2. Fungsi Pajak
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, S.H, Fungsi pajak ada 2 dua yaitu fungsi budgetair dan reguleren. Fungsi budgetair merupakan salah satu sumber
penerimaan Pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan sebagai sumber keuangan Negara, pemerintah terus
berupaya memaksimalkan pendapatannya untuk Kas Negara, dimana hal ini dapat dilihat dari terus berkembangnya serta berubahnya peraturan–peraturan dari berbagai
jenis pajak seperti : a.
Pajak Penghasilan UU No.36 Tahun 2008 b.
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah UU No.42 Tahun 2009
c. Pajak Bumi dan Bangunan dan Lainnya UU No. 20 Tahun 2000
d. Dan lain-lain.
Sedangkan fungsi reguleren merupakan fungsi mengatur artinya pajak sebagai sebuah alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Misalnya :
1 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi
konsumsi masyarakat terhadap minuman keras.
Universitas Sumatera Utara
2 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi
gaya hidup yang konsumtif dari masyarakat. 3
Tarif Pajak untuk ekspor sebesar 0 untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.
4 Tarif Pajak proregsif dikenakan atas penghasilan dimana maksudnya adalah agar
pihak yang memiliki penghasilan lebih tinggi memberikan kontribusi membayar Pajak yang tinggi, sehingga terjadi pemerataan pendapatan.
3. Penagihan Pajak
Pengertian penagihan khusus didalam bidang perpajakan adalah “serangkaian tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal Pajak, berhubung Wajib Pajak tidak
melunasi baik sebagaian seluruh kewajiban perpajakan yang terhutang menurut Undang-Undang perpajakan yang berlaku” Moeljo Hadi, 1995:2. Sedangkan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penaggung pajak melunasi utang
pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, membertitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan Penyitaan, melaksanakan Penyanderaan, menjual barang yang telah disita.
Penagihan dilakukan dengan adanya utang Pajak dari Wajib Pajak, yang belum dilunasi sehingga dilakukan penagihan pajak melalui Surat Tagihan Pajak.
Universitas Sumatera Utara
Surat Tagihan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 20 adalah “ Surat
untuk melakukan tagihan Pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda.
Beberapa alasan yang menyebabkan Surat Tagihan Pajak STP dapat dikeluarkan kepada Wajib Pajak adalah :
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar
b. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak
sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung. c.
Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga. d.
Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak PKP. e.
Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi membuat faktur pajak atau pengusaha telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
tetapi tidak membuat faktur pajak. f.
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tidak atau membuat faktur pajak tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur
pajak.
Universitas Sumatera Utara
4. Fungsi Surat Tagihan Pajak