Faktor Tekanan dari Teman Faktor Kebutuhan Badaniah

50 pasangannya. Dorongan nafsu yang muncul serta rasa penasaran yang tinggi serta bujuk rayu dari pacar sehingga remaja putri mengalami kehamilan pranikah. Rasa penasaran dalam diri remaja mengenai kenikmatan melakukan hubungan seks merupakan salah satu pencarian jati diri remaja, berkembangnya hormon-hormon seks dalam tubuh remaja menyebabkan remaja mempunyai hasrat yang tinggi pula dalam melakukan hubungan seks terutama dengan pacarnya.

2.3. Faktor Tekanan dari Teman

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tekanan dari teman yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden menyatakan ada tekanan dari teman yaitu 25 orang 75,8, selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 8 orang 24,2. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rustamaji 2009 di Kecamatan Brosotan Yogyakarta mendapatkan bahwa yang mempengaruhi kejadian kehamilan pranikah mayoritas menyatakan ada tekanan dari teman sebaya 64,5. Menurut Dianawati 2006 lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seorang remaja dapat berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut, tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada tekanan yang didapat dari pacarnya sendiri. Keinginan untuk dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga dapat mengalahkan semua nilai yang didapat, baik dari orang tua Universitas Sumatera Utara 51 maupun dari sekolahnya. Pada umumnya remaja tersebut melakukannya hanya sebatas ingin membuktikan bahwa dirinya sama dengan teman-temannya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang diinginkan. Menurut asumsi peneliti, dalam lingkungan pergaulan teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap diri remaja tersebut baik pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh negatif yang sering diikuti remaja seperti perilaku merokok, tawuran, juga perilaku seks. Pada pergaulan teman sebaya biasanya ada ejekan-ejekan pada rekan-rekan yang belum pernah melakukan hubungan seks dengan pacarnya dan dianggap kampungan, tidak mengerti pergaulan, dan lain-lain. Selain itu, cerita-cerita dari teman sebaya tentang hubungan seksnya dengan pacarnya kadang membuat remaja untuk mencoba perilaku seks tersebut dengan pacarnya sehingga dapat terjadi kehamilan pranikah.

2.4. Faktor Kebutuhan Badaniah

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa kebutuhan badaniah yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden menyatakan ada kebutuhan badaniah yaitu 23 orang 69,7, selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 10 orang 30,3. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rustamaji 2009 yang meneliti kebutuhan badaniah dengan terjadinya kehamilan pranikah di Kecamatan Brosotan Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden menyatakan Universitas Sumatera Utara 52 melakukan perilaku seks pranikah karena adanya kebutuhan badaniah sebanyak 73,6. Menurut Dianawati 2006, seks merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Tidak terkecuali remaja juga menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dibandingkan dengan risiko yang mereka hadapi. Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan melakukan hubungan seks pranikah dan menyebabkan kehamilan mengaku karena adanya kebutuhan badaniah. Meningkatnya hormon-hormon seksual dan libido pada masa remaja menyebabkan remaja rentan untuk melakukan perilaku seks pranikah. Adanya rangsangan dari pacar ketika sedang berpacaran menyebabkan remaja mudah sekali terlena mengikuti ajakan pacar tanpa memikirkan akibat yang ditanggung akibat perbuatan tersebut, yaitu terjadinya kehamilan. Banyak remaja putri yang tidak dapat menahan keinginan atau hasrat seksual ketika sedang berpacaran.

2.5. Faktor Pengetahuan