Metode pembelajaran yang ada dalam pencak silat yang disusun secara sistematis

Seminar Nasional World Fit for Children Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 6 Oktober 2012 Page 138 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANDUNGAN PEWARNA SINTETIS BERBAHAYA DAN MIKROBA PATOGEN DENGAN PEMILIHAN PANGAN JAJANAN PADA REMAJA PUTRI Ainun Niswati 1 , Dina Rahayuning Pangestuti 2 , Siti Fatimah Pradigdo 1 Alumni FKM UNDIP, 2 FKM UNDIP ain_niezyahoo.co.id ABSTRAK Remaja putri mempunyai gaya hidup sering makan di luar rumah, menyukai pangan jajanan, dan suka mencoba makanan baru sehingga rawan terkena foodborne disease dan gangguan kesehatan lain. Survei BPOM tahun 2006 menunjukkan bahwa 49,43 jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat. Kasus keracunan akibat pangan jajanan yang terjadi di Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 13, dan meningkat menjadi 15 pada tahun 2010. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kandungan pewarna sintetis berbahaya dan mikroba patogen dengan pemilihan pangan jajanan pada remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian Explanatory Research dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah populasi adalah 103 siswi dengan sampel 79 siswi yang dipilih secara Random Sampling. Analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji laboratorium semua sampel tergolong aman dari kandungan pewarna sintetis berbahaya, sampel es teh dan nasi goreng positif mengandung mikroba patogen; 51,90 responden memiliki pengetahuan baik tentang kandungan pewarna sintetis berbahaya; 73,40 memiliki pengetahuan kurang tentang kandungan mikroba patogen; 97,50 memiliki total pengetahuan tentang kandungan pewarna sintetis berbahaya dan mikroba patogen tergolong baik. Seluruh responden memilih pangan jajanan tergolong aman untuk kandungan pewarna sintetis berbahaya, sebagian besar reponden memilih pangan jajanan tergolong tidak aman untuk kandungan mikroba patogen 81,01. Seluruh kategori pengetahuan tentang pewarna sintetis berbahaya baik dan kurang memilih pangan jajanan yang aman tidak mengandung pewarna sintetis berbahaya. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan pengetahuan tentang kandungan mikroba patogen dengan pemilihan pangan jajanan p=0,001, tidak ada hubungan total pengetahuan tentang kandungan pewarna sintetis berbahaya dan mikroba patogen dengan pemilihan pangan jajanan p=1,000. Saran bagi responden supaya diberikan penyuluhan tentang keamanan pangan, terutama pengetahuan mengenai mikroba patogen dalam pangan jajanan. Kata Kunci : pengetahuan, pewarna sintetis, mikroba patogen, jajanan, remaja putri. Latar Belakang Menjamurnya makanan jajanan saat ini menyebabkan semakin beragamnya pilihan para remaja yang cenderung banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. 1 Remaja Putri sangat penting sebagai sasaran penelitian, karena berada pada masa persiapan menuju dewasa dan sebagai calon ibu yang harus cukup zat gizi. Akan tetapi, masih banyak remaja putri yang memiliki kebiasaan makan yang tidak baik sehingga berdampak pada status gizinya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dalam Raudhoh Chuslah menunjukkan bahwa remaja laki-laki cenderung menyukai makanan yang mengenyangkan, sedangkan remaja putri cenderung menyukai makanan ringan jajanan yang tidak terlalu mengenyangkan. 2 Selain itu, gaya hidup remaja putri juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebiasaan makan mereka. Mereka cenderung lebih aktif, lebih banyak makan di luar rumah, dan mendapat banyak pengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dimakannya, mereka juga sering mencoba-coba makanan baru, dan mereka mempunyai selera makan yang berubah-ubah. 3 Gaya hidup tentang kebiasaan makan para remaja putri seperti ini akan sangat berpeluang terkena penyakit akibat makanan foodborne disease dan gangguan kesehatan lainnya dikarenakan ketidak hati-hatian dalam pola konsumsi pangan jajanan.