Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Keha-milan Pranikah pada Remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2012

(1)

SKRIPSI Oleh

Supriadi

111121048

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2013


(2)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah pada Remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

Nama Mahasiswa : Supriadi

NIM : 111121048

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

---

Skripsi ini telah diperiksa dan dapat dilanjutkan untuk proses selanjutnya.

Medan, Februari 2013 Pembimbing,

Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep NIP. 197103122000032001


(3)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah pada Remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

Nama Mahasiswa : Supriadi

NIM : 111121048

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

--- Tanggal Lulus : 07 Februari 2013

Pembimbing, Penguji I,

Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep Reni Asmara Ariga, SKp, MARS NIP. 197103122000032001 NIP. 197502202001122001

Penguji II,

Erniyati, S.Kp, MNS

NIP. 196708121999032001

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui Skripsi ini sebagai dari persyaratan Kelulusan sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, Februari 2013 Pembantu Dekan I,

Erniyati, S.Kp, MNS


(4)

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan dengan judul:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya

Keha-milan Pranikah pada Remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan

Binjai Kabupaten Langkat tahun 2012.

Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan pada penulis, terutama kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Penguji II pada ujian Skripsi ini.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan nasehat, masukan dan saran-saran perbaikan Skripsi ini.

5. Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS, selaku Dosen Penguji I yang memberikan masukan dan saran-saran perbaikan.


(5)

6. Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama ini.

7. Seluruh keluarga terutama istri dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan selama menjalani pendidikan terutama dalam menyelesaikan Skripsi ini.

8. Teman-teman mahasiswa yang memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan pada penulis.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga atas segala do’a, perhatian dan bantuan yang telah diberikan selama ini. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2013 Hormat penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Prakata ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Lampiran ... v

Abstrak ... vi

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 6

3. Tujuan Penelitian ... 6

4. Manfaat Penelitian ... 6

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Konsep Remaja ... 8

2. Kehamilan Pranikah ... 13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah pada Remaja Putri ... 18

Bab 3. Kerangka Konseptual ... 22

1. Kerangka Penelitian ... 22

2. Definisi Konseptual dan Operasional ... 22

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 25

1. Desain Penelitian ... 25

2. Populasi dan Sampel ... 25

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4. Pertimbangan Etik ... 25

5. Metode Pengumpulan Data ... 26

6. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas ... 27

7. Teknik Analisis Data ... 31

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 32

1. Hasil Penelitian ... 32

2. Pembahasan ... 40

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 48

1. Kesimpulan ... 48

2. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ... 24 Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 30 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Identitas Responden di Desa

Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun

2012 ... 32 Tabel 5.2. Distribusi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya

Kehamilan Remaja di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat Tahun 2012 ... 33 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang

Tekanan Dari Teman di Desa Sambirejo Kecamatan

Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012 ... 34 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang

Tekanan Dari Pacar di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat Tahun 2012 ... 35 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang

Kebutuhan Badaniah di Desa Sambirejo Kecamatan

Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012 ... 36 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Rasa

Penasaran di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat Tahun 2012 ... 37 Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang

Pelampiasan Diri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai

Kabupaten Langkat Tahun 2012 ... 38 Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang

Pengetahuan di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Uji Validitas Data

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Lampiran 4. Master Data

Lampiran 5. Output (Keluaran) SPSS Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian Lampiran 6. Lembar Konsul


(9)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah pada Remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

Nama : Supriadi

Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2011-2013

Abstrak

Kehamilan di luar nikah pada remaja putri usia kurang 20 tahun di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai mudah ditemukan. Beberapa remaja tersebut bahkan masih berstatus pelajar. Banyak faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri yaitu tekanan dari teman, tekanan pacar, kebutuhan badaniah, rasa penasaran, pelampiasan diri, dan kurangnya pengetahuan. Desain penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri. Penelitian dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Jumlah populasi sebanyak 36 orang sedangkan sampel sebanyak 33 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan kehamilan pranikah pada remaja putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat yaitu adanya tekanan dari pacar sebanyak 84,8%, adanya rasa penasaran nikmatnya melakukan hubungan seks sebanyak 84,8%, adanya tekanan dari teman sebanyak 75,8%, adanya kebutuhan badaniah sebanyak 69,7%, kurangnya pengetahuan remaja tentang kehamilan sebanyak 54,5%, dan melampiaskan diri sebanyak 51,5%. Disarankan kepada perawat untuk meningkatkan program penyuluhan kesehatan remaja terkait kesehatan reproduksi mulai tingkat SMP, SMA yang berguna untuk mencegah terjadinya kehamilan pranikah.


(10)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah pada Remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

Nama : Supriadi

Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2011-2013

Abstrak

Kehamilan di luar nikah pada remaja putri usia kurang 20 tahun di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai mudah ditemukan. Beberapa remaja tersebut bahkan masih berstatus pelajar. Banyak faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri yaitu tekanan dari teman, tekanan pacar, kebutuhan badaniah, rasa penasaran, pelampiasan diri, dan kurangnya pengetahuan. Desain penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri. Penelitian dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Jumlah populasi sebanyak 36 orang sedangkan sampel sebanyak 33 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan kehamilan pranikah pada remaja putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat yaitu adanya tekanan dari pacar sebanyak 84,8%, adanya rasa penasaran nikmatnya melakukan hubungan seks sebanyak 84,8%, adanya tekanan dari teman sebanyak 75,8%, adanya kebutuhan badaniah sebanyak 69,7%, kurangnya pengetahuan remaja tentang kehamilan sebanyak 54,5%, dan melampiaskan diri sebanyak 51,5%. Disarankan kepada perawat untuk meningkatkan program penyuluhan kesehatan remaja terkait kesehatan reproduksi mulai tingkat SMP, SMA yang berguna untuk mencegah terjadinya kehamilan pranikah.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa. Masa remaja yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian, masa remaja awal : umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan : 15-18 tahun, dan masa remaja akhir : 18-21 tahun (Monks, 2006). Karakteristik remaja sangat peka terhadap pengaruh nilai baru, terutama bagi mereka yang tidak mempunyai daya tangkal. Mereka cenderung lebih mudah melakukan penyesuaian dengan arus globalisasi dan arus informasi yang bebas (Aisyaroh, 2009).

Pada masa remaja cenderung terjadi perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-nilai yang datang dari luar sehingga jauh dari norma-norma susila yang dianut masyarakat pada umumnya seperti pergaulan seks bebas yang dapat menyebabkan kehamilan tidak dikehendaki (Aisyaroh, 2009).

Kasus Kehamilan Tidak Dikehendaki (KTD) atau Unwanted Pregnancy yang berakhir dengan aborsi tidak aman, hanyalah salah satu kasus yang terjadi di berbagai belahan dunia. Badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization) dalam Wiknjosastro (2006) memperkirakan 10-50% dari kasus aborsi yang tidak aman berakhir dengan kematian ibu. Angka aborsi tak aman (unsafe abortion) memang tergolong tinggi, diperkirakan setiap tahun di dunia terjadi sekitar 20 juta aborsi tak


(12)

aman, 26% dari jumlah tersebut tergolong legal dan lebih 70.000 aborsi tak aman di negara berkembang berakhir dengan kematian ibu (Widyastuti dkk., 2009).

Survei yang dilakukan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat mempunyai angka kehamilan remaja (usia 15-19 tahun) sebesar 95/1000 dengan angka aborsi 52/1000. Angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan Inggris (hamil 45/1000, aborsi 30/1000), Kanada (hamil 45/1000, aborsi 27/1000), Perancis (hamil 44/1000, aborsi 27/1000), Swedia (35/1000, aborsi 15/1000), dan Belanda (hamil 15/1000, aborsi 10/1000) (Sarwono, 2011).

Satu dari setiap remaja putri di Amerika Serikat mengalami sekurangnya satu kali kehamilan tidak diinginkan. Berdasarkan penelitian Goto Aya, et.al. (2004), yang menganalisis kejadian kehamilan tidak diinginkan di Yamagata, Jepang mengemukakan bahwa proporsi wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sebanyak 46,2% dan 40,1% dari mereka mengalami kejadian berulang (Sarwono, 2011).

Hasil penelitian Kinsey dkk. dalam Kusmiran (2011), bahwa kekhawatiran dan rasa takut terhadap kehamilan dialami remaja sebesar 44% dari responden perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah dan sekitar 89% responden justru takut karena alasan moril dan sosial bukan karena alasan kesehatan.

