BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data time series bulanan pada periode Januari 1980 hingga Agustus 2013. Data yang digunakan antara lain
data harga yang diperoleh dari International Monetary Fund IMF, data produksi dari United States Department of Agriculture USDA dan indeks harga
konsumen yang diperoleh dari World Bank.
3.2. Metode Analisis Data
Seluruh data yang terkumpul adalah data harga nomial dalam nilai US yang artinya masih terdapat pengaruh inflasi di dalamnya. Untuk itu seluruh data
harga dikonversi ke dalam nilai riil dengan menggunakan Consumer Index Price CIP. Menurut Lipsey, dkk 1984 cara mengkonversi nilai nominal ke dalam
nilai riil adalah dengan menggunakan rumus : 100
min x
CIP al
no Nilai
riil Nilai
= Hipotesis 1 dapat dianalisis dengan model Granger Causality dan untuk
hipotesis 2 dianalisis dengan model kointegrasi dengan menggunakan alat analisis Eviews 6.0.
Langkah awal yang dilakukan membentuk model persamaan regresinya. Terdapat dua belas persamaan regresi antara lain sebagai berikut :
Persamaan 1 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak sawit pada waktu t
Universitas Sumatera Utara
t
Y = harga minyak kedelai pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 2 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak sawit pada waktu t
t
Y = harga minyak rape pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 3 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak sawit pada waktu t
t
Y = harga minyak bunga matahari pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 4 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak kedelai pada waktu t
t
Y = harga minyak sawit pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 5 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak kedelai pada waktu t
t
Y = harga minyak rape pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Universitas Sumatera Utara
Persamaan 6 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak kedelai pada waktu t
t
Y = harga minyak bunga matahari pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 7 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak rape pada waktu t
t
Y = harga minyak sawit pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 8 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak rape pada waktu t
t
Y = harga minyak kedelai pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 9 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak rape pada waktu t
t
Y = harga minyak bunga matahari pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 10 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak bunga matahari pada waktu t
Universitas Sumatera Utara
t
Y = harga minyak sawit pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 11 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak bunga matahari pada waktu t
t
Y = harga minyak kedelai pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Persamaan 12 :
` t
t t
X Y
ε β
α +
+ =
Dimana :
t
X = harga minyak bunga matahari pada waktu t
t
Y = harga minyak rape pada waktu t
α , β = koefisien,
` t
ε = error term
Kedua belas persamaan diatas akan diuji hubungan kausalitasnya dengan uji Granger Causality. Uji Granger Causality pada intinya dapat mengindikasikan
apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah atau hanya satu arah saja Nachrowi, 2006. Model persamaan kausalitas dapat ditulis sebagai berikut :
t n
i i
t i
n i
i t
i t
X Y
Y
1 1
1
ε β
α +
+ =
∑ ∑
= −
= −
t m
i i
t i
m i
i t
i t
Y X
X
2 1
1
ε λ
γ +
+ =
∑ ∑
= −
= −
Universitas Sumatera Utara
Dimana : X
t
= variabel bebas minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape, minyak bunga matahari pada periode t
Y
t
= variabel terikat minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape, minyak bunga matahari pada periode t
i = waktu
t
ε = error term Hipotesis nol untuk pengujian ini :
a. Jika
1
≠
∑
= n
i i
β dan
1
=
∑
= m
i i
λ maka X mempengaruhi Y
b. Jika
1
=
∑
= n
i i
β dan
1
≠
∑
= m
i i
λ maka Y mempengaruhi X
Di dalam perhitungan secara statistik, jika nilai probabilitas F
statistik
α, maka ada pengaruh yang signifikan. Setelah diketahui variabel bebas dan variabel
terikat dari uji Granger Causality, maka diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut :
ε β
α +
+ =
t t
X Y
Dimana : Y
t
= variabel terikat minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape, minyak bunga matahari pada periode t
X
t
= variabel bebas minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape, minyak bunga matahari pada periode t
β α
,
= koefisien ε = error term
Universitas Sumatera Utara
Persamaan regresi tersebut kemudian diuji dengan uji kointegrasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji Unit Akar Uji unit akar adalah uji yang dilakukan sebagai langkah pertama dalam
melakukan uji kointegrasi. Uji unit akar adalah salah satu cara untuk mengamati ketidakstasioneran suatu data runtun waktu. Dua data yang diuji memiliki
pergerakan yang sama sehingga terlihat saling berkorelasi walaupun tidak mempunyai hubungan sebab akibat, kondisi ini disebut dengan regresi palsu
spurious regression. Untuk menghindari regresi palsu tersebut maka data yang diregresikan harus dalam keadaan stasioner terlebih dahulu.
Uji unit akar diperkenalkan oleh Dickey-Fuller melalui analisis Auxiliary Regression
AR dengan persamaan :
t t
t
y y
µ ρ
+ =
−1
H :
1 =
ρ menyatakan bahwa variabel Y tidak stasioner, sehingga penolakan
terhadap H membuktikan bahwa variabel Y stasioner. Untuk data yang masih
dalam keadaan tidak stasioner maka persamaan diatas dikurangi y
t-1
pada sisi kiri dan kanan, sehingga persamaannya menjadi :
t t
t t
t
y y
y y
µ ρ
+ −
= −
− −
− 1
1 1
t t
t t
y y
y µ
ρ +
− =
−
− −
1 1
1 Atau dapat ditulis sebagai berikut :
t t
t
y y
µ δ
+ =
∆
−1
Dimana
1 −
=
ρ δ
dan
∆
adalah operator first difference. H
: δ = 0 terdapat unit akar, data tidak stasioner
H
1
: δ 0 tidak terdapat unit akar, data stasioner
Universitas Sumatera Utara
Jika setelah turunan pertama variabel tidak juga stasioner, maka dilakukan dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller ADF, dimana dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
∑
= −
−
+ ∆
+ −
+ +
= ∆
k i
t t
i t
t
y y
T T
y
1 1
1 1
1
µ β
α α
α
Dimana : ∆ = first difference operator
y
t
= variabel harga pada periode waktu t T = time trend
i = jumlah lag
t
µ = error term β
α, = koefisien Jika
1 :
1 1
= −
= α
α H
diterima, maka Y
t
tidak stasioner. Hasil pengujian ini juga dapat dilihat dari nilai ADF statistik dan nilai
probabilistiknya. Jika nilai ADF statistik lebih kecil dari nilai kritisnya dan nilai probabilistiknya lebih kecil dari
α 1, 5, atau 10 maka data sudah stasioner.
Setelah dilakukan uji unit akar pada keempat variabel tersebut kemudian dilakukan uji kointegrasi. Untuk melanjutkan ke uji kointegrasi, semua variabel
harus stasioner pada derajat integrasi yang sama atau In.
2.Uji Kointegrasi Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat apakah dalam jangka panjang ada
kesamaan pergerakan dan keseimbangan antara data-data yang dianalisis. Keseimbangan jangka panjang dapat tercapai dengan syarat galat keseimbangan
harus berfluktuasi sekitar nol.
Universitas Sumatera Utara
Metode yang digunakan adalah Johansen Cointegration Test yang dapat ditunjukkan pada persamaan berikut dengan ordo P :
t t
p t
p t
t
B y
A y
A y
ε π +
+ +
+ =
− −
.......
1 1
dimana :
t
y = vektor-k pada variabel yang tidak stasioner
t
π = vektor-d pada variabel deterministic
t
ε = vektor inovasi Kemudian persamaan diatas dapat ditulis menjadi :
∏ ∑
− =
− −
+ +
∆ Γ
+ =
∆
1 1
1 p
i t
t i
y i
t t
B y
y
ε π
Jika H :
t
ε 1 menyatakan bahwa error term stasioner dimana terdapat hubungan kointegrasi. Semakin kecil nilai error term maka akan terjadi keseimbangan
jangka panjang. Jika ada kointegrasi diantara variabel maka uji dilanjutkan ke uji error correction model
ECM.
3. Error Correction Model Suatu persamaan yang memiliki persamaan kointegrasi maka dalam
persamaan tersebut terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang. Dalam jangka pendek selalu terjadi ketidakseimbangan yang mana akan menyebabkan
kesalahan keseimbangan equilibrium error. Untuk itu diperlukan suatu model jangka pendek yang mampu mengamati perilaku variabel dalam jangka pendek
yang mengalami equilibrium error. Dari model regresi : ε
β α
+ +
=
t t
X Y
Universitas Sumatera Utara
Kurangkan y
t-1
dari kedua sisi, tambahkan dan kurangkan
1 −
t
X β
dari sisi kanan, maka akan diperoleh :
t t
t t
t t
t
X Y
X X
Y Y
ε β
α β
β +
+ +
− −
= −
− −
− −
1 1
1 1
t t
t t
t
X Y
X Y
ε β
α β
+ −
− −
∆ =
∆
− −
1 1
Dari persamaan
t t
t t
t
X Y
X Y
ε β
α β
+ −
− −
∆ =
∆
− −
1 1
, untuk menguji proses stasioner tersebut maka persamaan diatas dimodifikasi menjadi :
t t
t t
t
X Y
X Y
ε β
α γ
β β
+ −
− −
∆ +
= ∆
− −
1 1
Dimana : γ = speed of adjustment
β = koefisien kointegrasi Jika
= γ
maka tercapainya titik keseimbangan pada jangka panjang. Jika γ
semakin besar maka semakin cepat hubungan antar variabel melakukan penyesuaian menuju titik keseimbangan dalam jangka panjang.
3.3. Defenisi dan Batasan Operasional