Bidang Pariwisata dan Lingkungan Hidup

Seminar Nasional World Fit for Children Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 6 Oktober 2012 Page 120 digambarkan oleh SKPD terkait. Semua hal yang merencanakan dan mengatur masih dikendalikan oleh orang dewasa . Hal ini dimungkinkan orang dewasa berpikiran bahwa anak belum bisa untuk memberikan ide yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan, serta pemikiran anak dianggap masih labil. Di sisi lain para orang dewasa membiarkan atau kurang memperhatikan anaknya dalam mengakses internet ataupun memilih program acara televisi yang sudah dalam pengawasan badan sensor. Dalam mengakses televisi di rumah hampir tidak ada orang tua yang mendampingi anak dalam menonton televisi , sehingga anak kurang dapat mencerna dengan baik maksud dari tontonan tersebut, sehingga hasilnya mereka mencerna secara mentah apa yang mereka lihat. Kita tahu bahwa program acara televisi tidak semuanya dapatboleh dikonsumsi oleh anak-anak. Banyak faktor yang mempengaruhi sehingga anak dengan mudah melihat semua program-program acara televisi. Di Kabupaten Kendal partisipasi anak dalam berkehidupan di lingkungan sekolah maupun masyarakat masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan akses anak untuk melakukan semua itu masih sangat terbatas bahkan hampir tidak ada. Pandangan anak belum dimasukkan ke dalam penyusunan kebijakan publik. Wadah partisipasi anak Kendal atau FAKEN Forum Anak Kendal belum terbentuk secara memadai, sebab wadah tersebut saat ini hanya baru terbentuk, tanpa ada program kerja atau kegiatan yang jelas, dan belum ada dukungan yang berkelanjutan dari Pemerintah Kendal, baik dukungan finansial, material, dan kesempatan- kesempatan dalam penyaluran aspirasi dan partisipasinya. Semua kegiatan yang merencanakan dan mengatur masih dikendalikan oleh orang dewasa . Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan yang mendukung agar anak dapat berpartisipasi secara aktif dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Di Kabupaten Kendal belum memiliki perlindungan anak dari sistem informasi teknolgi yang bebas pornografi, kekerasan, dll. Sedangkan disisi lain dirasa para orang tua masih cukup sulit melakukan pendampingan pada anak saat menonton TV ataupun mengakses internet, yang seharusnya diperlukan pengelolaan program-progran televisi yang lebih baik baik bagi tumbuh kembang anak, menciptakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anak dalam lingkungan tempat tinggal atau sekolah.

F. Bidang Fasilitas Umum dan Infrastruktur

Secara umum gambaran tentang bidang infrastruktur di Kabupaten Kendal ditinjau keberpihakan terhadap anak sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada jenis pelayanan dasar Halte, Pasar dan Stasiun tidak dilengkapi dengan fasilitas untuk anak yang mempunyai kebutuhan khusus dan area bermain. Dan juga pada zona selamat sekolah belum terpenuhi, baik pada sarana penyebrangan dan rute aman sekolah. Pada sarana terbuka hijau taman rasio antara anak dengan taman bermain anak adalah satu taman untuk setiap 200 anak, dimana rasio tersebut belum terpenuhi karena jumlah taman bermain masih sangat kurang di kabupaten Kendal. Pada Utilitas umum yang berupa air minum dan pemadam kebakaran sudah berjalan dengan baik. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa tujuh langkah dalam pencapaian sebuah KabupatenKota menjadi KabupatenKota Layak Anak KLA antara lain yaitu: komitmen, pembentukan gugus tugas, pengumpulan data basis, penyusunan rencana aksi daerah, mobilisasi sumber daya, pemantauan dan evaluasi, dan pelaporan. Saat ini Kabupeten Kendal telah memasuki pada tahapan yang ketiga yaitu pengumpulan data basis dengan langkah nyata yaitu pembuatan Profil Anak Kabupaten Kendal, walaupun data yang dibutuhkan dalam instrumen penelitian ini belum semuanya dapat diberikan oleh SKPD- SKPD yang terkait dengan data tersebut, sehingga profil yang dihasikan belum optimal karena hanya dapat disusun terbatas dengan berdasarkan data yang hanya dapat terkumpulkan dari SKPD-SKPD tersebut. Profil Anak Kabupaten Kendal yang dihasilkan hanya meliputi 6 bidang utama sesuai dengan petunjuk Kementrian Pemberdayaan Perempuan, antara lain yaitu; bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan, pariwisata, lingkungan hidup, partisipasi dan akses, serta fasilitas umum dan infrastruktur.