Jumlah remaja umur 10-24 tahun di Indonesia sekitar 64 juta atau 28,64% dari jumlah penduduk. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual (Sarwono, 2011). Perilaku seksual remaja menurut hasil studi yang dilakukan oleh Mitra Remaja (MR) pada tahun 2005, bahwa di beberapa kota


(13)

memperlihatkan data yang sangat meresahkan, yaitu secara terbuka remaja menyatakan bahwa mereka telah melakukan seks pranikah di Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52%. Sedangkan data dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (2006), menunjukkan bahwa kisaran umur pertama kali remaja melakukan hubungan seks pranikah adalah 13-18 tahun. Adapun data dari Depkes menunjukkan bahwa jumlah pengidap AIDS sampai Maret 2007 sebanyak 8.988 orang, 54% dari para pengidap AIDS tersebut adalah remaja usia 20-29 tahun. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah penduduk Indonesia pengguna narkoba adalah sekitar 3.200.000 orang (1,5%) dari jumlah penduduk), dan 78% dari jumlah tersebut adalah remaja usia 20-29 tahun.

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menyebutkan, pada tahun 1997 dari 1.563 perempuan usia subur, terdapat 50,9% melakukan aborsi secara sengaja pada usia 15-19 tahun, sekitar 11,9% melakukannya dengan cara tradisional ataupun medis. Cara tradisional yang digunakan untuk aborsi adalah meminum jamu atau ramuan tradisional, dan jumlah pelakunya sekitar 27,5% (Dianawati, 2006).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Bappenas dan UNFPA tahun 2010, sebagian dari 63 juta jiwa remaja di Indonesia rentan berperilaku tidak sehat. Tingginya kehamilan tidak diinginkan (KTD) erat kaitannya dengan aborsi. Dari estimasi jumlah aborsi per tahun di Indonesia bisa mencapai 2,4 juta, sekitar 800.000 diantaranya terjadi di kalangan remaja. Penyebab hamil di luar nikah di kalangan remaja semakin bervariasi.

Berdasarkan data BKKBN Propinsi Sumatera Utara, bahwa pada tahun 2007 rata-rata usia kawin pertama adalah 19,8 tahun, dan diharapkan pada tahun 2014 rata-rata usia kawin pertama menjadi 20 tahun. Penundaan usia perkawinan


(14)

(PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan diharapkan mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki (BKKBN Propsu, 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP4) Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat bahwa pada tahun 2011 tercatat sebanyak 481 perkawinan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 120 orang perempuan (24,9%) melakukan perkawinan di bawah usia 20 tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 50-60% remaja putri tersebut telah hamil di luar nikah, sedangkan laki-laki yang melakukan perkawinan di bawah usia 20 tahun sebanyak 11 orang (2,3%).

Masalah yang paling menonjol di kalangan remaja khususnya remaja putri saat ini berkaitan dengan perilaku seks bebas, yaitu masalah seksualitas, penyalahgunaan narkoba yang rentan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan AIDS, putus sekolah, hamil di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, dan aborsi (Aisyaroh, 2009).

Remaja yang hamil di luar nikah menghadapi berbagai masalah psikologis yaitu rata takut, kecewa, menyesal, dan rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk menghilangkan dengan gugur kandung (aborsi). Keadaan akan semakin rumit jika laki-laki yang menghamili tidak bertanggungjawab (Manuaba, 2010).

Kehamilan pada masa remaja mempunyai risiko medis yang cukup tinggi, karena pada masa remaja alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang maksimal.


(15)

Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Hal ini dapat dilihat dari siklus menstruasi yang belum teratur. Ketidakteraturan tersebut dapat berdampak jika terjadi kehamilan. Kehamilan menjadi tidak stabil, mudah terjadi perdarahan, abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduktif aktif. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim (Kusmiran, 2011).

Menurut Dianawati (2006), terjadinya kehamilan pranikah disebabkan oleh banyak faktor seperti tekanan dari teman pergaulan, tekanan dari pacar, adanya kebutuhan badaniah (biologis), rasa penasaran, dan pelampiasan diri. Bagi perempuan, meskipun baru pertama kali melakukan hubungan seksual, kemungkinan hamil antara 20-25%. Jika hubungan tersebut makin sering dilakukan, risiko hamil semakin besar.

Survei pendahuluan yang penulis lakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat bahwa mudah ditemukan remaja putri yang hamil di luar nikah pada usia kurang 20 tahun. Beberapa remaja tersebut bahkan masih berstatus pelajar sehingga akan mempengaruhi kelanjutan pendidikannya. Hasil wawancara dengan beberapa remaja putri yang hamil pranikah, peneliti menanyakan penyebab terjadinya kehamilan di luar nikah, sebagian menjawab karena bujukan dari pacar, karena kalau tidak mau melakukan hubungan seksual berarti tidak cinta dan tidak sayang dengan pacar. Beberapa remaja mengatakan bahwa pacarnya memaksa untuk melakukan hubungan seksual karena mereka berjanji akan menikahinya. Bahkan ada seorang remaja putri yang mau melakukan hubungan seksual tersebut karena selalu ditunjukkan oleh pacarnya


(16)

film-film porno saat berpacaran sehingga terangsang dan melakukan hubungan seksual.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan suatu penelitian berjudul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah pada remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2012.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2012.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2012.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak sebagai berikut :

4.1. Pelayanan / Praktek Keperawatan

Sebagai masukan dan informasi bagi pelayanan atau praktek keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada remaja dengan kasus kehamilan pranikah.


(17)

4.2. Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan informasi dan kepustakaan bagi pendidikan keperawatan dalam melakukan upaya-upaya promosi kesehatan dan pencegahan tentang perilaku seksual remaja yang dapat menyebabkan kehamilan pranikah.

4.3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sejenis.

4.4. Peneliti

Untuk menambah ilmu pengetahuan yang telah penulis peroleh untuk diaplikasikan pada langkah nyata proses penelitian di lapangan.


(18)

1. Konsep Remaja 1.1. Pengertian Remaja

Menurut Hurlock (2003), istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan tersebut diungkapkan Piaget dengan mengatakan : secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Masa remaja (Adolescence) sebagai periode transisi perkembangan anak masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007).

Menurut Muangman (1980) dalam Sarwono (2011) remaja adalah suatu masa dimana:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksualnya.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.


(19)

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

1.2. Pembagian Usia pada Masa Remaja

Pinem (2009) membagi perkembangan masa remaja menjadi tiga tahap dalam rentang usia 10-19 tahun yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun); masa remaja tengah (13-15 tahun); masa remaja akhir (16-19 tahun). The Health Resources and Service Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal (11-14 tahun) remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun) (Kusmiran, 2011).

Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian, masa remaja awal : umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan : 15-18 tahun, dan masa remaja akhir : 15-18-21 tahun (Monks, 2006).

1.3. Proses Perubahan Pada Masa Remaja

Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja. Secara ringkas, Lerner dan Hultsch (1983) dalam Agustiani (2006), proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan seperti berikut ini:


(20)

1. Perubahan Fisik

Rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria. Hormon-hormon baru diproduksi oleh kelenjar endokrin, dan ini membawa perubahan dalam ciri-ciri seks primer dan memunculkan ciri-ciri seks sekunder. Gejala ini memberi isyarat bahwa fungsi reproduksi atau kemampuan untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja. Seiring dengan itu, berlangsung pula pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota-anggota tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa. Seorang individu lalu mulai terlihat berbeda, dan sebagai konsekuensi dari hormon yang baru, dia sendiri mulai merasa adanya perbedaan.

2. Perubahan emosionalitas

Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal adalah perubahan dalam aspek emosional pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal, dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan badaniah remaja. Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Keterbatasannya untuk secara kognitif mengolah perubahan-perubahan baru tersebut bisa membawa perubahan besar dalam fluktuasi emosinya. Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media massa, dan minat pada jenis seks lain, remaja menjadi lebih terorientasi secara


(21)

seksual. Ini semua menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas perilakunya.

3. Perubahan kognitif

Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional makin dirumitkan oleh fakta bahwa individu juga sedang mengalami perubahan kognitif. Perubahan dalam kemampuan berpikir ini diungkapkan oleh Piaget (1972) sebagai tahap terakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam perkembangan kognitifnya. Dalam tahapan yang bermula pada umur 11 atau 12 tahun ini, remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotetis dan abstrak dari realitas. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotetis dan kontrafaktual, yang pada gilirannya kemudian memberikan peluang bagi individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.

1.4. Fase Perkembangan Perilaku Seksual remaja

Menurut Soetjiningsih (2004), perkembangan fisik termasuk organ seksual serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada anak laki-laki maupun pada anak perempuan akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan.

Perkembangan seksual tersebut sesuai dengan beberapa fase mulai praremaja, remaja awal, remaja menengah, sampai pada remaja akhir, dapat dijelaskan sebagai berikut :


(22)

1. Pra remaja

Masa praremaja adalah suatu tahap untuk memasuki tahap remaja yang sesungguhnya. Pada masa praremaja ada beberapa indikator yang telah ditentukan untuk menentukan identitas jender laki-laki atau perempuan. Beberapa indikator tersebut ialah indikator biologis yang berdasarkan jenis kromosom, bentuk gonad dan kadar hormon. Ciri-ciri perkembangan seksual pada masa ini antara lain perkembangan fisik yang masih tidak banyak berbeda dengan sebelumnya. Pada masa praremaja ini mereka sudah mulai senang mencari tahu informasi tentang seks dan mitos seks baik dari teman sekolah, keluarga atau dari sumber lainnya. Penampilan fisik dan mental secara seksual tidak banyak memberikan kesan yang berarti.

