BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud Depkes, 2009.
Terwujudnya derajat kesehatan dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana telah dikemukakan oleh Hendrik L. Blum. Faktor-faktor
dimaksud antara lain: faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Dimana faktor-faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan
faktor yang paling besar memegang peranan dalam status kesehatan masyarakat Kusnoputranto, 2000.
Hygiene perorangan merupakan salah satu bagian dari faktor tersebut. Hygiene perorangan adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannnya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu hygiene personalnya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri Depkes, 2000. Hygiene perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
menjaga kesehatan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya Tarwoto,
2000.
Universitas Sumatera Utara
Dampak yang muncul pada masalah hygiene perorangan adalah dampak fisik dan dampak psikologis. Dampak fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Sedangkan dampak psikologis antara lain gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial Permita, 2012.
Berdasarkan penelitian Silalahi 2010 di TPA Namo Bintang terdapat hubungan yang bermakna antara hygiene perorangan dan keluhan gangguan kulit.
Kulit merupakan pembungkus elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Salah satu bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap berbagai
macam penyakit adalah kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai penyakit antara lain penyakit kulit Harahap,
1990. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah
iklim yang panas dan lembab memungkinkan bertambah suburnya pertumbuhan jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor sosial-ekonomi yang
kurang memadai Harahap, 2000. Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain. PekerjaBuruh atau orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan potensi
bahaya dan resiko sesuai dengan Permenaker No. 8 tahun 2011 Tentang Alat Pelindung Diri, Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruhsebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
adanya potensi bahayakecelakaan kerja Balai K3 Bandung, 2008. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2010, diperoleh kasus gangguan
kulit di Indonesia sebesar 122.076 kasus. Menurut data RISKESDAS 2007, prevalensi dermatitis di Indonesia sebesar 6,78 sedangkan prevalensi dermatitis di
Sumatera Utara sebesar 2,63. Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Medan Labuhan kasus gangguan kulit tahun 2011 di Kecamatan Medan Labuhan sebanyak
89 kasus. Berdasakan survei pendahuluan yang dilakukan penulis di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, terdapat 2 industri rumah tangga pengupasan udang dengan jumlah pekerja 75 orang dan pada saat bekerja kurang menjaga
kebersihan diri antara lain tidak menggunakan sarung tangan dan tidak menggunakan sepatu kerja. Beberapa pekerja juga mengeluhkan gangguan kulit yang mereka alami.
Oleh karena itu, pekerja pengupas udang berisiko terkena penyakit yang berkaitan dengan kebersihan diri. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk mengetahui hubungan kebersihan perorangan dan pemakaian alat pelindung diri dengan keluhan gangguan kulit pada pekerja pengupas udang di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan.
1.2. Perumusan masalah