hal 502-506. 2000. 13. Smert, Bart. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo, 1994.

Seminar Nasional World Fit for Children Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 6 Oktober 2012 Page 55 CAKUPAN ASI EKSLUSIF KABUPATEN BREBES TAHUN 2010 Lintang Dian Saraswati , Praba Ginandjar Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP lintangundip.ac.id Abstrak Pemberian ASI eksklusif di Indonesia saat ini masih kurang menggembirakan, terlihat ada penurunan dari 42,4 menjadi 39,5 SDKI 1997 dan SDKI 2002. Cakupan pemberian ASI eksklusif dari data rutin DKK Brebes tahun 2008-2010 sebesar 36, 46,52 dan 52,17 , dimana masih dibawah standar 80. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui cakupan asi ekslusif menggunakan metode survei cepat dengan menggunakan two stage random sampling , dan tingkat pertama adalah teknik klaster cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan cakupan asi eksklusif hampir sama dengan cakupan dari data rutin 50,5 dan masih di bawah standar, dalam memberikan makanan atau minuman kepada bayi paling besar adalah dari inisiatif sendiri 24.8, memberikan makanan atau minuman kepada bayi selama 1 jam persentase paling besar adalah diberikan susu formula 24.8, memberikan makanan atau minuman kepada bayi selama 1 hari persentase pemberian susu formula menduduki prosentase terbesar kedua 13,8, terdapat 8,6 responden yang telah memberikan pisang kepada bayinya yang masih berusia 1 bulan, ASI tidak eksklusif terbanyak pada kelompok usia 35 tahun 63.2, responden tidak memberikan ASI lebih banyak memiliki pengetahuan kurang dengan persentase 100.0 dibandingkan dengan pengetahuan yang lain, responden pada kelompok ASI eksklusif paling tinggi pada ibu yang tidak bekerja dengan persentase 53.1, responden yang memberikan ASI eksklusif lebih banyak mendapatkan dukungan dari suami dengan persentase 71.7. Disarankan agar dilakukan peningkatan pengetahuan tentang ASI Eksklusif kepada semua ibu hamil beserta suami. Kata Kunci : ASI Eksklusif, Cakupan Latar Belakang Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI air susu ibu saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim Roesli, Utami, 2000. Hal ini sesuai dengan UU RI nomor 36 pasal 128 ayat 1 tahun 2009 tentang kesehatan yang berbunyi setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan kecuali atas indikasi medis dan rekomendasi terrbaru UNICEF bersama World Health Assembly WHA dimana menetapkan jangka waktu pemberian ASI ekslusif selama enam bulan WHO, 2001. Standar pencapaian pemberian ASI eksklusif sebesar 80 pada tahun 2010 yang ditegaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI no 450 tahun 2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia. ASI mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi Nur, 2008. Bayi yang mendapat ASI akan lebih terjaga dari penyakit infeksi terutama diare dan ISPA Lawrence, 1994. Jika pemberian ASI dilakukan dengan baik diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi. Mengingat penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia adalah penyakit infeksi terutama infeksi saluran napas akut ISPA dan diare. Untuk wilayah Jawa dan Bali ISPA merupakan penyebab 23,9 kematian sedangkan diare 9,0. Demikian juga daerah lain seperti Sumatera