2. Remaja Awal

Merupakan tahap awal (permulaan), remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai matang dan berkembang. Pada masa ini mereka sudah mulai mencoba melakukan onani (masturbasi) karena telah seringkali terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar testosterone pada laki-laki dan estrogen pada remaja perempuan. Sebagian dari mereka amat menikmati apa yang mereka rasakan, tetapi ternyata sebagian dari mereka justru selama atau sesudah merasakan kenikmatan tersebut kemudian merasa kecewa dan merasa berdosa.

3. Remaja menengah

Pada masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi


(23)

basah sedangkan anak perempuan sudah mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. Namun demikian, perilaku seksual mereka masih secara alamiah. Mereka tidak jarang melakukan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang mereka mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian besar dari mereka mempunyai sikap yang tidak mau bertanggungjawab terhadap perilaku seksual yang mereka lakukan.

4. Remaja Akhir

Pada masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka sudah mulai mengembangkannya dalam bentuk pacaran.

2. Kehamilan Pranikah 2.1. Definisi

Kehamilan pranikah adalah kehamilan yang terjadi pada perempuan berusia remaja dan belum menikah. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena hubungan seksual (hubungan intim) dengan pacar, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland, 2004).

Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya. Faktor kondisi fisiologis dan psikososial intrinsik remaja,


(24)

bila diperberat lagi dengan faktor-faktor sosiodemografi seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, belum menikah, asuhan pranatal yang tidak adekuat akan mengakibatkan meningkatnya risiko kehamilan dan kehidupan keluarga yang kurang baik (Soetjiningsih, 2004).

2.2. Dampak Kehamilan Remaja

Dampak kehamilan bagi remaja dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja memberi risiko komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan anak seperti anemia, preeklampsia, eklampsia, abortus, partus prematurus, kematian perinatal, perdarahan dan tindakan operatif obstetri lebih sering dibandingkan dengan kehamilan pada golongan usia 20 tahun ke atas. Penelitian di bagian Obstetri dan Ginekologi RSCM FKUI (2003) mendapatkan kejadian patologi kehamilan usia remaja 22,31 per mil dibandingkan dengan kehamilan di usia 20-30 tahun sebesar 8,36 per mil; angka kematian perinatal 109,68 per mil dibandingkan 51,54 per mil dan resiko kehamilan dan persalinannya 2,4 kali lebih tinggi pada kehamilan remaja dibandingkan kehamilan di usia 20-30 tahun (Soetjiningsih, 2004).

Konsekuensi yang ditimbulkan kehamilan remaja telah menimbulkan kekhawatiran yang besar. Kehamilan remaja mengandung risiko kesehatan bagi bayi maupun ibu. Bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja cenderung memiliki berat badan rendah – faktor utama yang menyebabkan kematian bayi – maupun masalah neurologis dan penyakit masa kanak-kanak. Para ibu remaja seringkali putus sekolah. Meskipun banyak ibu remaja yang kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di kemudian hari, umumnya mereka tidak mencapai taraf kehidupan ekonomi


(25)

yang setara dengan perempuan yang menunda melahirkan anak hingga usia dua puluhan. Sebuah studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak yang berasal dari perempuan yang melahirkan pertama kali ketika remaja, memiliki skor tes yang lebih rendah dan memperlihatkan perilaku yang lebih bermasalah dibandingkan ibu-ibu yang memiliki anak pertama ketika dewasa (Santrock, 2007).

Salah satu risiko dari seks pranikah atau seks bebas adalah terjadinya kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD yaitu: 1) Mempertahankan kehamilan, atau 2) mengakhiri kehamilan (aborsi) semua tindakan tersebut dapat membawa dampak baik fisik, psikis maupun sosial (Soetjiningsih, 2004).

1. Bila kehamilan dipertahankan

a. Risiko fisik. Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan, bahkan bisa sampai pada kematian.

b. Risiko psikis atau psikologis. Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah dan penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap memikul tanggungjawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan, akan dibebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti dihantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik,


(26)

maka perasaan-perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah.

c. Risiko sosial. Salah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri karena rasa malu atau cuti melahirkan, kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah. Risiko sosial lainnya yaitu menjadi obyek pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati, dan terkena cap buruk karena melahirkan anak “di luar nikah”. Kenyataannya di Indonesia, kelahiran anak di luar nikah masih sering menjadi beban orang tua maupun anak yang dilahirkan.

d. Risiko ekonomi. Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar.

2. Bila kehamilan diakhiri (aborsi)

Aborsi bisa mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak aman.

a. Risiko fisik. Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkan kemandulan. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu kematian.

b. Risiko psikis. Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena merasa bersalah, atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga sering kehilangan kepercayaan diri.


(27)

c. Resiko sosial. Ketergantungan pada pasangan seringkali menjadi lebih besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih sukar menolak ajakan seksual pasangannya. Resiko lain adalah pendidikan terputus atau masa depan terganggu.

d. Risiko ekonomi. Biaya aborsi cukup tinggi, bila terjadi komplikasi maka biaya semakin tinggi.

2.3. Mencegah dan Mengurangi Kehamilan Pranikah

Upaya-upaya yang dilakukan secara luas dan serius perlu dilakukan untuk membantu para remaja dan para ibu muda yang hamil agar meningkatkan peluang pendidikan dan pekerjaannya. Para ibu remaja membutuhkan bantuan yang luas agar mampu merawat anaknya secara kompeten dan merencanakan masa depan mereka sendiri. John conger (1998) dalam Santrock (2007) menawarkan empat rekomendasi untuk menurunkan tingginya angka kehamilan remaja, yaitu: 1)Pendidikan seks dan perencanaan keluarga, 2)Akses untuk memahami metode kontrasepsi, 3)pendekatan pilihan hidup, dan 4) keterlibatan komunitas dan dukungan yang luas.

Meningkatkan pendidikan seks, perencanaan keluarga, dan akses untuk memperoleh alat kontrasepsi saja tidak cukup dapat memperbaiki krisis kehamilan, khususnya untuk para remaja beresiko tinggi. Remaja harus termotivasi untuk menurunkan risiko kehamilan mereka sendiri. Motivasi ini hanya akan muncul apabila mereka juga berusaha untuk melihat masa depan dan melihat bahwa mereka memiliki peluang untuk menjadi seorang yang mampu


(28)

mencukupi diri dan berhasil. Remaja perlu memperoleh peluang untuk meningkatkan keterampilan akademik dan karirnya, peluang pekerjaan, konsultasi perencanaan hidup, dan layanan kesehatan mental yang luas (Pinem, 2009).

Terakhir, agar penurunan prevalensi kehamilan remaja dapat berhasil sepenuhnya, kita perlu memperluas keterlibatan dan dukungan dari komunitas. Dukungan ini merupakan faktor utama yang dapat mendukung keberhasilan upaya-upaya pencegahan kehamilan di negara-negara berkembang lainnya dimana jumlah kehamilan remaja, aborsi, dan melahirkan anak masih jauh lebih rendah dibandingkan Amerika, terlepas dari tingkat aktivitas seksual yang serupa. Salah satu strategi yang dilakukan untuk mengurangi kehamilan di kalangan remaja yaitu Teen Outreach Program (TOP), berfokus untuk melibatkan remaja menjadi sukarelawan dalam layanan komunitas dan diskusi stimulasi, yang membantu remaja memahami pelajaran yang diperoleh (Dariyo, 2004).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah Pada Remaja Putri

Dilihat dari beberapa hal yang menjadi dasar remaja melakukan hubungan seksual, remaja pria dan wanita memiliki alasan-alasan yang berbeda, pada remaja putri kebanyakan memberikan alasan seperti ingin menunjukkan rasa cinta, takut ditinggalkan, dipaksa oleh pacar, agar dicintai, tidak mau dianggap tidak laku karena masih perawan dan lain-lain. Keputusan untuk melakukan hubungan seks tersebut tidak dengan konsekuensi yang kecil, remaja yang telah melakukan hubungan seks harus juga memikirkan risiko yang dihadapinya nanti seperti hamil di luar nikah dan terkena penyakit kelamin (Sarwono, 2011).


(29)

Pendapat ini didukung pula oleh Santrock, dalam Sarwono (2011), alasan-alasan mengapa remaja berhubungan seks antara lain, dipaksa (wanita 61 % dan pria 23%), merasa sudah siap (wanita 51% dan pria 59%), butuh dicintai (wanita 45% dan pria 23%) dan takut diejek teman karena masih gadis atau perjaka (wanita 38% dan pria 43%).

