52
melakukan perilaku seks pranikah karena adanya kebutuhan badaniah sebanyak 73,6.
Menurut Dianawati 2006, seks merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Tidak terkecuali remaja juga
menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dibandingkan dengan risiko yang mereka hadapi.
Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan melakukan hubungan seks pranikah dan
menyebabkan kehamilan mengaku karena adanya kebutuhan badaniah. Meningkatnya hormon-hormon seksual dan libido pada masa remaja
menyebabkan remaja rentan untuk melakukan perilaku seks pranikah. Adanya rangsangan dari pacar ketika sedang berpacaran menyebabkan remaja mudah
sekali terlena mengikuti ajakan pacar tanpa memikirkan akibat yang ditanggung akibat perbuatan tersebut, yaitu terjadinya kehamilan. Banyak remaja putri yang
tidak dapat menahan keinginan atau hasrat seksual ketika sedang berpacaran.
2.5. Faktor Pengetahuan
Berdasarkan data hasil penelitian bahwa pengetahuan yang
mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden terjadi kehamilan pranikah karena adanya faktor kurang pengetahuan yaitu 18 orang
54,5, selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 16 orang 48,5. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rustamaji 2009 yang
meneliti kurangnya pengetahuan dengan terjadinya kehamilan pranikah di
Universitas Sumatera Utara
53
Kecamatan Brosotan Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden kurang pengetahuan yaitu 79,8, selebihnya mempunyai pengetahuan yang
memadai yaitu 21,2. Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang
kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan reproduksi
sebagai hubungan seksual. Biasanya topik terkait reproduksi dianggap tabu dibicarakan dengan anak remaja. Sehingga saluran informasi yang benar
tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang Dianawati, 2006. Menurut asumsi peneliti, rendahnya pengetahuan remaja putri tentang
perilaku seks menyebabkan banyak remaja putri yang terjerumus melakukan hubungan seks tersebut. Masih banyak remaja putri yang menganggap bahwa
melakukan hubungan seks satu kali tidak menyebabkan kehamilan, dengan hanya menempelkan alat kelamin dengan alat kelamin pacar tidak menyebabkan
kehamilan, melakukan hubungan seks dengan ganti-ganti pasangan tidak menularkan penyakit menular seksual. Kurangnya bekal pengetahuan bagi
remaja putri dan hanya menuruti hawa nafsu semata menyebabkan remaja putri mudah diperdaya oleh pacarnya maupun atas keinginan sendiri melakukan
hubungan seks pranikah yang menyebabkan kehamilan. Minimnya kesehatan reproduksi yang diperoleh remaja putri menyebabkan remaja putri mencari
informasi tersebut dari teman, dari media massa yang kadang malah menjerumuskan remaja putri tersebut kepada perilaku seksual pranikah yang
belum layak dilakukan karena belum sah dalam ikatan perkawinan.
Universitas Sumatera Utara
54
2.6. Faktor Pelampiasan Diri