signifikan 0,001. Hal ini menjelaskan bahwa akses pelayanan KB memiliki peran penting sebagai penentu apakah seseorang mau ber KB atau tidak. Bila akses
pelayanan KB mudah diperoleh dan jaraknya dekat, maka cenderung akan dipilih oleh masyarakat.
Menurut Wijono 1999 dalam Manuaba 2009, bahwa akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, budaya,
organisasi atau hambatan bahasa. Keterjangkauan ini dimaksudkan agar pria dapat memperoleh informasi yang memadai dan pelayanan KB yang memuaskan.
pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan akses geografis, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah tempat memfasilitasi dan menghambat
pemanfaatan. Ini adalah hubunga antara lokasi suplai dan lokasi dari klian yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh atau biaya tempuh. Hubungan antara akses
geografis dan volume dari pelayanan bergantung dari jenis pelayanan dan jenis sumber daya yang ada. Peningkatan akses diperngaruhi oleh berkurangnya jarak,
waktu tempuh ataupun biaya tempuh. Fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada belum digunakan dengan efisien oleh masyarakat karena lokasi pusat-pusat pelayan tidak
berada dalam radius masyarakat banyak dan lebih banyak berpusat di kota-kota dan lokasi saran yang tidak terjangkau dari segi berhubungan.
b. Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan KB
Berdasarkan hasil analisis faktor, faktor kualitas pelayanan KB berpengaruh terhadap keputusan suami dalam memilih vasktomi sebagai alat kontrasepsi di
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 yaitu dengan nilai KMO di atas 0,5 yaitu
Universitas Sumatera Utara
0,723 dengan signifikan 0,001. Hal ini menjelaskan bahwa tersedianya pelayanan KB tidak cukup untuk penentu seseoarang memilih KB. Bagaimana seseorang dilayani
dalam penggunaan fasilitas KB juga mempengaruhi hal ini. Jika dirasa pelayanan buruk, maka seseorang tidak akan mau lagi menggunakan pelayanan ini, khususnya
pada KB vasektomi dimana petugas KB harus benar – benar menyampaikan informasi yang tepat tentang prosedur tindakan vasektomi, prosedur yang harus
dijalankan peserta KB setelah melakukan vasektomi untuk menghindarkan kegagalan KB, menghindari keluhan peserta sehingga tidak menimbulkan penyesalan dan
peserta Puas dengan pelayanan yang diberikan. Bruce 1990 dalam Manuaba 2009 menjelaskan bahwa terdapat enam
komponen dalam kualitas pelayanan, yaitu pilihan kontrasepsi, informasi yang diberikan, kemampuan tehnikal, hubungan interpersonal, tidak lanjut atau
kesinambungan, kemudahan pelayanan. Dalam kerangka teorinya disebutkan pula bahwa dampak dari kualitas pelayanan adalah pengetahuan klien, kepuasan klien,
kesehatan klien, penggunaan kontrasepsi penerimaan dan kelangsungannya. Enam elemen kualitas pelayanan di atas saling berkaitan antara yang satu dengan unsur
yang lainnya. Keterkaitan ini dipengaruhi oleh faktor latar belakang yang sama, yaitu kebijaksanaan politis, sumber alokasi, managemen program. Dari ketiga unsur yaitu
pengelola, pelaksana, dan klien dapat diidentifikasi untuk dapat memberikan penilaian pada setiap elemen tersebut dapat membahas untuk konsep dan indikator
kualitas pelayanan KB. Kualitas yang diterima oleh klien menjadi fokus pokok untuk menilai kualitas pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengaruh Faktor Dukungan Istri
Berdasarkan hasil analisis faktor, dukungan istri berpengaruh terhadap keputusan suami dalam memilih vasktomi sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2012 yaitu dengan nilai KMO di atas 0,5 adalah 0,665 dengan signifikan 0,001. Hal ini menjelaskan bahwa istri adalah orang yang paling dekat
dengan suami. Istri selalu mendampingi suami untuk mengambil keputusan dalam rumah tangga. Jika si istri mendukung suatu keputusan, maka umumnya suami tidak
akan ragu untuk mengambil keputusan dan tidak menimbulkan penyesalan terhadap keputusan.
Menurut Friedmen1998 dalam Notoadmodjo 2008 Dukungan keluarga mengacu pada dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga. Dukungan
keluarga suami istri memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Baik kelurga ini maupun
keluarga besar berfungsi sebagai system pendukung bagi anggota anggotanya. Friedman 1998 dikutip melalui Sarwono 2007 mengatakan bahwa ikatan
suami isteri yang kuat sangat membantu ketika keluarga menghadapi masalah, karena suamiisteri sangat membutuhkan dukungan dari pasangannya. Hal ini
disebabkan orang yang paling bertanggung jawab pada keluarganya adalah pasangan itu sendiri. Dukungan tersebut akan tercipta apabila hubungan interpersonal keduanya
baik.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Faktor Sosio Budaya a. Pengaruh Faktor Sosial Budaya
Berdasarkan hasil analisis faktor, sosial budaya berpengaruh terhadap keputusan suami dalam memilih vasktomi sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2012 yaitu dengan nilai KMO di atas 0,5 adalah 0,789 dengan signifikan 0,001. Hal ini menjelaskan bahwa sosial budaya adalah bagaiamana cara
pandang seseoarang dalam kaitanyya dengan hidup bermayarakat. Bagaiamana yang ada dipandangan masyarakat mengenai seseoarang yang memakai alat kontrasepsi
vasektomi, apakah dipandang baik atau buruk. Menurut penelitian Proverawati 2009 Penyedia layanan harus menyadari
bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemilihan metode di daerah mereka dan harus memantau perubahan-perubahan yang mungkin mempengaruhi pemilihan
metode. Sosial Budaya adalah suatu keadaankondisi yang diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup semua bidang Budaya
merupakan pelaksanaan norma-norma kelompok tertentu yang dipelajari dan ditanggung bersama. Yang termasuk didalamnya adalah pemikiran, penuntun
keputusan dan tindakan dan prilaku seseorang. Selain itu nilai budaya adalah merupakan suatu keinginan individu atau cara bertindak yang dipilih atau
pengetahuan terhadap sesuatu yang dibenarkan sepanjang waktu sehingga mempengaruhi tindakan dan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengaruh Faktor Dukungan Keluarga
Berdasarkan hasil analisis faktor, dukungan keluarga berpengaruh terhadap keputusan suami dalam memilih vasktomi sebagai alat kontrasepsi di Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2012 yaitu dengan nilai KMO di atas 0,5 adalah 0,752. Hal ini menjelaskan bahwa keluarga tidak dapat dipungkiri memiliki peran penting dalam
kehidupan seseorang. Tanpa keluarga, seseoarang tidak akan mampu memperoleh dukungan dalam hal yang akan dilakukannya. Jika dukungan keluarga baik dalam
pemilihan alat kontrasepsi vasektomi, maka suami cenderung akan memilih vasektomi sebagai alat kontrasepsinya.
Dukungan sosial mengacu kepada suatu dukungan yang dipandang oleh anggota sebagai suatu yang dapat bermanfaat. Keluarga adalah dua orang atau lebih
yang disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi sebagai bagian dari keluarga Friedmen,1998. Menurut Friedmen
1998 dalam Notoadmodjo 2008 dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perilaku positif. Peran dukungan keluarga sendiri
terbagi menjadi peran formal yaitu peran yang tampak jelas, bersifat eksplisit misalnya peran suami dan peran informasi seperti bantuan langsung dari keluarga.
5.3. Kelebihan Analisis Faktor