Teknik Pengumpulan Data PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING) OLEH PENUNTUT UMUM DALAM PROSES PEMBUKTIAN SUATU TINDAK PIDANA DENGAN DELIK PENYERTAAN (STUDI PADA KEJAKSAAN NEGERI AMBARAWA)

Berkas Perkara dan Tinjauan tentang Saksi Mahkota; b. Website - website hukum yang berisi tinjauan bahan skripsi; c. Artikel tentang penelitian hukum; d. Skripsi maupun Tesis tentang pembuktian,dan pemisahan perkara; e. Jurnal - jurnal terkait penelitian hukum.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam setia penelitian ilmiah untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun metode pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Wawancara Interview Wawancara adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Wawancarapercakapan itu dilakukan oleh dua pihak,yaitu pewawancara interviewer yang megajukan pertanyaan dan terwawancara interview yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Moleong, 2006:186 Terdapat 2 dua teknik wawncara diantaranya wawancara langsung dan wawacara tidak langsung : Adi, 2004: 72 a. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan dengan cara face-to-face bertatap muka dengan narasumber,artinya peneliti berhadapan langsung dengan responden untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang diinginkan,dan jawaban responden dicatat oleh pewawancara. b. Wawancara tidak langsung, merupakan teknik wawancara yang dilakukan dengan menggunakan perantara media artinya bahwa wawancara ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden narasumber dapat melalui pos atau media lain lalu narasumber menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti secara tertulis kemudian mengirimkan kembali daftar pernyataan beserta jawabannya kepada peneliti. Wawancara yang dilakukan oleh penulis dalam memperoleh data adalah wawancara kepada jaksa penuntut umum secara langsung face- to-face yaitu Ibu Endah Susilowati. S.H. dan Ibu Yamsri Hartini. S.H. selaku jaksa penuntut umum pada Kejaksaan Negeri Ambarawa. 2. Dokumentasi Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa, studi dokumen merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan mempergunakan “content analysis” yang berarti adalah menganalisa suatu isi informasi yang tertulis atau dicetak sebagai bahan dokumentasi. Soekanto, 2011:58 Penulis melakukan studi dokumen terhadap data sekunder yaitu peraturan perundang – undangan, buku – buku terkait dengan kegiatan pencatatan terhadap data – data yang ada di Kejaksaan Negeri Ambarawa.

3.8. Validasi Data

Dokumen yang terkait

Peranan Kejaksaan Tinggi Rendahnya Tuntutan Pidana Penuntut Umum Terhadap Perkara Tindak Pidana...

0 17 3

PEMISAHAN BERKAS PERKARA PIDANA (SPLITSING) OLEH PENUNTUT UMUM DALAM PROSES PEMBUKTIAN SUATU TINDAK PIDANA DENGAN DELIK PENYERTAAN (STUDI PADA KEJAKSAAN NEGERI AMBARAWA

2 7 25

PELAKSANAAN PEMECAHAN PERKARA PIDANA (SPLITSING) SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PROSES PEMBUKTIAN ( Studi Di Kejaksaan Negeri Semarang )

6 22 75

PROSES PENUNTUTAN PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Pekanbaru ).

0 0 10

ALASAN PENUNTUT UMUM MELAKUKAN PEMISAHAN SURAT DAKWAAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi kasus di Kejaksaan Negeri Padang).

0 1 6

TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM KEJAKSAAN NEGERI BUKITTINGGI.

0 1 6

BAB II DASAR KEWENANGAN PENUNTUT UMUM DALAM MELAKUKAN PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) MENURUT KUHAP DAN UU NOMOR 16 TAHUN 2004 2.1. Tugas dan Wewenang Jaksa Sebagai Penuntut Umum di Indonesia - PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) DALAM PERKARA PIDAN

0 0 40

BAB III KARAKTERISTIK PEMISAHAN BERKAS PERKARA ( SPLITSING ) YANG DILAKUKAN OLEH PENUNTUT UMUM 3.1. Syarat Pemisahan Berkas Perkara - PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) DALAM PERKARA PIDANA DITINJAU DARI HUKUM POSITIF Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 41

MEKANISME PEMBUKTIAN OLEH PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Semarang) - Unissula Repository

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA PENGEROYOKAN (STUDI KASUS PENGEROYOKAN DI JALAN SETIABUDI SEMARANG) - Unika Repository

0 0 13