batasan hukum yang ada, gerakan ini merupakan gerakan kultural, dalam arti yang diperjuangkan bukanlah kekuasaan kritik melainkan
suatu transisi masyarakat di mana hak asasi selalu terlindungi dari kekuasaan sewenang-wenang. Pada umumn ya orang mengartikan Golput
sebagai tindakan orang yang secara sengaja dan sadar untuk tidak ikut mencoblos dalam pemilihan umum karena alasan tidak percaya dan tidak
punya calon pilihan yang disukai, atau membuat pilihan dengan tetap menggunakan hak pilih tapi yang dicoblos adalah bukan gambar, tetapi
bagian lain atau putihnya, artinya Bagi para pendukung Golput bisa merefleksikan banyak pesan. Oleh karena itu, pemahaman prilaku Golput
haruslah kontekstual. Artinya, menjelaskan prilaku tidak bisa hanya didasarkan pada interpretasi sepihak para teoritis, ilmuwan, akedemisi atau
bahkan peneliti, tetapi harus didasarkan pada pemahaman dan kesad aran para pendukung Golput itu sendiri: pesan apa yang
C. Penyebab Surat Suara Tidak Syah
Komisi Pemilihan Umum KPU dan juga yang telah diatur dalam peraturan KPU no 13 tahun 2009 membagi tiga kategori penilaian sah atau tidak sah
sebuah surat suara pada pemilu. Ketiga kategori penilaian tersebut yakni, surat suara yang dinyatakan sah, tidak sah, dan surat suara yang dianggap sah, saat
ini mulai disosialisasikan secara masiv kepada para pemilih maupun penyelenggara pemilu.
Surat suara dinyatakan sah apa bila ditemukan beberapa unsur. Yaitu; tanda
coblos hanya ditemukan satu kali pada surat suara, pada kolom nama parpol;
atau kolom nomor urut calon; atau kolom nama caleg. Hal ini sesuai pasal 153 ayat 1 UU Nomor 102008 yang menyebutkan, pemberian suara untuk
pemilu anggota DPRDPRDDPRKDPD dilakukan dengan memberi tanda centang satu kali pada surat suara.
Sedangkan surat suara yang dinyatakan tidak sah apabila ditemukan ada dua
tanda coblos dalam kertas suara. Misalnya setelah mencoblos kolom nama calon, pemilih juga mencoblos kolom partai. Atau setelah mencoblos nama
calon, kemudian mencoblos lagi kolom partai. Atau setelah mencoblos nomor urut calon, kemudian pemilih mencoblos lagi kolom nama calon. Surat suara
juga dinyatakan tidak sah apabila ditemukan tanda coblos tiga kali, pada nomor urut calon, kolom nama calon, dan kolom lambang partai.
Selain itu, bentuk suara tidak sah juga dapat dilihat bila dalam surat suara
ditemukan tanda coblos di luar nama kolom lambang partai, kolom nomor urut caleg dan kolom nama caleg, serta sudut tanda āVā berada di luar ketiga kolom
tersebut. Dari hasil pemilu yang telah ada ternyata kita dapat melihat sejauh mana
kinerja KPU dalam mensukseskan terselengarakannyanya pemilu legislatif kali ini. salah satu parameternya adalah jumlah kertas suara yang rusak atau tidak
syah. Besarnya surat suara yang tidak syah menimbulkan banyak sekali
kemungkinan, kemungkinan pertama adalah pemilih secara sadar membuat surat suara menjadi tidak syah karena beberapa faktor seperti tidak ingin surat
suaranya disalah gunakan maupun alasan2 idiologis. kemungkinan kedua adalah pemilih tidak mengetahui syarat surat suara yang syah, dengan tidak
mengetahui cara memilih maka surat suara yang ada menjadi tidak syah karena pemilih melakukan sebuah kesalahan. kemungkinan ketiga adalah surat suara
telah cacat dan pemilih tidak mengetahui kecacatannya sehingga bisa dianggap sebagai surat suara yang tidak syah.
Apabila kemungkinan kedua inilah yang paling masuk akal dan mungkin
adalah mayoritas penyebab dari surat suara yang tidak syah karena kemungkinan pertama dan ketiga jumlahnya sangat tidak terlalu banyak,
karena kemungkinan pertama orang yang sudah meniatkan untuk merusak suaranya dalam bilik berasal dari golongan orang2 yang sebenarnya golput dan
orang yang golput tidak akan capek2 membuang tenaga,waktunya untuk hanya merusak surat suara walaupun tetap ada yang datang dan merusak surat
suaranya tetapi jumlahnya tidak dominan, kemungkinan ketiga juga sama apabila kemungkinan ketiga merupakan faktor dominan berarti penyediaan
logistik pemilu yang dilakukan oleh KPU bermasalah. Kemungkinan Kedua sepertinya menjadi faktor dominan dikarenakan sosialisasi yang kurang
maksimal dan cara baru dalam memilih sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang kurang tahu tata cara yang benar ini pun menunjukkan bahwa
KPU tidak bekerja maksimal dalam penyelengaraan pemilu legislatif ini. http:rthamrinr.wordpress.com
D. Pemilihan Kepala Desa