Dianawati (2006) mengungkapkan terjadinya kehamilan remaja disebabkan banyak faktor dan alasan, antara lain:

1. Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut, tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada tekanan yang didapat dari pacarnya sendiri. Keinginan untuk dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga dapat mengalahkan semua nilai yang didapat, baik dari orang tua maupun dari sekolahnya. Pada umumnya remaja tersebut melakukannya hanya sebatas ingin membuktikan bahwa dirinya sama dengan teman-temannya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang diinginkan.

2. Adanya tekanan dari pacarnya.

Karena kebutuhan remaja untuk mencintai dan dicintai, seorang remaja putri biasanya harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, termasuk karena adanya tekanan dari pacarnya tanpa memikirkan dampak atau risiko yang nanti dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual mereka, melainkan juga karena sikap memberontak terhadap orang


(30)

tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu bentuk hubungan, penerimaan, rasa mana, dan harga diri sebagai layaknya manusia dewasa. Jika di dalam lingkungan keluarga tidak dapat membicarakan masalah yang dihadapinya, remaja tersebut akan mencari solusinya di luar rumah. Begitu juga jika remaja tersebut tidak mendapat cinta dan perhatian yang cukup dari orang tuanya, dia akan mencarinya di luar rumah melalui lingkungan pergaulannya. Adanya perhatian dan cinta yang cukup dari orang tua dan anggota keluarga terdekatnya memudahkan remaja tersebut memasuki masa pubertasnya. Dengan demikian, dia dapat melawan tekanan yang datang dari lingkungan pergaulan dan pasangannya. Selain itu, kemampuan dan kepercayaan diri untuk tetap memegang teguh prinsip hidupnya sangat penting. Pandangan ini tidak sebatas masalah seksual, tetapi juga dalam segala hal, baik tentang apa yang seharusnya dilakukan maupun tentang apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

3. Adanya kebutuhan badaniah

Seks merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Tidak terkecuali remaja juga menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dibandingkan dengan risiko yang mereka hadapi.

4. Rasa penasaran

Pada usia remaja, rasa keingintahuan begitu besar terhadap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks itu nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas. Rasa penasaran tersebut


(31)

semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya.

5. Pelampiasan diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya, karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Maka, dengan pikirannya tersebut, ia akan merasa putus asa lalu mencari pelampiasan yang akan semakin menjerumuskannya ke dalam pergaulan bebas.

6. Pengetahuan Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan seksual. Biasanya topik terkait reproduksi dianggap tabu dibicarakan dengan anak (remaja). Sehingga saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang.


(32)

1. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah yaitu tekanan dari teman, tekanan pacar, kebutuhan badaniah, rasa penasaran, pelampiasan diri, pengetahuan remaja putri (Dianawati, 2006), dapat dijelaskan berikut ini.

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 2. Definisi Konseptual dan Operasional

a. Definisi Konseptual

Kehamilan pranikah adalah kehamilan yang terjadi pada perempuan berusia remaja dan belum menikah. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena hubungan seksual (hubungan intim) dengan pacar, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland, 2004).

Faktor-faktor :

- Tekanan dari teman - Tekanan pacar - Kebutuhan badaniah - Rasa penasaran - Pelampiasan diri - Pengetahuan

Kehamilan Pranikah


(33)

Tekanan dari teman adalah dorongan teman yang telah melakukan hubungan seks dengan menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks untuk melakukan hubungan seksual (Dianawati, 2006).

Tekanan dari pacar adalah dorongan kebutuhan remaja untuk mencintai dan dicintai, seorang remaja putri biasanya harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, termasuk karena adanya tekanan dari pacarnya (Dianawati, 2006).

Kebutuhan badaniah adalah meningkatnya hormon pertumbuhan pada remaja menyebabkan gairah seksual remaja harus tersalurkan (Dianawati, 2006).

Rasa penasaran adalah rasa keingintahuan begitu besar terhadap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks itu nikmat (Dianawati, 2006).

Pelampiasan diri adalah rasa yang ingin dilampiaskan atas perilaku yang diterimanya dalam perilaku seksual menyebabkan ia merasa putus asa lalu mencari pelampiasan yang akan semakin menjerumuskannya ke dalam pergaulan bebas (Dianawati, 2006).

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. (Notoatmodjo, 2007).


(34)

b. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran Variabel Definisi operasional Alat

Ukur

Skala

Ukur Hasil Ukur Tekanan

dari teman

Dorongan yang dira-sakan oleh responden dari teman-temannya untuk melakukan hubungan seks pranikah.

Kuesioner Ordinal - Ada, Skor 1-6 - Tidak ada, skor 0

Tekanan dari pacar

Dorongan, bujukan, rayuan yang diterima responden dari pacarnya untuk melakukan hubungan seks pranikah.

Kuesioner Ordinal - Ada, Skor 1-6 - Tidak ada, skor 0

Kebutuhan badaniah

Kondisi tubuh yang menerima rangsang-an seiring dengrangsang-an perkembangan dan pertumbuhan hormon dalam diri responden yang mengarah kepada perilaku seksual pranikah.

Kuesioner Ordinal - Ada, Skor 1-6 - Tidak ada, skor 0

Rasa penasaran Keingintahuan responden terhadap nikmatnya hubungan seksual pranikah.

Kuesioner Ordinal - Ada, Skor 1-6 - Tidak ada, skor 0

Pelampias an diri

Penyaluran hasrat seksual dalam diri responden dalam melampiaskan karena terlanjur berbuat perilaku seksual pranikah.

Kuesioner Ordinal - Ada, Skor 1-6 - Tidak ada, skor 0

Pengetahu an

Segala sesuatu yang diketahui remaja putri tentang seks dan kehamilan remaja.

Kuesioner Ordinal - Ada, Skor 1-6 - Tidak ada, skor 0


(35)

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2012.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah remaja putri yang hamil di luar nikah dalam 2 tahun terakhir (2010 dan 2011) di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat sampai dengan bulan Agustus 2012 sebanyak 36 orang. 2.2. Sampel

Menurut Arikunto (2006), jika populasi kecil atau kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil seluruhnya. Berdasarkan pendapat tersebut, sampel dalam penelitian ini diambil seluruhnya (total population) yaitu 36 orang. Tetapi karena 3 orang mengikuti suami pindah ke daerah lain maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Alasan pemilihan lokasi karena belum pernah dilakukan dengan judul penelitian yang sama.


(36)

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Program Studi ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan Kepala Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Selanjutnya setelah mendapatkan izin, peneliti menyerahkan langsung lembar persetujuan. Jika responden bersedia untuk diteliti maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak diteliti maka peneliti akan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar persetujuan pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya akan diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang telah disusun berdasarkan variabel yang akan diteliti. Data dikumpulkan dengan mendatangi rumah responden (door to door). Responden diminta kesediaan untuk menjadi responden dengan menandatangani surat pernyataan menjadi responden. Selanjutnya responden dipersilahkan mengisi kuesioner dengan didampingi peneliti. Selesai diisi, kuesioner dikumpulkan kembali dan diperiksa apakah seluruh pertanyaan sudah dijawab oleh responden. Setelah selesai peneliti melanjutkan pada responden berikutnya.


(37)

6. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas 6.1. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama tentang data demografi responden meliputi: inisial, umur responden saat ini, pendidikan terakhir, dan umur pertama kali hamil. Sedangkan bagian kedua tentang variabel yang akan diteliti yaitu tekanan dari teman, tekanan dari pacar, kebutuhan badaniah, rasa penasaran, pelampiasan diri, dan pengetahuan.

6.1.1. Tekanan dari Teman

Untuk mengetahui faktor tekanan dari teman terhadap terjadinya kehamilan pranikah, peneliti menanyakan 6 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi skor 1, dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kategori faktor tekanan dari teman adalah sebagai berikut :

a. Ada, jika responden memperoleh skor 1-6. b. Tidak ada, jika responden memperoleh skor 0. 6.1.2. Tekanan dari Pacar

Untuk mengetahui faktor tekanan dari pacar terhadap terjadinya kehamilan pranikah, peneliti menanyakan 6 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi skor 1, dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kategori faktor tekanan dari pacar adalah sebagai berikut :

a. Ada, jika responden memperoleh skor 1-6. b. Tidak ada, jika responden memperoleh skor 0. 6.1.3. Kebutuhan Badaniah

Untuk mengetahui faktor kebutuhan badaniah terhadap terjadinya kehamilan pranikah, peneliti menanyakan 6 butir pertanyaan dengan pilihan


(38)

jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi skor 1, dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kategori faktor kebutuhan badaniah adalah sebagai berikut :

a. Ada, jika responden memperoleh skor 1-6. b. Tidak ada, jika responden memperoleh skor 0. 6.1.4. Rasa Penasaran

Untuk mengetahui faktor rasa penasaran terhadap terjadinya kehamilan pranikah, peneliti menanyakan 6 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi skor 1, dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kategori faktor rasa penasaran adalah sebagai berikut :

a. Ada, jika responden memperoleh skor 1-6. b. Tidak ada, jika responden memperoleh skor 0. 6.1.5. Pelampiasan Diri

Untuk mengetahui faktor pelampiasan diri terhadap terjadinya kehamilan pranikah, peneliti menanyakan 6 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi skor 1, dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kategori faktor pelampiasan diri adalah sebagai berikut :

a. Ada, jika responden memperoleh skor 1-6. b. Tidak ada, jika responden memperoleh skor 0. 6.1.6. Pengetahuan

Untuk mengetahui faktor pengetahuan terhadap terjadinya kehamilan pranikah, peneliti menanyakan 6 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi skor 1, dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kategori faktor pengetahuan adalah sebagai berikut :


(39)

a. Ada, jika responden memperoleh skor 1-6. b. Tidak ada, jika responden memperoleh skor 0.

