Implementasi Kebijakan TINJAUAN PUSTAKA

Tahapan terakhir, evaluasi kebijakan. Pada tahap ini kebjakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini, memperbaiki masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan public telah meraih dampak yang diinginkan.

2.2 Implementasi Kebijakan

Penggunaan istilah implementasi pertama sekali digunakan oleh Harold Lawswell Purwanto, 2012: 17. Sebagai ilmuan yang pertama sekali mengembangkan studi tentang kebijakan publik, laswell menggagas suatu pendekatan yang ia sebut sebagai pendekatan proses policy process approach. Menurutnya, agar ilmuan memperoleh pemahaman yang baik tentang apa sesungguhnya kebijakan publik, maka kebijakan publik harus diurai menjadi beberapa bagian sebagai tahapan- tahapan, yaitu agenda-setting, formulasi, legitimasi, implementasi, evaluasi, reformulasi dan terminasi. Dari siklus tersebut terlihat secara jelas bahwa implementasi hanyalah bagian atau salah satu tahap dari proses besar bagaimana suatu kebijakan publik dirumuskan. Pengkajian mengenai implementasi kebijakan adalah krusial bagi pengkajian administrasi publik dan kebijakan public. Implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan keputusan diantara pembentukan sebuah kebiajakan seperti halnya pasal- pasal sebuah undang-undang legislatif, pengeluaran sebuah peraturan eksekutif, pelolosan keputusan pengadilan, atau keluarnya standar peraturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi masyarakat yang memepengaruhi beberapa aspek kehidupan. Jika Universitas Sumatera Utara ii kebijakan diambil secara tepat, maka kemungkinan kegagalan pun masih bisa terjadi, jika proses implementasi tidak tepat. Namun bahkan sebuah kebijakan yang brilliant sekalipun jika diimplementasikan buruk bisa gagal untuk mencapai tujuan para perancangnya Tangkilisan, 2003 : 14. Implementasi dapat didefenisikan sebagai proses administrasi dari hukum yang di dalamnya tercakup keterlibatan berbagai macam aktor, organisasi, prosedur, dam teknik yang dilakukan agar kebijakan yang telah ditetapkan mempunyai akibat yaitu tercapainya tujuan kebijakan. Selain itu, implementasi juga diartikan sebagai outpers yang melihat apakah aktivitas dalam rangka mencapai tujuan program telah sesuai dengan arahan implementasi sebelumnya atau bahkan mengalami penyimpangan-penyimpangan. Implementasi juga dikonseptualisasikan sebagai outcomes, dimana terfokus pada akibat yang ditimbulkan dari adanya implementasi kebijakan, yaitu apakah implementasi suatu kebijakan mengurangi masalah atau bahkan menambah masalah baru dalam masyarakat Kusumanegara, 2010 : 99. Implementasi kebijakan memerlukan perangkat yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan suatu program dengan kebijakan publik yang menjadi acuannya Kusumanegara, 2010 : 108. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan kebijakan public yang telah ditetapkan dengan melibatkan aktor, organisasi, prosedur, serta teknik yang dilakukan agar kebijakan public yang telah ditetapkan dapat memiliki dampak di masyarakat sebagai terwujud atau tidaknya tujuan kebijakan tersebut. Dalam hal ini, dapat di lihat bagaimana pelaksanaan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 58 Tahun 2001 tentang tata cara Universitas Sumatera Utara pelaksanaan sistem pengawasan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. Apakah POKMASWAS tersebut memiliki peranan yang cukup besar dalam pemebrdayaan masyarakat atau sebaliknya.

2.3 Partisipasi Masyarakat