49
pengaruh karakteristik perusahan terhadap keputusan struktur modal secara agregat. Secara simultan biaya hutang, biaya agency, risioko bisnis, ukuran perusahaan,
dividen payout ratio, profitabilitas, kepemilikan internal dan eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan hasil penelitian secara parsial
menyimpulkan semakin tinggi biaya hutang akan semakin tinggi penggunaan debt financing sehingga proporsi perlindungan pajak semakin besar.
Vera, Rudolf L. Tobing dan Akromul Ibad 2005 melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan struktur pendanaan perusahaan multinasional dan perusahaan
domestik di Indonesia dilihat dari determinan utama struktur pendanaan perusahaan. Analisis dilakukan secara pooling dengan combined model, yaitu kombinasi antara
time series dan cross section dengan menggunakan multistage sampling with purposive method. Model analisis yang digunakan adalah model regresi linear
berganda. Penelitian ini menyatakan bahwa struktur pendanaan perusahaan multinasional dan perusahaan domestik berbeda secara signifikan. Hasil analisis
menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan, biaya kebangkrutan, dan ukuran perusahaan sama-sama berpengaruh signifikan pada tingkat leverage perusahaan.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual
Struktur modal menjadi penting diperhatikan untuk meningkatkan nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pendanaan perusahaan
menentukan profitabilitas perusahaan. Menurut Syamsuddin 2000:10 strutur modal
Universitas Sumatera Utara
50
adalah bauran dari hutang dan ekuitas. Pemilihan struktur modal merupakan masalah yang menyangkut komposisi pendanaan yang akhirnya berarti penentuan apakah
perusahaan akan menggunakan hutang atau modal sendiri untuk mendanai perusahaan. Sumber dana perusahaan berasal dari sumber dana internal dan sumber
dana eksternal. Sumber dana internal berasal dari arus kas perusahaan sedangkan sumber dana eksternal diperoleh dari kreditor dalam bentuk hutang dan dari ekuitas
pemegang saham. Hutang dan ekuitas adalah dua kelompok utama dari kewajiban liabilities
perusahaan, dimana kreditor dan pemegang saham merupakan investor dari perusahaan. Struktur hutang terdiri dari hutang lancar hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang. Struktur sekuritas terdiri dari nilai ekuitas dan laba ditahan. Setiap unsur dari stuktur modal tersebut dapat ditentukan nilainya apabila
dibandingkan dengan aktiva yang mencerminkan total investasi yang berasal dari hutang dan ekuitas pemegang saham. Masing-masing investor ini berhubungan
dengan tingkat resiko, keuntungan dan kontrol yang berbeda terhadap perusahaan. Struktur modal merupakan perimbangan penggunaan hutang dan modal
sendiri dalam pendanaan perusahaan. Struktur modal dapat diformulasikan kedalam beberapa rasio Riyanto, 2001:333 antara lain yaitu: Debt to Asset Ratio DAR, Debt
to Equity Ratio DER, Long term Debt To Asset Ratio LDAR dan Equity to Asset Ratio EAR. Variabel struktur modal yang digunakan penulis pada penelitian ini
adalah Debt to Equity Ratio DER, Debt to Assets Ratio DAR. DER merupakan perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah modal sendiri sedangkan DAR
Universitas Sumatera Utara
51
merupakan perbandingan antar jumlah hutang dengan aktiva perusahaan. Struktur modal merupakan variabel bebas yang menggambarkan proporsi hutang atas aktiva
rasio leverage dan proporsi hutang atas ekuitas pemegang saham rasio hutang. Brigham dan Houston 2001:5 menyatakan bahwa kebijakan struktur modal
melibatkan perimbangan trade-off antara resiko dan pengembalian, yang pada akhirnya memutuskan apakah menggunakan hutang atu modal sendiri untuk
mendanai perusahaan. Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen yang mampu
memaksimumkan harga saham, dan meminimumkan biaya modal. Keown et,al 2000 menjelaskan bahwa biaya modal dapat diminimumkan dengan menggunakan
leverage pengungkit keuangan. Perusahaan dinyatakan menggunakan leverage keuangan apabila dalam pendanaannya memiliki beban tetap, salah satu diantaranya
adalah hutang. Menurut teori tradeoff semakin besar penggunaan hutang, semakin besar
keuntungan dari penggunaan hutang yang di peroleh dari pajak penghasilan. Tetapi biaya kebangkrutan dan biaya agensi juga akan meningkat bahkan lebih besar, jika
satu-satunya pengaruh dalam perusahaan hanya pajak penghasilan. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi
hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang
tidak sebanding dengan kenaikan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Tititk balik tersebut disebut dengan struktur modal optimal yang menunjukkan jumlah
Universitas Sumatera Utara
52
hutang perusahaan yang optimal. Teori ini disebut teori tradeoff karena struktur modal optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan penggunaan
hutang tax shield benefits of leverage dengan biaya kebangkrutan dan biaya agensi Atmaja, 1994:320
Arifin 2005:93 menjelaskan bahwa tradeoff theory merupakan teori yang sangat konsisten dalam upaya mencari struktur modal optimal agar nilai perusahaan
dapat dimaksimumkan. Dengan teori tradeoff dimana bunga hutang dapat dikurangkan pada perhitungan penghasilan kena pajak, maka kecendrungan kebijakan
pendanaan adalah menggunakan huutang yang mengakibatkan rasio hutang dalam struktur modal akan meningkat Weston dan Copeland, 1990:53. Berdasarkan teori
tradeoff apabila perusahaan belum mencapai struktur modal optimal maka setiap penambahan hutang akan maningkatkan nilai perusahaan sebaliknya, apabila
perusahaan telah mencapai struktur modal opimalnya maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Dengan demikian jika diasumsikan
perusahaan berusaha untuk mencapai struktur modal yang optimal maka teori trade off manunjukkan hubungan yang positif antara struktur modal dengan nilai
perusahaan. Paramu 2006 menemukan bahwa pengaruh hutang terhadap rasio hutang
berpengaruh signifikan. Dijelaskan bahwa profitabilitas perusahaan mengandung konsekuensi pembayaran pajak secara proporsional. Namun karena cost of debt akan
mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan, ada kecendrungan meningkatnya profitabilitas akan semakin mendorong perusahaan untuk melakukan debt financing.
Universitas Sumatera Utara
53
Arifin 2005:92 menjelaskan bahwa semakin besar hutang perusahaan maka semakin kecil dana ”menganggur” yang dapat dipakai manajer untuk pengeluaran-
pengeluaran yang tidak perlu, yang membuat manajer menjadi disiplin sehingga penggunaan aset menjadi lebih produktif dan efisien yang pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Martono dan Hardjito 2000:248 menjelaskan bahwa berdasarkan teori free
cash flows dengan adanya tingkat hutang yang tinggi, maka manajemen berada pada posisi yang terdesak karena harus memastikan arus kas yang dihasilkan mencukupi
pembayaran hutang sehingga adanya hutang memotivasi manajemen untuk lebih disiplin. Selain itu perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih efisien karena
manajemen berusaha menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu, sedangkan perusahan dengan sedikit pinjaman memiliki kecendrungan untuk tidak terlalu
mengawasi pemakaian biaya-biaya yang sebenarnya dapat dikurangi. Menurut Brigham dan Houston 2001 profitabilitas adalah hasil bersih dari
serangkaian kebijakan dan keputusan. Analisa rasio-rasio profitabilitas menggambarkan bagaimana manajemen perusahaan beroparesi dalam menggunakan
dananya. Rasio profitabilitas memperlihatkan pengaruh kombinasi likuiditas, aktivitas, dan leverage terhadap perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Syamsuddin 2000:63 menjelaskan bahwa profitabilitas dapat ditentukan dengan bebrapa rasio yaitu: Ratio Return On Aktiva ROA atau sering disebut dengan Ratio
return On Investasi ROI, Ratio Return On Equity ROE, Gross Profit Margin GPM, Operating Profit Margin OPM, Net Profit Margin NPMdan earning
Universitas Sumatera Utara
54
power. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Equity ROE. Sartono 2001 menyatakan bahwa semakin besar penggunaan hutang
dalam struktur modal maka semakin meningkat ROE suatu perusahaan tersebut. Model kerangka pemikiran dibawah ini akan menegaskan bahwa semakin
tinggi porsi penggunaan hutang dalam struktur modal, yang ditunjukkan oleh besarnya Debt to Equity Ratio, Debt to Assets Ratio maka semakin meningkat pula
kemampuan perusahaan menghasilkan laba, ditunjukkan melalui meningkatnya Return On Equity. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya maka model kerangka konseptual dapat digambarkan seperti sibawah ini.
H1
H3
H2 Gambar 2.1
Diagram Kerangka Konseptual Return On Equity
Y Debt to Equity Ratio
X2 Debt to Assets Ratio
X1
Universitas Sumatera Utara
55
2. Hipotesis Penelitian