Metode Bimbingan Jamaah Haji Langsung Direct Pada Yayasan Ar

Manasik dilaksanakan di Aula Iprija, sedangkan prakteknya diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Pembinaan manasik haji diselenggarakan setiap hari minggu sebanyak 10 kali pertemuan, 10 kali pertemuan itu dibagi menjadi 2 bagian yaitu, 5 kali pertemuan khusus materi atau teori dan 5 kali pertemuannya lagi khusus praktek’’. 2 Menurut pandangan peneliti, interaksi terhadap kelompok yang dilaksanakan Yayasan Ar Risalah sesuai penjabaran diatas telah sangat memumpuni dari makna Metode pembimbingan langsung secara kelompok. Faktor pengalaman yang dimiliki Yayasan Ar Risalah yang sudah terbiasa melakukan interaksi ini merupakan titik ukur keberhasilan pembimbingan secara kelompok yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah. Pada umunya Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bimbingan kepada jamaah dengan melakukan penerapan tiga metode berikut : a. Metode Bil Hikmah Metode ini digunakan dalam menghadapi orang-orang terpelajar, intelek, dengan mengkedepan nalar rasional yang tinggi, dalam hal ini Yayasan Ar Risalah menerapkan metode ini kepada jamaah yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan kalangan atas, sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode bil hikmah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’pada kesempatan khusus para pembimbing menyentuh nalar rasional para jamaah yang umumnya terpelajar dengan menghadirkan nilai-nilai rasional 2 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah yang tinggi agar para jamaah mengerti’’. 3 Sebagai contoh didalam pentingnya manasik haji, KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I selalu menghadirkan pentingnya manasik yang mana kegiatan manasik adalah salah satu ajang untuk berlatih guna menyempurnakan ibadah yang akan jamaah lakukan di kemudian hari. KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I juga berbicara nilai rasional bahwasanya ketika kita ingin melakukan sesuatu, maka hendaklah berlatih terlebih dahulu dan makna dari adanya manasik haji sama adanya dengan kita melakukan latihan terlebih dahulu. Dari penjelasan di atas penulis berkesimpulan bahwa penerapan Metode Bil Hikmah yang dilakukan oleh Ar Risalah sudah memenuhi kaidah Metode Bil Hikmah itu sendiri, yaitu dengan cara memaparkan nilai rasional atas mengapa pentingnya tindakan manasik ini dilakukan para jamaah ditinjau dari segi rasionalitasnya. b. Metode Bil Mujadalah Adalah metode dengan menggunakan perdebatan yang ditujukan untuk membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan menggunakan dalil-dalil Allah. Pada Yayasan Ar Risalah KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menjelaskan dalam wawancara kepada penulis, munurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode bil mujadallah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah bahwasanya adalah ‘’kegiatan manasik haji pihak Ar Risalah tidak cuma menjelaskan tata cara kepada para jamaah saja, pada aplikasinya Yayasan Ar Risalah 3 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah mengadakan forum tanya jawab yang diadakan setelah melakukan manasik haji tersebut’’. 4 KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menambahkan bahwa forum tanya jawab ini diperuntukan agar para jamaah bisa mengetahui secara jelas tentang apa saja yang janggal sehingga menjadi perdebatan dalam kegiatan manasik, dalam forum ini ditujukan agar perdebatan itu bisa di selesaikan dengan menggunakan kaidah-kaidah dan dalil-dalil Allah yang rasional. Dalam pernyataan ini penulis menggaris bawahi bahwa Yayasan Ar risalah telah melakukan upaya Metode Bil Mujadalah, sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I bahwa Yayasan Ar Risalah berupaya menyelesaikan polemik yang berkembang pada para jamaah dalam melakukan manasik haji, dengan mengadakan forum tanya jawab dan menyelesaikan perdebatan yang ada dengan mengacu kepada kaidah-kaidah dan dalil-dalil ketetapan Allah yang rasional. Hal ini juga merupakan kandungan dan maksud dari Metode Bil Mujadalah. c. Metode Bil Maudizah Metode ini menunjukan contoh yang benar dan tepat, agar jamaah menangkap dan mengerti dari penjelasan dari pembimbing Yayasan Ar Risalah. Dalam hal ini sesuai yang penulis dapatkan dari hasil wawancara kepada KH. Abdul Rosyid, S.Sos, munurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode bil maudizah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’setiap gerakan yang dilakukan oleh para jamaah haji mendapat bimbingan 4 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah langsung dari pembimbing Yayasan Ar Risalah, jamaah haji tidak sekedar mengikuti dan mengawasi jalannya kegiatan manasik ini, namun juga mencontohkan secara langsung bagaimana gerakan gerakan tata cara thawaf, sa’i, tahallul, melempar jumrah dan sebagainya, agar para jamaah tidak hanya mengetahui secara teori, namun juga mendapatkan bimbingan langsung dari prakteknya’’. 5 Menurut pandangan penulis Metode bimbingan Bil Maudizah ini pada hakikatnya adalah tata cara pengajaran secara langsung dari segala aspek yang perlu diketahui agar mendapatkan gambaran yang jelas. Dengan adanya pembimbing yang dimiliki oleh Yayasan Ar Risalah ini adalah merupakan sebuah upaya dari penerapan Metode Bil Maudizah, dimana pembimbing ini merupakan contoh langsung bagaimana gerakan yang benar dalam rangkaian melakukan manasik haji ini. Dan menurut pandangan peneliti dengan adanya pembimbing yang mencontohkan tata cara yang baik dan benar kepada para jamaah adalah sebagai penerapan implementasi Metode Bil Maudizah kepada para jamaah yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah. 5 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

