BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Menurut Oil World 2008, minyak nabati vegetable oils dan minyak hewani oil and fats merupakan bagian dari minyak hayati edible oil and fats.
Di pasar dunia minyak nabati yang diperdagangkan ada tiga belas jenis minyak nabati, sedangkan di pasar dunia minyak hewani dipasarkan empat jenis minyak.
Bagan struktur pengelompokan minyak hayati di pasar dunia menurut sumber minyak seperti disajikan pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Bagan Struktur Pengelompokan Minyak Hayati di Pasar Dunia
Universitas Sumatera Utara
Minyak sawit adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman tahunan yang memiliki umur
ekonomis sampai sekitar 25 tahun. Hal ini berarti produksi minyak sawit relatif stabil dari tahun ke tahun dibandingkan dengan jenis tanaman minyak nabati
lainnya kecuali kelapa, yang umumnya adalah tanaman musiman yang produksinya juga bersifat musiman sehingga sering terjadi ketidakstabilan
pasokan Sipayung, 2012. Dari segi daya saing, minyak sawit mempunyai daya saing yang cukup
kompetitif dibanding minyak nabati lainnya karena produktivitas yang tinggi. Minyak sawit merupakan tanaman tahunan yang cukup handal terhadap berbagai
perubahan agroklimat. Ditinjau dari aspek gizi, minyak kelapa sawit tidak terbukti sebagai penyebab meningkatnya kadar kolesterol bahkan mengandung
betakaroten sebagai pro-vitamin A ITPC, 2012. Produksi minyak sawit dunia digunakan untuk makanan termasuk minyak
goreng dan margarin, mie, makanan panggang dan lain-lain. Selain itu minyak sawit digunakan sebagai bahan dalam produk nonmakanan termasuk bahan bakar
nabati, sabun, detergen dan surfaktan, kosmetik, obat-obatan dan beraneka ragam produk rumah tangga dan industri yang lain World Growth, 2011.
Tanaman kedelai merupakan tanaman yang tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Umur kedelai dapat dipanen adalah 75-110 hari
tergantung jenis varietas dan ketinggian tempat. Produksi kedelai yang dihasilkan para petani rata-rata mencapai 600-700 kgha di Indonesia. Di Amerika Serikat
terdapat areal pertumbuhan kedelai yang sangat luas dan menghasilkan 57
Universitas Sumatera Utara
produksi kedelai dunia dengan rata-rata produksi mencapai 1.800 kgha Prihatman, 2000.
Kacang kedelai dapat diolah dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Hasil olahan minyak kedelai digunakan untuk bahan baku industri
makanan dan nonmakanan. Industri makanan dan nonmakanan dari minyak kedelai misalnya bahan baku untuk pembuatan minyak goreng, margarin, kue,
tinta, kosmetika, insektisida dan farmasi Prihatman, 2000. Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah namun kadar proteinnya tinggi. Hal ini menyebabkan kedelai
lebih banyak digunakan sebagai sumber protein daripada sebagai sumber minyak Departemen Perindustrian, 2007.
Bunga matahari merupakan tanaman musiman yang tumbuh subur di daerah pegunungan, di daerah yang memiliki kelembaban cukup dan banyak
mendapat sinar matahari langsung. Tanaman ini memiliki umur panen 100 hari dengan musim tanam yang cocok adalah pada saat musim kemarau Departemen
Pertanian, 2012. Minyak bunga matahari adalah minyak yang berasal dari tanaman bunga
matahari. Minyak ini banyak digunakan sebagai minyak salad atau minyak goreng dan sebagai sumber pembuatan margarin Anonimous, 2012. Bunga matahari
juga merupakan produk makanan penting bagi manusia sebab memiliki kandungan minyak yang tinggi sebesar 25-50 Departemen Pertanian, 2012.
Rapeseed oil atau yang sering dikatakan minyak rape atau minyak lobak
adalah minyak yang diperoleh dari biji lobak. Lobak merupakan tanaman musiman dengan umur tanaman sekitar 60 hari. Tanaman lobak dapat tumbuh
Universitas Sumatera Utara
baik di daerah pegunungan, dan menghendaki udara yang lembab dan dingin Susila, 2006.
Minyak rape memiliki kadar minyak jenuh yang lebih rendah daripada minyak nabati yang lainnya yaitu sekitar 6. Minyak jenuh dari minyak sawit
sekitar 79 dan minyak kacang tanah sekitar 18. Minyak rape sangat baik digunakan untuk memasak dan menggoreng karena memiliki kandungan
kolesterol yang rendah yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak dengan baik. Minyak rape memiliki fungsi yang sama dengan minyak zaitun
yang dapat membantu seseorang dalam mengurangi berat badannya. Tidak hanya itu minyak rape juga memiliki asam lemak terbanyak dibandingkan dengan
minyak nabati lain. Asam lemak tersebut adalah Omega 3 yang diketahui baik untuk sirkulasi darah dan otak, Omega 6 yang bermanfaat untuk kesehatan kuku
dan kulit, dan Omega 9. Kandungan asam lemak pada minyak rape adalah 11 kali lebih tinggi daripada minyak zaitun Anonimous, 2012.
Di pasar internasional, keberadaan minyak sawit sebagai sumber minyak nabati berkaitan erat dengan komoditas substitusinya yaitu minyak kedelai
soyabean oil dan minyak bunga matahari sunflower oil. Oleh karena itu fluktuasi pada salah satu komoditas ini akan sangat berpengaruh pada harga
minyak sawit di pasar internasional Tasnim, 2008. Produsen utama minyak sawit adalah Indonesia dan Malaysia, produsen
utama minyak kedelai adalah Amerika Serikat, Brazil, Argentina dan China. Minyak rape dihasilkan terutama oleh China, Uni Eropa, India, Kanada dan Eropa
Tengah. Sedangkan minyak bunga matahari dihasilkan oleh eks Federasi Rusia, Uni Eropa, Argentina, Eropa Tengah, dan India Sipayung, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Pola konsumsi minyak nabati di setiap negara pada umumnya bersifat komposit, yang artinya terdiri dari beberapa jenis. Pola konsumsi minyak nabati di
China adalah minyak kedelai, minyak rape dan minyak sawit. Sedangkan di India minyak sawit, minyak rape, dan minyak kedelai. Pola konsumsi Uni Eropa
berturut-turut adalah minyak sawit, minyak bunga matahari, minyak rape dan minyak kedelai. Sedangkan di Amerika Serikat yang terbesar adalah minyak
kedelai dan minyak rape Sipayung, 2012.
Penelitian Terdahulu
Menurut Griffith 1979 harga berbagai jenis minyak nabati dunia diduga berinteraksi satu sama lain karena adanya penggunaan yang saling menggantikan
substitusi di antara berbagai jenis minyak nabati. Hal yang sama juga diduga terjadi antara minyak nabati dengan minyak bumi, karena kecenderungan
pemanfaatan bahan bakar berbahan baku minyak nabati. Selain itu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purwanto
2002 dalam tesisnya yang berjudul Dampak Kebijakan Domestik dan Faktor Eksternal Terhadap Perdagangan Dunia Minyak Nabati memasukkan empat jenis
minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari dan minyak kelapa menyimpulkan bahwa hubungan minyak kelapa sawit
dengan minyak kedelai dan minyak biji matahari bersifat subsitusi dan minyak kelapa sawit dengan minyak kelapa bersifat komplemen.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Luthfiandy 2011 disimpulkan bahwa diantara harga minyak kelapa sawit, minyak kanola, minyak
kedelai dan minyak bunga matahari terjadi hubungan kausalitas. Harga minyak
Universitas Sumatera Utara
kanola dan minyak kelapa sawit terjadi kausalitas dua arah. Demikian pula antara harga minyak kanola dengan harga minyak bunga matahari dan harga minyak
kelapa sawit dengan harga minyak kedelai. Selain itu harga minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak kanola dan minyak bunga matahari berkointegrasi pada
first difference . Penelitian ini menggunakan data time series dari bulan Januari
2005 sampai dengan Desember 2010. Menurut Liu 2008 dalam penelitiannya menganalisis hubungan harga
biofuel di pasar Uni Eropa, AS dan Brazil dengan menggunakan data harga minyak kedelai, harga CPO, dan harga rapeseed oil bulanan mulai dari Januari
1998 sampai Januari 2007 menyimpulkan bahwa ada hubungan kausalitas satu arah dari AS dan Brazil sebagai produsen utama minyak kedelai terhadap Uni
Eropa sebagai produsen minyak kanola sekaligus konsumen minyak kedelai dan CPO, ada kointegrasi diantara harga ketiga minyak tersebut, masing-masing harga
minyak nabati tersebut dipengaruhi oleh harganya sendiri bulan sebelumnya dan harga minyak nabati lainnya bulan sebelumnya, CPO merupakan substitusi
minyak kanola. Berdasarkan penelitian Susilowati 1989 minyak kelapa sawit
bersubstitusi dengan minyak kedelai dan minyak kelapa serta berkomplemen dengan minyak kanola rapeseed oil. Hal ini berarti jika harga minyak kedelai
atau minyak kelapa dunia meningkat, maka negara pengkonsumsi minyak kedelai atau minyak kelapa akan mengurangi konsumsinya dan beralih untuk
mengkonsumsi minyak kelapa sawit. Peningkatan harga pada minyak kanola tidak hanya menurunkan konsumsi terhadap minyak kanola tetapi juga akan
menurunkan konsumsi minyak kelapa sawit sebagai barang komplementernya.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Landasan Teori Teori Permintaan