6.2. Pengukuran Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang valid dan andal. Uji validitas ini dilakukan dengan teknik content validity (validitas isi) yaitu mengkonsultasikan dengan yang diminta untuk menguji setiap butir instrumen pengumpulan data apakah valid atau tidak. Uji validitas dengan content validity pada dosen pembimbing.

Selanjutnya kuesioner tersebut diujicoba terhadap 15 orang remaja putri di Desa Sidomulio. Alasan pemilihan Desa Sidomulio karena lokasi yang dipilih menyerupai karakteristik responden di wilayah penelitian, dengan memilih subjek yang hamil di luar nikah.

Uji validitas suatu alat ukur dilakukan dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment (r), dengan ketentuan jika r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid atau sebaliknya. Ketentuan dikatakan nilai r-hitung valid dengan jumlah responden 15 orang, jika:

1. Nilai r-hitung ≥ 0,514 dinyatakan valid. 2. Nilai r-hitung < 0,514 dinyatakan tidak valid.

Selanjutnya pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji butir soal yang sudah valid secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas caranya dengan membandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai ’Cronbach’s Alpha’.


(40)

Ketentuannya adalah apabila nilai ’Cronbach’s Alpha’ > rtabel (0,60) maka butir

kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel, dan jika nilai yang diperoleh <rtabel maka dinyatakan tidak reliabel (Hastono, 2007).

Hasil uji validitas dan reliabilitas angket penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data

No Variabel r-hitung r-tabel Keterangan Cronbach-Alpha 1 2 3 4 5 6 Tekanan teman-1 Tekanan teman-2 Tekanan teman-3 Tekanan teman-4 Tekanan teman-5 Tekanan teman-6 0,587 0,749 0,743 0,572 0,535 0,599 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,740 (reliabel) 1 2 3 4 5 6 Tekanan pacar-1 Tekanan pacar-2 Tekanan pacar-3 Tekanan pacar-4 Tekanan pacar-5 Tekanan pacar-6 0,681 0,681 0,948 0,948 0,948 0,757 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,756 (reliabel) 1 2 3 4 5 6 Kebutuhan badaniah-1 Kebutuhan badaniah-2 Kebutuhan badaniah-3 Kebutuhan badaniah-4 Kebutuhan badaniah-5 Kebutuhan badaniah-6 0,790 0,846 0,846 0,846 0,597 0,545 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,819 (reliabel) 1 2 3 4 5 6 Penasaran-1 Penasaran-2 Penasaran-3 Penasaran-4 Penasaran-5 Penasaran-6 0,911 0,911 0,781 0,936 0,922 0,922 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,951 (reliabel) 1 2 3 4 5 6 Pelampiasan diri-1 Pelampiasan diri-2 Pelampiasan diri-3 Pelampiasan diri-4 Pelampiasan diri-5 Pelampiasan diri-6 0,551 0,872 0,787 0,604 0,830 0,630 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,795 (reliabel)


(41)

No Variabel r-hitung r-tabel Keterangan Cronbach-Alpha 1

2 3 4 5 6

Pengetahuan-1 Pengetahuan-2 Pengetahuan-3 Pengetahuan-4 Pengetahuan-5 Pengetahuan-6

0,733 0,733 0,866 0,687 0,564 0,511

0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,780 (reliabel)

7. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden. Kemudian dilakukan pembahasan dengan menggunakan kepustakaan.


(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

1.1. Identitas Responden

Berdasarkan hasil penelitian, identitas responden meliputi umur saat ini, pendidikan terakhir, dan umur saat hamil sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Identitas Responden di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Identitas Jumlah (f) Persentase (%)

1 2 3 4 Umur : 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 7 9 9 8 21,2 27,3 27,3 24,2

Jumlah 33 100,0

1 2 Pendidikan : SMP SMA 9 24 27,3 72,7

Jumlah 33 100,0

1 2 3 4

Umur pertama kali hamil: 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 9 13 7 4 27,3 39,4 21,2 12,1

Jumlah 33 100,0

Tabel 5.1. di atas menunjukkan bahwa responden saat diteliti mayoritas berumur 17 tahun dan 18 tahun masing-masing sebanyak 9 orang (27,3%), minoritas berumur 16 tahun sebanyak 7 orang (21,2%). Pendidikan responden mayoritas SMA sebanyak 24 orang (72,7%), selebihnya berpendidikan SMP sebanyak 9 orang (27,3%). Usia responden saat mengalami kehamilan pranikah pada umur 17 tahun sebanyak 13 orang (39,4%), minoritas hamil pada umur 19 tahun sebanyak 4 orang (12,1%).


(43)

1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat yang diuraikan berdasarkan urutan besarnya persentase kategori ada dan tidak ada adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Remaja di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Faktor-Faktor Ada Tidak Ada

f % f %

1 2 3 4 5 6

Tekanan dari pacar Rasa Penasaran Tekanan dari teman Kebutuhan Jasmaniah Pengetahuan Pelampiasan Diri 28 28 25 23 18 17 84,8 84,8 75,8 69,7 54,5 51,5 5 5 8 10 15 16 15,2 15,2 24,2 30,3 45,5 48,5 Tabel 5.2. di atas menunjukkan bahwa faktor yang paling tinggi mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah yaitu tekanan dari pacar dan rasa penasaran masing-masing 28 orang (84,8%), tekanan dari teman yaitu 25 orang (75,8%), kebutuhan jasmaniah yaitu 23 orang (69,7%), pengetahuan yaitu 18 orang (54,5%), pelampiasan diri yaitu 17 orang (51,5%).


(44)

1.2.1. Tekanan dari Teman

Berdasarkan pernyataan yang dijawab responden pada faktor tekanan dari teman adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tekanan Dari Teman di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Pernyataan

Jawaban Jumlah (%) Ya (f)/(%) Tidak (f)/(%) 1 Teman-teman anda terbiasa

membica-rakan masalah seks dengan Anda.

14 (42,4) 19 (57,6) 33 (100) 2 Teman Anda menyatakan melakukan

seks pada masa remaja sangat nikmat.

20 (60,6) 13 (39,4) 33 (100) 3 Teman Anda mengejek remaja yang

belum pernah melakukan hubungan seks. 11 (33,3) 22 (66,7) 33 (100) 4 Teman Anda menyatakan kalau tidak

melakukan hubungan seks dengan pacar ketinggalan zaman. 14 (42,4) 19 (57,6) 33 (100) 5 Teman Anda tidak menganggap anda

bagian dari kelompok jika Anda tidak pernah melakukan hubungan seks.

10 (30,3) 23 (69,7) 33 (100) 6 Teman anda menyatakan bahwa kalau

melakukan hubungan seks satu kali tidak akan hamil.

9 (27,3) 24 (72,7) 33 (100)

Tabel 5.3. di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak menjawab ‘ya’ pada pernyataan “Teman Anda menyatakan melakukan seks pada masa remaja sangat nikmat” sebanyak 20 orang (60,6%), sedangkan responden paling banyak menjawab ‘tidak’ pada pernyataan “teman anda menyatakan bahwa kalau melakukan hubungan seks satu kali tidak akan hamil” sebanyak 24 orang (72,7%).


(45)

1.2.2. Tekanan dari Pacar

Berdasarkan pernyataan yang dijawab responden pada faktor tekanan dari pacar adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tekanan Dari Pacar di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Pernyataan

Jawaban Jumlah (%) Ya (f)/(%) Tidak (f)/(%) 1 Pacar anda selalu mengajak anda

melakukan hubungan seks.

14 (42,4) 19 (57,6) 33 (100) 2 Pacar Anda merayu Anda untuk

melakukan hubungan seks jika Anda tidak mau melakukannya.

19 (57,6) 14 (42,4) 33 (100) 3 Pacar anda mengancam akan

mening-galkan anda jika tidak mau berhu-bungan seks. 18 (54,5) 15 (45,5) 33 (100) 4 Pacar anda memaksa Anda agar mau

melakukan hubungan seks.

17 (51,5) 16 (48,5) 33 (100) 5 Pacar Anda sering marah-marah karena

anda tidak mau diajak melakukan hubungan seks 23 (69,7) 10 (30,3) 33 (100) 6 Pacar anda menyatakan akan

bertang-gung jawab jika Anda hamil.

