BAB V PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Karakteristik Responden
Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi responden
tertinggi berdasarkan umur pekerja terdapat pada kelompok umur ≥ 28 tahun yaitu
76, sedangkan pada kelompok umur 28 tahun sebesar 24. Hal ini berarti banyak pekerja yang berusia diatas 28 tahun atau telah lanjut usia.
Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi responden tertinggi berdasarkan lama bekerja terdapat pada kelompok lama bekerja 8jam
sebesar 69,3, sedangkan pada kelompok lama bekerja 8 jam sebesar 30,7. Hal ini berarti banyak pekerja yang bekerja melebihi batas jam kerja perhari.
Hasil wawancara dan analisa data diketahui bahwa proporsi responden tertinggi berdasarkan pendidikan pekerja terdapat pada tingkat pendidikan tidak
sekolahtidak tamat SD yaitu sebesar 52, diikuti dengan tamat SD sebesar 28, tamat SMA sebesar 10,7, dam tamat SMP sebesar 9,3. Hal ini berarti bahwa
responden memiliki pendidikan rendah karena dari segi ekonomi tidak mendukung untuk memperoleh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
5.1.1. Hubungan Umur Pekerja dengan Keluhan Gangguan Kulit
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur pekerja dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan pekerja yang berusia diatas 28 tahun
sebanyak 57 responden 76 dari 57 responden tersebut sebanyak 46 responden
Universitas Sumatera Utara
61,3 mengeluhkan gangguan kulit. Hal ini mungkin disebabkan banyak pekerja yang telah berusia lanjut, misalnya pada lansia lebih rentan terserang penyakit karena
sistem kekebalan tubuh yang mulai menurun sehingga mudah terpapar penyakit. Menurut Kenneth, dermatitis cenderung menjadi kronik dan biasanya menetap
sampai pertengahan usia dua puluhan atau tiga puluhan. Mungkin 50 kasus diteruskan dengan beberapa bukti penyakit yang terlokalisasi sampai usia lanjut.
Menurut Adhi Juanda, faktor yang mempengaruhi penyakit kulit yaitu faktor individu misalnya: ras, usia, lokasi atopi, penyakit kulit lainnya dan faktor lingkungan
misalnya: suhu dan kelembaban. Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari 2007 sebesar 60,5 dengan p-value
0,042 hal ini berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur pekerja dan dermatitis kontak. Pada dunia industri usia pekerja yang lebih tua menjadi lebih
rentan terhadap bahan iritan. Seringkali pada usia lanjut terjadi kegagalan dalam pengobatan dermatitis kontak, sehingga timbul dermatitis kronik. Dapat dikatakan
bahwa dermatitis kontak akan lebih mudah menyerang pada pekerja dengan usia yang lebih tua.
5.1.2. Hubungan Lama Bekerja dengan Keluhan Gangguan Kulit
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lama bekerja dengan keluhan gangguan kulit di Kelurahan Pekan Labuhan
Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2012. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan pekerja yang bekerja diatas 8 jam
sebanyak 52 responden 69,3 dari 52 responden tersebut sebanyak 49 responden
Universitas Sumatera Utara
65,3 mengeluhkan gangguan kulit. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu kerja responden yang terlalu panjang mengakibatkan iritasi pada kulit.
Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 8 jam. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja biasanya tidak disertai
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya terjadi penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu berkepanjangan akan
menimbulkan terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan dan penyakit Suma’mur, 2009. Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari 2007 sebesar 66,7 dengan p-value
0,014 hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara lama bekerja dan dermatitis kontak.
5.1.3. Hubungan Pendidikan Pekerja dengan Keluhan Gangguan Kulit