74
tidak diteliti. Standart error of regresion adalah 659.6076 maka dapat disimpulkan model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROE.
Dari tabel di atas diperoleh F Hitung adalah 21.92 dengan tingkat signifikansi 0.00. Hal ini berarti bahwa DAR dan DER secara simultan berpengaruh dan
signifikan terhadap ROE karena tingkat signifikansi 0.00 berada di bawah 0.05. Dari hasil regresi di atas dapat di bentuk persamaan regresi berganda yaitu:
Y = 1444.814 – 26.137X
1
+ 3.719X
2…………………….4.3
Dimana: Y =
ROE X
1
= Debt to Asset Ratio X
2
= Debt to Equity Ratio X3
= Equity to Assets Ratio
D. Pembahasan Hasil
Penelitian
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel DER yang berpengaruh signifikan terhadap ROE jika diuji secara individu, sedangkan secara
simultan variabel DAR dan DER berpengaruh signifikan terhadap ROE. Hasil ini mendukung hipotesis kedua dan ketiga pada penelitian ini. DAR tidak berpengaruh
terhadap ROE sehingga hipotesis pertama ditolak.
Universitas Sumatera Utara
75
1. Pengaruh DAR terhadap ROE Dari persamaan 4.1 dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi X1 DAR
mempunyai tanda negatif, yaitu sebesar -3.094 dengan p = 0,84. Hal ini berarti naik dan turunnya rasio DAR tidak akan berpengaruh terhadap profitabilitas ROE. Hasil
penelitian ini berbeda dengan pendapat Sartono 2001 yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka semakin meningkat
ROE suatu perusahaan. Akan tetapi sejalan dengan pendapat Modigliani dan Miller yang menyatakan : “ Dalam sebuah pasar modal sempurna keputusan keuangan
perusahaan tidak menjadi relevan lagi dengan kata lain penggunaan sumber pembiayaan tidak mempengaruhi cost of capital dan pada akhirnya tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Penggunaan hutang dalam struktur modal tidak mempunyai pengaruh, tetapi penggunaan hutang dalam struktur modal dapat
meningkatkan nilai perusahaan, sebesar penggunaan pembayaran pajak karena biaya bunga yang dibayar”.
Dari statistik deskriptif data dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan hutang untuk membiayai asset-asset perusahaan yaitu 36.11 masih menunjukkan
posisi struktur modal yang optimal yaitu antara 30 – 40, sehingga ada kemungkinan emiten sampel menghindari risiko dengan menekan penggunaan hutang dalam
membiayai assetnya, hal ini dapat dilihat dari rata-rata Debt to Asset Ratio DAR emiten sampel yang cukup rendah sekitar 35. Penggunaan hutang yang relatif
rendah ini kemungkinan disebabkan oleh inflasi yang masih terjadi pada periode
Universitas Sumatera Utara
76
penelitian ini dan tingginya suku bunga yang beresiko pada gagal bayar dan kebangkrutan.
2. Pengaruh DER terhadap ROE Variabel DER berpengaruh terhadap ROE, hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Harahap 2003. Dengan kata lain penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap
profitabilitas ROE perusahaan manufaktur di BEJ. Koefisien regresi DER sebesar 583.728 dengan tanda positif dan p = 0,00. Hal
ini berarti bahwa kenaikan rasio DER sebesar Rp. 1000 akan meningkatkan profitabilitas ROE sebesar Rp. 583.728, hasil penelitian ini mendukung pendapat
Sartono 1996 yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka semakin meningkat ROE suatu perusahaan, berati dengan
semakin besar penggunaa hutang akan mengurangi peran dari penggunaan modal sendiri dan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Dilihat dari rata-rata DER pada statistik deskriptif jumlah penggunaan DER sangat jauh melebihi struktur modal yang optimal dimana rata-rata DER adalah
138.75. Posisi ini sudah sangat melabihi struktur modal yang optimal yaitu 30-40, sehingga dari hasil analisis disimpulkan bahwa semakin besar penggunaan hutang
dalam struktur modal maka semakin meningkat ROE suatu perusahan sesuai dengan pendapat Sartono: 2001.
Universitas Sumatera Utara
77
Temuan penelitian ini sesuai dengan teori free cash flow yang menyatakan bahwa adanya tingkat hutang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas
perusahaan, karena manajemen harus memastikan arus kas yang dihasilkan mencukupi pembayaran hutang. Oleh karena itu manajemen memiliki insentif untuk
mengunakan dana yang ada bagi investasi yang menguntungkan. Walaupun pengaruhnya secara tidak langsung namun manajemen memiliki peran besar dalam
hal mengelala struktur pendanaan untuk tujuan meningkatkan profitabilitas. Control hypotesis dari teori free cash flow menyatakan bahwa hutang dapat
memotivasi manajemen dan organisasi menjadi lebih efisien. Manajer dengan free cash flow yang substansial dapat dibayarkan untuk menambah dividen, membeli
kembali saham, pembayaran kas lainnya, investasi pada proyek return rendah, dan mengurangi pemborosan. Teori free cash flow menyatakan bahwa penambahan
pembayaran dividen akan menguntungkan pemegang saham, sebab pembayaran dividen akan mengurangi kemampuan manajer melakukan tindakan pemborosan.
Sehingga jika dibandingkan return yang diterima oleh pemegang saham dan obligasi secara bersama-sama meningkat dan konflik keagena dapat diminimalisir.
E. Keterbatasan Penelitian