Hasil Uji Akar Unit Hasil Uji Kointegrasi

Sedangkan hubungan kausalitas diantara harga minyak sawit dengan harga minyak kedelai adalah satu arah saja, artinya perubahan pada harga minyak sawit dapat mempengaruhi harga minyak kedelai, tetapi perubahan harga minyak kedelai tidak dapat mempengaruhi harga minyak sawit. Begitu pula dengan harga minyak sawit terhadap harga minyak rape, harga minyak sawit terhadap harga minyak bunga matahari dan harga minyak kedelai terhadap harga minyak bunga matahari. Harga minyak sawit tidak dipengaruhi oleh ketiga harga minyak nabati, sedangkan harga minyak kedelai hanya dipengaruhi oleh dua harga minyak nabati lain yaitu minyak sawit dan minyak rape. Harga minyak rape dan harga minyak bunga matahari dipengaruhi oleh ketiga harga minyak nabati.

5.1.2 Hasil Uji Akar Unit

Semua uji yang dilakukan dalam menganalisis seluruh datavariabel adalah dengan menggunakan program Eviews 6.0. Sebelum melakukan uji kointegrasi terlebih dahulu melakukan uji akar unit seluruh data runtut waktu agar dapat dilihat apakah data sudah stasioner atau belum stasioner. Karena salah satu syarat uji kointegrasi seluruh data harus stasioner pada derajat integrasi yang sama. Dalam hal ini uji akar unit yang dilakukan adalah dengan uji Augmented Dickey- Fuller ADF. Tabel 5. Hasil Uji Akar Unit Unit Root Test Variabel ADF statistik Probabilitas I n PCPO -8,43 0.00 I 1 PSOY -11.78 0.00 I 1 PRAP -7.87 0.00 I 1 PSUN -11.52 0.00 I 1 Sumber : Lampiran 5,7,9, dan 11 Universitas Sumatera Utara Tabel 5 menunjukkan bahwa semua variabel yang dianalisis stasioner pada taraf signifikan 5 pada tingkat first difference. Hal ini terlihat dari nilai ADF statistik yang lebih kecil dari nilai kritis MacKinon serta nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari 5. Secara umum dapat disimpulkan bahwa variabel harga minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape dan minyak bunga matahari stasioner pada derajat integrasi I 1.

5.1.3. Hasil Uji Kointegrasi

Di dalam uji akar unit seluruh data stasioner pada tingkat first difference oleh karena itu data yang digunakan harus terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk first difference -nya. Kemudian dapat dilakukan uji kointegrasi. Adapun hasil uji kointegrasi pada Tabel 6 dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Uji Kointegrasi No Variabel Jlh pers. kointegrasi yang dihipotesiskan Trace statistic 0.05 Critical Value Probabilitas 1. PSOY – PCPO None At most 1 24.130 4.234 15.494 3.841 0.002 0.039 2. PSOY – PRAP None At most 1 20.766 3.881 15.494 3.841 0.007 0.048 3. PRAP – PCPO None At most 1 22.449 3.481 15.494 3.841 0.003 0.062 4. PRAP – PSOY None At most 1 20.766 3.881 15.494 3.841 0.007 0.048 5. PRAP – PSUN None At most 1 27.667 3.265 15.494 3.841 0.000 0.070 6. PSUN – PCPO None At most 1 20.980 3.733 15.494 3.841 0.006 0.053 7. PSUN – PSOY None At most 1 25.122 3.607 15.494 3.841 0.001 0.057 8. PSUN – PRAP None At most 1 27.667 3.265 15.494 3.841 0.000 0.070 Sumber : Lampiran 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan 19 Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa terdapat kointegrasi diantara harga minyak kedelai dengan harga minyak sawit, harga minyak kedelai dengan harga minyak rape, harga minyak rape dengan harga minyak sawit, harga minyak rape dengan harga minyak bunga matahari, harga minyak bunga matahari dengan minyak sawit dan harga bunga matahari dengan minyak kedelai. Dengan adanya kointegrasi diantara variabel-variabel tersebut selanjutnya dilakukan analisis Error Correction Model ECM.

5.1.4. Hasil Uji Error Correction Model