Uji Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

68 Dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa variabel Debt to Equity Ratio DER, Debt to Asset Ratio DAR bebas dari masalah multikolinearitas. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai korelasi antara DAR dan DER sebesar 0.376. Sedangkan korelasi yang tergolong kuat adalah apabila variabel bebas mempunyai korelasi 0,8 Nachrowi, Djalal Nachrowi, 2006: 247. Sehingga dapat diputuskan antara variabel bebas tidak terdapat masalah multikoleniaritas..

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas digunakan Uji White no cross term karena variabel bebas pada penelitian ini hanya dua variabel. Dari hasil pengujian, ditunjukkan bahwa probabilitas ObsR-squared lebih besar dari α = 5 0.05 yaitu 0.44. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas atau varians dari residual homokedastisitas. Menurut Nachrowi, 2006: 248 heterokedastisitas terjadi pada probabilitas ObsR-squared 5.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dapat Universitas Sumatera Utara 69 dilakukan dengan menghitung Durbin Watson, dari hasil pengujian diperoleh DW statistik sebesar 1.34 dan dengan jumlah variabel bebas sebanyak 2 dan 19 observasi dari DW tabel diperoleh dl = 0.96 dan du = 1.41 dengan tingkat kepercayaan 95 sehingga dlDWdu, artinya tidak dapat diputuskan terjadi autokorelasi positif atau negatif. 0 dl du 4-du 4-dl 4 0. 96 1.41 2,59 3,04 Gambar 4.1 Pengambilan Keputusan DW-Test Untuk mengatasi masalah otokorelasi tersebut maka dilakukan uji Unit Root Test atau disebut juga Augmented Dickey-Fuller ADF Test Nachrowi, 2006:355. Berdasarkan model tersebut kita dapat memilih tiga model yang akan digunakan untuk melakukan uji ADF, yaitu: 1. Model dengan intersep β 1 dan trend β 2 , sebagaimana model yang telah digunakan untuk regresi ini. 2. Model hanya menggunakan intersep β 1 ; ∆Y t = β 1 + Y t-1 + α i ∑ ∆Y t-1 + t 3. Model tanpa intersep dan trend slope ∆Y t = Y t-1 + α i ∑ ∆Y t-1 + t Autokore lasi positif Tidak ada keputusan Tidak ada Otokorelasi Tidak ada keputusan Autokore lasi negatif Universitas Sumatera Utara 70 Dari hasil pengujian diperoleh bahwa model tanpa intersep dan trend di dapat data yang stasioner dimana untuk menentukan data berotokorelasi atau tidak dapat dilihat dari nilai Uji ADF dan nilai kritisnya. Jika nilai uji ADF lebih kecil dari nilai kritis maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berotokorelasi lagi. Hasil pengujian dengan menggunakan uji Unit Root Test menunjukkan nilai uji ADF sebesar - 3,466615 sedangkan nilai kritis pada level 1 = -2,699769, pada level 5 = - 1,961409 dan pada level 10 = -1,606610 dimana nilai kritis lebih besar dari pada nilai uji ADF sehingga dapat diputuskan bahwa model regresi telah bebas dari masalah otokorelasi.

C. Pengujian Hipotesis