan yang diserahkan debitur dapat juga berbentuk surat-surat berharga seperti saham dan obligasi, 2 kredit tanpa jaminan unsecured loan adalah pemberian kredit dengan tidak berdasarkan barang jaminan. Kredit biasanya diberikan kepada orang Universitas Sumatera Utara yang dikenal, teruji, dipercaya oleh pihak bank dan penilaian bank terhadap reputasi dan prospek usaha debitur sangat baik. Berdasarkan segmen usaha, kredit meliputi: 1 whole loans yaitu kredit yang diberikan kepada individu maupun koporasi untuk menjalankan bidang usaha misalnya perdagangan, industri dan lain- lain sebagai tambahan modal kerja. Kredit semacam ini ada kesamaan dengan kredit komersial, 2 retail loans yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah debitur untuk tujuan konsumsi. Kredit semacam ini ada kesamaan dengan kredit konsumtif. Berdasarkan tujuan kredit, kredit meliputi: 1 kredit komersial commercial loan yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan. Kredit komersil ini meliputi antara lain kredit ekspor dan kredit untuk usaha pertokoan, 2 kredit konsumtif consumer loan yaitu kredit yang diberikan bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Kredit ini digunakan untuk membeli barang atau kebutuhan lainnya seperti membeli rumah, mobil dan berbagai macam barang kebutuhan konsumsi lainnya, 3 kredit produktif yaitu kredit yang diberikan bank dalam rangka memperlancar kegiatan produksi debitur, misalnya pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya pemasaran dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penggunaan kredit, kredit meliputi: 1 kredit modal kerja yaitu kredit yang diberikan bank untuk menambah modal kerja debitur. Kredit modal kerja ini pada prinsipnya meliputi modal kerja untuk tujuan komersil, industri, kontraktor bangunan dan sebagainya. Jadi prinsipnya ciri modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank, kemudian digunakan untk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi, lalu dijual bisa dengan kredit atau tunai, selanjutnya memperoleh uang kas kembali, 2 kredit investasi yaitu kredit yang diberikan bank untuk berinvestasi dengan membeli barang-barang modal. Kredit investasi merupakan kredit jangka menengah atau panjang untuk membiayai pengadaan barang- barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi dan pendirian proyek baru. Berdasarkan kredit non kas non cash loan yaitu merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasi, kredit meliputi: 1 bank garansi yaitu jaminan yang diberikan dalam bentuk surat yang diterbitkan oleh bank maupun lembaga keuangan non bank yang mengakibatkan kewajiban membayar kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajiban atau janji, Universitas Sumatera Utara 2 letter of credit LC yaitu fasilitas yang diberikan pada nasabah untuk memperlancar transaksi arus barang, terutama transaksi perdagangan internasional. Berdasarkan status hukum debitur, kredit meliputi: 1 kredit bagi debitur korporasi yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus badan hukum dan dalam jumlah kredit berskala menengah atau besar, 2 kredit bagi debitur perorangan yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus perorangan dan jumlah kredit berskala kecil. Berdasarkan sumber dana pembiayaan, kredit meliputi: 1 Kredit likuiditas yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI, 2 Kredit pihak ketiga yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga giro, tabungan, deposito. Berdasarkan sifat pemakaian dana, kredit meliputi: 1 kredit revolving yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang, artinya jumlah kredit dapat ditarik sekaligus atau secara bertahap bergantung pada kebutuhan debitur, 2 kredit non revolving yaitu kredit yang dananya dapat ditarik sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap atau sekaligus. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kualitas, kredit meliputi: 1 kredit performing yaitu kredit dengan kualitas lancar dan kualitas dalam perhatian khusus. 2 kredit non performing loan yaitu kredit dengan kualitas kurang lancar, kualitas diragukan dan kualitas macet. Dalam pendanaan kepada nasabah dalam bentuk pemberian kredit, ada beberapa hak yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penilaian kredit, oleh karena layak tidaknya kredit yang diberikan akan mempengaruhi stabilitas keuangan bank. Menurut Bastian 2006: 249, penilaian kredit harus memenuhi kriteria sebagai berikut a. keamanan kredit safety, dimana harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat dilunasi kembali, b. terarahnya tujuan penggunaan kredit suitability , dimana kredit yang akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat atau setidaknya tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, c. menguntungkan profitable, dimana kredit yang diberikan menguntungkan bagi bank maupun bagi nasabah. Menurut Siamat 2005:356, metode yang dapat digunakan dalam penilaian kredit untuk keputusan pemberian kredit adalah prinsip 5C, yaitu: a. karakter character, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana itikad baik dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian kredit. Pejabat analis perlu memperhatikan sifat- sifat seperti kejujuran, ketulusan, kecerdasan, temperamental dan sebagainya, b. kapasitas capacity, berkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola usahanya secara sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai yang diperkirakan. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana hasil usaha debitur dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktu sesuai perjanjian kredit, c. modal capital, dilakukan untuk melihat apakah debitur memilki modal yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Makin besar modal yang dimiliki dapat merupakan indikasi makin besarnya kemampuan dan komitmen dalam menjalankan usaha, Universitas Sumatera Utara d. jaminan collateral, diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan atau agunana tersebut dapat menutupi resiko kegagalan pengembalian kewajiban debitur, e. kondisi condition, berkaitan dengan keadaan perekonomian pada saat tertentu yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha debitur. Menurut Manurung 2004 :194, selain prinsip 5C juga terdapat konsep 7P yang dapat digunakan dalam penilaian kredit untuk keputusan pemberian kredit, yaitu: a. kepribadian personality, merupakan tingkah laku sejarah hidupnya yang mencakup sikap, emosi dan tidakan dalam menghadapi masalah. b. tujuan purpose, menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan berapa besar kredit yang diajukan, c. prospek prospect, menilai prospek usaha yang direncanakan debitur baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, d. pembayaran payment, menilai bagaimana cara calon debitur dapat melunasi kredit, darimana sumber dana tersebut dan bagaimana tingkat kepastiannya, e. tingkat keuntungan profitability, menilai berapa tingakt keuntungan yang diperkirakan akan diraih calon debitur, f. perlindungan protection, menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi, g. parti party, bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasakan modal, loyalitas dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas. Menurut Siamat 2005:357, aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan dalam penilaian kredit, yang menyangkut kegiatan usaha calon debitor yaitu: a. aspek pemasaran, menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan kompetisi, pangsa pasar, kualitas produksi dan lain sebagainya, b. aspek teknis, meliputi kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, c. aspek manajemen, meliputi struktur dan susunan organisasi, termasuk pengalaman anggota dan pola kepemimpinan manajemen, d. aspek yuridis, meliputi status hukum badan usaha, kelengkapan izin usaha dan legalitas barang jaminan, e. aspek sosial ekonomi, meliputi keadaan keuangan perusahaan debitor yang dibiayai. Universitas Sumatera Utara

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Luh Gede Meydiana wathi 2006 Variabel dana pihak ketiga, capital adequacy ratio dan non performing loan dalam mempengaruhi volume kredit kepada sektor UMKM periode 2002-2005 pada bank umum di Indonesia. Analisis dilakukan secara agregat yaitu terhadap total kredit investasi dan modal kerja yang disalurkan ke sektor UMKM. 1. Secara parsial DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit. 2. NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume kredit. 3. Secara bersama variabel DPK, CAR dan NPL berpengaruh nyata dan signifikan terhadap volume kredit. Harmanta dan Ekananda 2005 Penawaran atau penyaluran kredit merupakan formula dari dana pihak ketiga, suku bunga SBI, suku bunga kredit rata-rata bank umum, NPL dan variabel dummy periode 1997-2003 pada bank umum di Indonesia Analisis dilakukan secara agregat yaitu terhadap total kredit yang disalurkan bank.. 1. Dana Pihak Ketiga dan suku bunga kredit rata-rata bank umum berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. 2. NPL, suku bunga SBI dan variabel dummy berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. 3. Seluruh variabel kecuali variabeldummy mempengaruhi penyaluran kredit Mahrinasari 2003 Likuiditas cash ratio dan profitabilitas return on asset dalam mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan pada Bank Perkreditan Rakyat di kota Bandarlampung periode februari 2000-juli 2002. 1. Cash Ratio mempunyai hubungan negatif terhadap volume kredit 2. ROA mempunyai hubungan positif terhadap volume kredit. 3. Secara bersama cash ratio dan ROA mempengaruhi volume kredit. Sumber: www.google.co.id

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis