Validasi Data PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING) OLEH PENUNTUT UMUM DALAM PROSES PEMBUKTIAN SUATU TINDAK PIDANA DENGAN DELIK PENYERTAAN (STUDI PADA KEJAKSAAN NEGERI AMBARAWA)

3.8. Validasi Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, yaitu kepercayaan, keteralihan, ketergantungan, dan kepastian Moleong, 2004:324. Untuk menetapkan keabsahan data penelitian di lapangan diperlukan teknik Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong, 2004:330. Triangulasi yang digunakan antara lain sebagai berikut : 1. Triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan dan mengecek baik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda dalam metode kualitatif. 2. Memanfaatkan pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data dari pemanfaatan pengamat akan membantu mengurangi bias dalam pengumpulan data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber, dimana triangulasi ini sumber-sumber yang ada digunakan untuk membandingkan dan mengecek kembali hasil dari berbagai macam metode yang digunakan dalam penelitian ini. Berarti disini diperlukan format wawancara protokol wawancara dalam metode wawancara, catatan pengamatan dalam metode observasi, serta data-data lain yang akurat yang dapat menunjang penelitian ini. Bahwa data yang diolah menggunakan triangulasi dengan sumber adalah berupa data hasil wawancara kemudian melakukan pengecekan data dan membandingkan dengan apa yang ada dalam Undang – undang atau sumber data dokumen yang ada. Triangulasi dengan sumber data dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang waktu diteliti dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dengan prespektif seseorang dengan berbagai pendapan pandangan orang seperti rakyat biasa, pejabat pemerintah, orang yang berpendidikan, orang yang berbeda. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen berkaitan. 6. Bagan triangulasi dengan pengujian validitas data dapat digambarkan sebagai berikut : Bagan 1. Triangulasi pada pengujian validitas data Sumber: Moleong, 2002: 178 Peneliti mengolah data menggunakan triangulasi dengan sumber dan dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen berkaitan yang berarti bahwa hasil dari wawancara yang dilakukan dengan penuntut umum di Kejaksaan Negeri Ambarawa nantinya akan dibandingkan dengan apa yang tertera dalam Undang – undang yang berkaitan dengan hal tersebut agar mendapat hasil yang akurat. Berdasarkan pendapat Moleong diatas, maka peneliti melakukan perbandingan data yang telah diperoleh, yaitu data – data sekunder hasil kajian pustaka akan dibandingkan dengan data – data primer yang diperoleh di fakta – fakta yang ditemui lapangan. Sehingga kebenaran dari data yang diperoleh dapat dipercaya dan meyakinkan. Peneliti melakukan validasi sendiri dengan memperhatikan hal – hal, diantaranya : 1. Pemahaman penelitian terhadap metode penelitian kualitatif; 2. Kesiapan peneliti untuk memenuhi obyek penelitian secara akademik maupun logistik.

3.9. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Peranan Kejaksaan Tinggi Rendahnya Tuntutan Pidana Penuntut Umum Terhadap Perkara Tindak Pidana...

0 17 3

PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING) OLEH PENUNTUT UMUM DALAM PROSES PEMBUKTIAN SUATU TINDAK PIDANA DENGAN DELIK PENYERTAAN (STUDI PADA KEJAKSAAN NEGERI AMBARAWA

2 7 25

PELAKSANAAN PEMECAHAN PERKARA PIDANA (SPLITSING) SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PROSES PEMBUKTIAN ( Studi Di Kejaksaan Negeri Semarang )

6 22 75

PROSES PENUNTUTAN PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Pekanbaru ).

0 0 10

ALASAN PENUNTUT UMUM MELAKUKAN PEMISAHAN SURAT DAKWAAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi kasus di Kejaksaan Negeri Padang).

0 1 6

TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM KEJAKSAAN NEGERI BUKITTINGGI.

0 1 6

BAB II DASAR KEWENANGAN PENUNTUT UMUM DALAM MELAKUKAN PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) MENURUT KUHAP DAN UU NOMOR 16 TAHUN 2004 2.1. Tugas dan Wewenang Jaksa Sebagai Penuntut Umum di Indonesia - PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) DALAM PERKARA PIDAN

0 0 40

BAB III KARAKTERISTIK PEMISAHAN BERKAS PERKARA ( SPLITSING ) YANG DILAKUKAN OLEH PENUNTUT UMUM 3.1. Syarat Pemisahan Berkas Perkara - PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) DALAM PERKARA PIDANA DITINJAU DARI HUKUM POSITIF Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 41

MEKANISME PEMBUKTIAN OLEH PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Semarang) - Unissula Repository

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA PENGEROYOKAN (STUDI KASUS PENGEROYOKAN DI JALAN SETIABUDI SEMARANG) - Unika Repository

0 0 13