9 (27,3) 24 (72,7) 33 (100) Tabel 5.4. di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak menjawab ‘ya’ pada pernyataan “Pacar Anda sering marah-marah karena anda tidak mau diajak melakukan hubungan seks” sebanyak 23 orang (69,7%), sedangkan responden paling banyak menjawab ‘tidak’ pada pernyataan “Pacar anda menyatakan akan bertanggung jawab jika Anda hamil.” sebanyak 24 orang (72,7%).


(46)

1.2.3. Kebutuhan Badaniah

Berdasarkan pernyataan yang dijawab responden pada faktor kebutuhan badaniah adalah sebagai berikut :

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kebutuhan Badaniah di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Pernyataan

Jawaban Jumlah (%) Ya (f)/(%) Tidak (f)/(%) 1 Anda selalu ingin melakukan hubungan

seks dengan pacar Anda.

13 (39,4) 20 (60,6) 33 (100) 2 Anda mudah terangsang jika berduaan

dengan pacar. 11 (33,3) 22 (66,7) 33 (100) 3 Anda menginginkan berhubungan

seksual jika sudah berdua-duaan dengan pacar. 12 (36,4) 21 (63,6) 33 (100) 4 Saat pacaran, anda meraba-raba bagian

terlarang (alat kelamin) pacar anda

11 (33,3) 22 (66,7) 33 (100) 5 Anda selalu gelisah jika tidak disentuh

oleh pacar. 12 (36,4) 21 (63,6) 33 (100) 6 Saat kencan, anda menginginkan pacar

meraba-raba daerah terlarang pada tubuh Anda. 18 (54,5) 15 (45,5) 33 (100)

Tabel 5.5. di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak menjawab ‘ya’ pada pernyataan “Saat kencan, anda menginginkan pacar meraba-raba daerah terlarang pada tubuh Anda.” sebanyak 18 orang (54,5%), sedangkan responden paling banyak menjawab ‘tidak’ pada pernyataan “Anda mudah terangsang jika berduaan dengan pacar” dan “Saat pacaran, anda meraba-raba bagian terlarang (alat kelamin) pacar anda” masing-masing 22 orang (66,7%).


(47)

1.2.4. Rasa Penasaran

Berdasarkan pernyataan yang dijawab responden pada faktor rasa penasaran adalah sebagai berikut :

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Rasa Penasaran di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Pernyataan

Jawaban Jumlah (%) Ya (f)/(%) Tidak (f)/(%) 1 Sebelum melakukan hubungan seks,

Anda selalu kepikiran tentang seks.

17 (51,5) 16 (48,5) 33 (100) 2 Anda selalu penasaran rasanya

melakukan hubungan seks.

15 (45,5) 18 (54,5) 33 (100) 3 Pada awalnya, Anda hanya ingin

mencoba-coba melakukan hubungan seks dengan pacar.

17 (51,5) 16 (48,5) 33 (100) 4 Sebelum melakukan hubungan seks

dengan pacar, anda penasaran dengan adegan seks seperti yang pernah anda lihat melalui media massa.

16 (48,5) 17 (51,5) 33 (100)

5 Anda penasaran ingin melakukan hubungan seksual setelah mendengar cerita seks dari teman-teman anda.

11 (33,3) 22 (66,7) 33 (100) 6 Anda penasaran bagaimana rasanya

melakukan hubungan seks dengan pacar. 10 (30,3) 23 (69,7) 33 (100)

Tabel 5.6. di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak menjawab ‘ya’ pada pernyataan “Sebelum melakukan hubungan seks, selalu kepikiran tentang seks” dan “Pada awalnya, hanya ingin mencoba-coba melakukan hubungan seks dengan pacar” masing-masing 17 orang (51,5%), sedangkan responden paling banyak menjawab ‘tidak’ pada pernyataan “Anda mudah terangsang jika berduaan dengan pacar” dan “Anda penasaran bagaimana rasanya melakukan hubungan seks dengan pacar” sebanyak 23 orang (69,7%).


(48)

1.2.5. Pelampiasan Diri

Berdasarkan pernyataan yang dijawab responden pada faktor pelampiasan diri adalah sebagai berikut :

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pelampiasan Diri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Pernyataan

Jawaban Jumlah (%) Ya (f)/(%) Tidak (f)/(%) 1 Anda melakukan hubungan seks karena

melampiaskan kekecewaan pada orang yang pertama kali menodai Anda.

12 (36,4) 21 (63,6) 33 (100) 2 Anda melakukan hubungan seks karena

sudah tidak ada yang dapat dibanggakan lagi dalam diri Anda.

6 (18,2) 27 (81,8) 33 (100) 3 Anda melakukan hubungan seks karena

merasa putus asa dengan kehidupan percintaan Anda. 9 (27,3) 24 (72,7) 33 (100) 4 Anda melakukan hubungan seks karena

ingin membalas perlakuan orang yang pernah menodai anda.

7 (21,2) 26 (78,8) 33 (100) 5 Anda melakukan hubungan seks karena

benci pada laki-laki yang suka menipu.

4 (12,1) 29 (87,9) 33 (100) 6 Anda melakukan hubungan seks karena

ingin mencari kepuasan seks.

16 (48,5) 17 (51,5) 33 (100) Tabel 5.7. di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak menjawab ‘ya’ pada pernyataan “Anda melakukan hubungan seks karena ingin mencari kepuasan seks” sebanyak 16 orang (48,5%), sedangkan responden paling banyak menjawab ‘tidak’ pada pernyataan “Anda melakukan hubungan seks karena benci pada laki-laki yang suka menipu.” sebanyak 29 orang (87,9%).


(49)

1.2.6. Pengetahuan

Berdasarkan pernyataan yang dijawab responden pada faktor pengetahuan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2012

No Pernyataan

Jawaban Jumlah (%) Ya (f)/(%) Tidak (f)/(%) 1 Melakukan hubungan seksual satu kali

dapat menyebabkan kehamilan.

15 (45,5) 18 (54,5) 33 (100) 2 Dengan hanya menempelkan alat

kelamin tidak menyebabkan kehamilan.

15 (45,5) 18 (54,5) 33 (100) 3 Jika alat kelamin wanita diraba-raba

oleh pasangan dapat menyebabkan kehamilan. 13 (39,4) 20 (60,6) 33 (100) 4 Kehamilan dapat terjadi karena ciuman. 12

(36,4))

21 (63,6)

33 (100) 5 Hubungan seksual yang aman dilakukan

dengan menggunakan kondom.

9 (27,3) 24 (72,7) 33 (100) 6 Melakukan hubungan seks dengan

ganti-ganti pasangan dapat menularkan penyakit menular seksual.

5 (15,2) 28 (84,8) 33 (100)

Tabel 5.8. di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak menjawab ‘ya’ pada pernyataan “Melakukan hubungan seksual satu kali dapat menyebabkan kehamilan” dan “Dengan hanya menempelkan alat kelamin tidak menyebabkan kehamilan” masing-masing 15 orang (45,5%), sedangkan responden paling banyak menjawab ‘tidak’ pada pernyataan “Melakukan hubungan seks dengan ganti-ganti pasangan dapat menularkan penyakit menular seksual.” sebanyak 28 orang (84,8%).


(50)

2. Pembahasan

2.1. Faktor Tekanan dari Pacar

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa tekanan dari pacar yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden menyatakan ada tekanan dari pacar yaitu 28 orang (84,8%), selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 5 orang (15,2%). Faktor tekanan dari pacar merupakan faktor tertinggi yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika (2010) yang meneliti faktor-faktor penyebab terjadinya kehamilan pranikah di Kecamatan Batu Malang Jawa Timur adalah faktor ada tekanan dari pacar yaitu sebanyak 68,4%.

Kebutuhan remaja untuk mencintai dan dicintai pada seorang remaja putri biasanya harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, termasuk karena adanya tekanan dari pacarnya tanpa memikirkan dampak atau risiko yang nanti dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual mereka, melainkan juga karena sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu bentuk hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri sebagai layaknya manusia dewasa. Jika di dalam lingkungan keluarga tidak dapat membicarakan masalah yang dihadapinya, remaja tersebut akan mencari solusinya di luar rumah. Begitu juga jika remaja tersebut tidak mendapat cinta dan perhatian yang cukup dari orang tuanya, dia akan mencarinya di luar rumah melalui lingkungan pergaulannya. Adanya perhatian dan cinta yang cukup dari orang tua dan anggota keluarga terdekatnya memudahkan remaja tersebut memasuki masa pubertasnya (Dianawati, 2006).


(51)

Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa tekanan dari pacar merupakan alasan yang banyak dikemukakan oleh remaja putri. Adanya ajakan pacar untuk melakukan aktivitas seks dari mulai yang ringan-ringan seperti berpegangan tangan, mencium pipi/kening, berpelukan, mencium bibir lambat laun menyebabkan remaja putri terangsang untuk melakukan hubungan seks dengan pacarnya. Adanya rayuan pacar untuk melakukan hubungan seks juga acapkali menyebabkan remaja putri tidak kuasa menolak godaan dari pacar untuk melakukan hubungan seks. Ada juga pacar yang sering memaksa pacar untuk melakukan hubungan seks. Rasa takut ditinggalkan oleh pacar menyebabkan remaja putri gampang saja menyerahkan kesuciannya. Selain itu, sang pacar yang mengatakan akan selalu bertanggungjawab jika dirinya hamil juga menjadi alasan remaja putri mau melakukan hubungan seks dengan pacar. Remaja putri mudah terbujuk untuk melakukan hubungan seks karena adanya tekanan pacar karena sebagian besar remaja putri masih mencari jati diri. Secara psikologis, remaja putri pada masa remaja mudah mengikuti arus dan mencurahkan rasa cinta kepada pacarnya terkadang melebihi apapun sehingga ketika ada tekanan dari pacar karena takut ditinggalkan remaja putri menyerahkan kesuciannya.

2.2. Faktor Rasa Penasaran

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa rasa penasaran remaja putri yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden menyatakan ada rasa penasaran yaitu 28 orang (84,8%), selebihnya menyatakan


(52)

tidak ada yaitu 5 orang (15,2%). Faktor rasa penasaran merupakan faktor tertinggi yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Indarti (2009) yang meneliti faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan pranikah remaja putri di Desa Suryalaya Jawa Barat mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden menyatakan melakukan hubungan seks karena rasa penasaran nikmatnya melakukan hubungan seks (65,8%), selebihnya menyatakan tidak ada (34,2%)

Pada usia remaja, rasa keingintahuan begitu besar terhadap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks itu nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas. Rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya (Dianawati, 2006).

Menurut asumsi peneliti, nikmatnya melakukan hubungan seks dengan pacar membuat banyak remaja putri merasa penasaran, karena dibumbui oleh rasa sayang dan cinta, serta nafsu. Membicarakan masalah seks masih dianggap tabu di kalangan remaja putri dengan keluarga sehingga banyak remaja mencari informasi dari teman-temannya yang malah menjerumuskan remaja putri tersebut untuk melakukan hubungan seks dengan pacarnya. Kurangnya keterbukaan keluarga terhadap perilaku seks yang benar menyebabkan remaja putri sering tidak bisa menolak pacarnya ketika meminta atau memaksa melakukan hubungan seks. Rasa penasaran muncul karena adanya larangan untuk melakukan hubungan seks, sehingga semakin dilarang para remaja semakin penasaran untuk merasakan atau menikmati hubungan seks dengan


(53)

pasangannya. Dorongan nafsu yang muncul serta rasa penasaran yang tinggi serta bujuk rayu dari pacar sehingga remaja putri mengalami kehamilan pranikah. Rasa penasaran dalam diri remaja mengenai kenikmatan melakukan hubungan seks merupakan salah satu pencarian jati diri remaja, berkembangnya hormon-hormon seks dalam tubuh remaja menyebabkan remaja mempunyai hasrat yang tinggi pula dalam melakukan hubungan seks terutama dengan pacarnya.

2.3. Faktor Tekanan dari Teman

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tekanan dari teman yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden menyatakan ada tekanan dari teman yaitu 25 orang (75,8%), selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 8 orang (24,2%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rustamaji (2009) di Kecamatan Brosotan Yogyakarta mendapatkan bahwa yang mempengaruhi kejadian kehamilan pranikah mayoritas menyatakan ada tekanan dari teman sebaya (64,5%).

Menurut Dianawati (2006) lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seorang remaja dapat berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut, tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada tekanan yang didapat dari pacarnya sendiri. Keinginan untuk dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga dapat mengalahkan semua nilai yang didapat, baik dari orang tua


(54)

maupun dari sekolahnya. Pada umumnya remaja tersebut melakukannya hanya sebatas ingin membuktikan bahwa dirinya sama dengan teman-temannya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang diinginkan.

Menurut asumsi peneliti, dalam lingkungan pergaulan teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap diri remaja tersebut baik pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh negatif yang sering diikuti remaja seperti perilaku merokok, tawuran, juga perilaku seks. Pada pergaulan teman sebaya biasanya ada ejekan-ejekan pada rekan-rekan yang belum pernah melakukan hubungan seks dengan pacarnya dan dianggap kampungan, tidak mengerti pergaulan, dan lain-lain. Selain itu, cerita-cerita dari teman sebaya tentang hubungan seksnya dengan pacarnya kadang membuat remaja untuk mencoba perilaku seks tersebut dengan pacarnya sehingga dapat terjadi kehamilan pranikah.

2.4. Faktor Kebutuhan Badaniah

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa kebutuhan badaniah yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden menyatakan ada kebutuhan badaniah yaitu 23 orang (69,7%), selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 10 orang (30,3%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rustamaji (2009) yang meneliti kebutuhan badaniah dengan terjadinya kehamilan pranikah di Kecamatan Brosotan Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden menyatakan


(55)

melakukan perilaku seks pranikah karena adanya kebutuhan badaniah sebanyak 73,6%.

Menurut Dianawati (2006), seks merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Tidak terkecuali remaja juga menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dibandingkan dengan risiko yang mereka hadapi.

Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan melakukan hubungan seks pranikah dan menyebabkan kehamilan mengaku karena adanya kebutuhan badaniah. Meningkatnya hormon-hormon seksual dan libido pada masa remaja menyebabkan remaja rentan untuk melakukan perilaku seks pranikah. Adanya rangsangan dari pacar ketika sedang berpacaran menyebabkan remaja mudah sekali terlena mengikuti ajakan pacar tanpa memikirkan akibat yang ditanggung akibat perbuatan tersebut, yaitu terjadinya kehamilan. Banyak remaja putri yang tidak dapat menahan keinginan atau hasrat seksual ketika sedang berpacaran.

2.5. Faktor Pengetahuan

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa pengetahuan yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah mayoritas responden terjadi kehamilan pranikah karena adanya faktor kurang pengetahuan yaitu 18 orang (54,5%), selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 16 orang (48,5%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rustamaji (2009) yang meneliti kurangnya pengetahuan dengan terjadinya kehamilan pranikah di


(56)

Kecamatan Brosotan Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden kurang pengetahuan yaitu 79,8%, selebihnya mempunyai pengetahuan yang memadai yaitu 21,2%.

Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan seksual. Biasanya topik terkait reproduksi dianggap tabu dibicarakan dengan anak (remaja). Sehingga saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang (Dianawati, 2006).

Menurut asumsi peneliti, rendahnya pengetahuan remaja putri tentang perilaku seks menyebabkan banyak remaja putri yang terjerumus melakukan hubungan seks tersebut. Masih banyak remaja putri yang menganggap bahwa melakukan hubungan seks satu kali tidak menyebabkan kehamilan, dengan hanya menempelkan alat kelamin dengan alat kelamin pacar tidak menyebabkan kehamilan, melakukan hubungan seks dengan ganti-ganti pasangan tidak menularkan penyakit menular seksual. Kurangnya bekal pengetahuan bagi remaja putri dan hanya menuruti hawa nafsu semata menyebabkan remaja putri mudah diperdaya oleh pacarnya maupun atas keinginan sendiri melakukan hubungan seks pranikah yang menyebabkan kehamilan. Minimnya kesehatan reproduksi yang diperoleh remaja putri menyebabkan remaja putri mencari informasi tersebut dari teman, dari media massa yang kadang malah menjerumuskan remaja putri tersebut kepada perilaku seksual pranikah yang belum layak dilakukan karena belum sah dalam ikatan perkawinan.


(57)

2.6. Faktor Pelampiasan Diri

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa pelampiasan diri yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah bahwa mayoritas responden menyatakan ada pelampiasan diri yaitu 17 orang (51,5%), selebihnya menyatakan tidak ada yaitu 16 orang (48,5%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika (2010) yang meneliti faktor-faktor penyebab terjadinya kehamilan pranikah di Kecamatan Batu Malang Jawa Timur mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden menyatakan melakukan hubungan seks pranikah karena pelampiasan diri (63,9%), selebihnya menyatakan tidak ada melampiaskan diri (36,1%).

Menurut Dianawati (2006), faktor pelampiasan diri ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya, karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Maka, dengan pikirannya tersebut, ia akan merasa putus asa lalu mencari pelampiasan yang akan semakin menjerumuskannya ke dalam pergaulan bebas.

Menurut asumsi peneliti, dilihat dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak remaja putri yang melakukan hubungan seks pranikah sehingga mengalami kehamilan karena melakukan pelampiasan atas kekecewaan pada pacarnya yang sekarang maupun pada pacar sebelumnya. Bagi sebagian remaja putri bahwa kesucian yang direnggut oleh pacarnya menyebabkan dirinya tidak berharga dan tidak ada yang dapat dibanggakan lagi. Ada remaja putri merasa putus asa dengan kehidupan percintaannya yang ditinggalkan pacarnya setelah menyerahkan kesuciannya.


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat mayoritas disebabkan tekanan dari pacar, rasa penasaran, tekanan dari teman, kebutuhan badaniah, kurangnya pengetahuan, dan pelampiasan diri.

2. Saran

a. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang baru bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan keperawatan khususnya terhadap mata kuliah keperawatan maternitas, keperawatan anak dan keperawatan komunitas.

b. Praktik Keperawatan

Disarankan kepada perawat untuk meningkatkan program penyuluhan kesehatan pada remaja terkait kesehatan reproduksi mulai tingkat SMP dan SMA untuk mencegah terjadinya kehamilan pranikah.

c. Peneliti selanjutnya

Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh kehamilan praremaja terhadap hasil keluaran yaitu janin dan bayi baru lahir.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan, Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Cetakan Pertama, Jakarta: Refika Aditama.

Aisyaroh, N. (2009). Kesehatan Reproduksi Remaja, Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung Diterbitkan oleh Unissula.

BKKBN Propsu. (2011). Pelatihan PKBR Bagi Konselor Sebaya Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Medan: Balai Pelatihan dan Pengembangan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Utara.

BP4 Kecamatan Binjai. (2011). Data Pelaksanaan Operasional BP4 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Sambirejo: Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian.

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja, Cetakan Pertama, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dianawati, A. (2006). Pendidikan Seks Untuk Remaja. Cetakan Kelima, Jakarta: Kawan Pustaka.

Hastono, S.P., 2007. Analisis Data, Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,

Hurlock, E.B. (2003). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga.

Indarti. (2009). Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Kehamilan Pranikah Remaja Putri di Desa Suryalaya Jawa Barat. Abstrak.

Kartika. (2010). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kehamilan Pranikah di Kecamatan Batu Malang Jawa Timur. Abstrak.

Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Cetakan Pertama, Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba, IAC, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Masland, R.P. dan David Estride. (2004). Apa yang Ingin Diketahui Remaja Tentang Seks, Alih bahasa Mira T. Windy, Jakarta : Bumi Aksara.


(60)

Monks, F.J., A.M.P. Knoers, dan Siti R.H. (2006). Psikologi Perkembangan, Cetakan Keenambelas, Edisi Revisi, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nursalam, (2003). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Cetakan I. Jakarta : Sagung Seto.

Pieter, H.Z. dan Lubis N.M. (2010). Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Edisi I, Cetakan I, Jakarta: Kencana.

Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Cetakan Pertama, Jakarta: Trans Info Media.

Rustamaji. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Pranikah pada Remaja Putri di Kecamatan Brosotan Yogyakarta. Abstrak.

Santrock, J.W. (2007). Remaja, Cetakan Pertama, Edisi Kesebelas, Jilid I, Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja. Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Pers. Soetjiningsih, (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Cetakan

ke I, Jakarta: Sagung Seto.

Widyastuti, Y. dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Fitramaya.


(61)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Supriadi, NIM: 111121048, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara akan melaksanakan penelitian berjudul: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Pranikah pada remaja Putri di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tahun 2012. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi S-I Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut di atas saya mohon kesediaan Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya berharap Saudari memberi jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai kesukarelaan Saudari. Partisipasi Saudari dalam penelitian ini tanpa pengaruh dari pihak manapun juga. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan informasi ini hanya digunakan untuk kepentingan serta pengembangan ilmu keperawatan.

Terima kasih atas kesediaan Saudari menjadi responden penelitian ini.

Responden, Peneliti,


(62)

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEHAMILAN PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

2012

No. Responden : ...

(Diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk :

Istilah pertanyaan tentang identitas responden ini sesuai dengan keadaan ibu saat ini, dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan.

1. Inisial : ... 2. Umur saat ini : ... 3. Pendidikan terakhir : ... 4. Umur pertama kali hamil : ...

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEHAMILAN REMAJA

Jawablah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda checklist () pada kolom jawaban yang telah disediakan.

No Pernyataan Jawaban Skor

Ya Tidak A Tekanan dari teman

1 Teman-teman anda terbiasa membica-rakan masalah seks dengan Anda.

2 Teman Anda mengatakan melakukan seks pada masa remaja sangat nikmat. 3 Teman Anda mengejek remaja yang

belum pernah melakukan hubungan seks. 4 Teman Anda mengatakan kalau tidak

melakukan hubungan seks dengan pacar ketinggalan zaman.


(63)

No Pernyataan Jawaban Skor Ya Tidak

5 Teman Anda tidak menganggap anda bagian dari kelompok jika Anda tidak pernah melakukan hubungan seks.

6 Teman anda mengatakan bahwa kalau melakukan hubungan seks satu kali tidak akan hamil.

B. Tekanan dari Pacar

7 Pacar anda selalu mengajak anda melakukan hubungan seks.

8 Pacar Anda merayu Anda untuk melakukan hubungan seks jika Anda tidak mau melakukannya.

9 Pacar anda mengancam akan mening-galkan anda jika tidak mau berhubungan seks.

10 Pacar anda memaksa Anda agar mau melakukan hubungan seks.

11 Pacar Anda sering marah-marah karena anda tidak mau diajak melakukan hubungan seks

12 Pacar anda mengatakan akan bertang-gung jawab jika Anda hamil.

C. Kebutuhan Badaniah

13 Anda selalu ingin melakukan hubungan seks dengan pacar Anda.

14 Anda mudah terangsang jika berduaan dengan pacar.

15 Anda menginginkan berhubungan seksual jika sudah berdua-duaan dengan pacar.

16 Saat pacaran, anda meraba-raba bagian terlarang (alat kelamin) pacar anda

17 Anda selalu gelisah jika tidak disentuh oleh pacar.

18 Setiap kencan, anda menginginkan pacar meraba-raba daerah terlarang pada tubuh Anda.

D. Rasa Penasaran

19 Sebelum melakukan hubungan seks, Anda selalu kepikiran tentang seks.

20 Anda selalu penasaran rasanya melakukan hubungan seks.


(64)

No Pernyataan Jawaban Skor Ya Tidak

21 Pada awalnya, Anda hanya ingin mencoba-coba melakukan hubungan seks dengan pacar.

22 Sebelum melakukan hubungan seks dengan pacar, anda penasaran dengan adegan seks seperti yang pernah anda lihat melalui media massa.

23 Anda penasaran ingin melakukan hubungan seksual setelah mendengar cerita seks dari teman-teman anda.

24 Anda penasaran bagaimana rasanya melakukan hubungan seks dengan pacar. E. Pelampiasan Diri

25 Anda melakukan hubungan seks karena melampiaskan kekecewaan pada orang yang pertama kali menodai Anda.

26 Anda melakukan hubungan seks karena sudah tidak ada yang dapat dibanggakan lagi dalam diri Anda.

27 Anda melakukan hubungan seks karena merasa putus asa dengan kehidupan percintaan Anda.

28 Anda melakukan hubungan seks karena ingin membalas perlakuan orang yang pernah menodai anda.

29 Anda melakukan hubungan seks karena benci pada laki-laki yang suka menipu. 30 Anda melakukan hubungan seks karena

ingin mencari kepuasan seks. F. Pengetahuan

31 Melakukan hubungan seksual satu kali dapat menyebabkan kehamilan.

32 Dengan hanya menempelkan alat kelamin tidak menyebabkan kehamilan.

33 Jika alat kelamin wanita diraba-raba oleh pasangan dapat menyebabkan kehamilan. 34 Kehamilan dapat terjadi karena ciuman. 35 Hubungan seksual yang aman dilakukan

dengan menggunakan kondom.

36 Melakukan hubungan seks dengan ganti-ganti pasangan dapat menularkan penyakit menular seksual.


(1)

81


(2)

(3)

83


(4)

(5)

85

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

1. PROPOSAL

a. Biaya rental + Print proposal Rp. 100.000 b. Biaya internet Rp. 70.000 c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000 d. Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Izin penelitian Rp. 50.000

b. Transportasi Rp. 50.000

c. Fotocopy kuisioner dan persetujuan penelitian Rp. 30.000 3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya rental dan print Rp. 150.000

b. CD Rp. 10.000

c. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

d. Penjilidan Rp. 150.000

4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 70.000 ___________

Total Rp. 830.000


(6)

86

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas :

Nama : SUPRIADI

Tempat/Tanggal Lahir : Saentis, 12 September 1973 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Anak ke : 6 dari 6 bersaudara

Nama Ayah : Rakiman

Nama Ibu : Temi

Status Perkawinan : Kawin

Nama Istri : Dahlia, SST, M.Kes

Jumlah Anak : 2 orang

1. Alfi Syahri Ramadana 2. Nabila Dwi Putri

Alamat rumah : Jln. T. Amir Hamzah, Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

Riwayat Pendidikan