B. Metode Bimbingan Jamaah Haji Tidak Langsung Inderect Pada

Yayasan Ar Risalah Yayasan Ar Risalah mengelompokan metode tidak langsung menjadi dua, yaitu sebagai : 1. Metode Individual Metode individual secara tidak langsung ini diharapkan bisa membantu para calon jamaah haji untuk mendapatkan bimbingan secara menyuluruh. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui hasil wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode tidak langsung individual pada Yayasan Ar Risalah adalah ‘’para jamaah sering melakukan konsultasi menggunakan berbagai macam media guna menjawab polemik tentang tata cara adab-adab ibadah haji’’. 6 Menurut pandangan peneliti dari pemaparan diatas metode individual secara tidak langsung yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah merupakan langkah-langkah untuk menjawab polemik yang berkembang diantara jamaah serta mempermudah proses pembimbingan yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah. 2. Metode Kelompok Metode kelompok dapat dilakukan dengan brosur, radio, dan televisi, guna mendapatkan informasi secara objektif dari pembimbing dalam hal ini Yayasan Ar Risalah. 6 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan mewawancarai KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode tidak langsung kelompok pada Yayasan Ar Risalah adalah ‘’setiap tahunan kami menerbitkan buku panduan untuk para calon jamaah haji agar jamaah haji bisa belajar dari buku panduan tersebut’’. 7 Menurut pandangan peneliti metode dengan adanya upaya penerbitan buku panduan haji adalah langkah dan upaya dalam melakukan metode kelompok secara tidak langsung, hal ini merupakan sebuah langkah pembimbingan yang dilakukan Yayasan Ar Risalah yang menurut peneliti sangat efektif karena dengan adanya buku panduan tersebut para jamaah bisa mendapatkan bimbingan secara tidak langsung dan dapat menjawab polemik pertanyaan jamaah tidak terbatas dengan waktu. 8 Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bimbingan kepada jamaah dengan melakukan penerapan tiga metode ditinjau dari metode bimbingan jamaah haji secara tidak langsung sebagai berikut : a. Metode Bil Hikmah Sesuai pemaparan penulis sebelumnya bahwa metode Bil Hikmah ini adalah sebuah metode yang memaparkan rasionalitas yang tinggi dalam menghadapi jamaah yang tingkat pendidikanya sangat terpelajar atau intelek, namun kali ini dilihat dari sudut pandang metode tidak langsungnya. Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos metode bil hikmah yang di 7 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah 8 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah terapkam Yayasan Ar Risalah adalah ‘’dari setiap tahun ke tahun pihak Yayasan Ar Risalah dan alumni jamaah haji sering mengadakan perkumpulam alumni di Kantor Yayasan Ar Risalah pada sebuah akun media sosial yang menceritakan tentang pengalaman berhaji dengan Yayasan Ar Risalah, merupakan sarana berbagi pengalaman yang cukup efektif menggunakan media di zaman modern seperti sekarang ini,di mana pengalaman tersebut dapat dibaca oleh calon jamaah haji yang akan mengikuti program haji tersebut’’. 9 Menurut pandangan peneliti dari hasil wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, kaidah dari Metode Bil Hikmah ini adalah sebuah Rasionalitas yang tinggi agar dapat diserap oleh orang yang berintelektualitas tinggi dan menjadikanya sebuah pembelajaran bagi calon jamaah haji lainnya, ajang berbagi pengalaman yang diwadahi oleh Yayasan Ar Risalah diperuntukan untuk berbagi pengalaman secara rasionalitas atau yang sebenarnya. Dan secara kaidah hal ini menjadi serapan dari kaidah Metode Bil Hikmah itu sendiri yang diterapkan oleh Yayasan Ar Risalah dalam rangka membimbing para calon jamaah haji. b. Metode Bil Mujadalah Metode Bil Mujadalah secara tidak langsung adalah penerapan metode yang dilakukan guna menyelesaikan perdebatan dan polemik yang beredar disekitar calon jamaah haji mengenai tata cara berhaji dengan memaparkan dalil-dalil Allah sebagai batasan atau arahan. 9 Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah