6 Memotong bagian sarang yang telah dipenuhi olah madu.
7 Madu  dikeluarkan  dengan  cara  diperas  secara  manual  dan  lebah
dimasukkan  ke  dalam  suatu  wadah  yang  kemudian  dimasukkan  ke dalam botol kaca.
Dari  perbandingan  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  pemanenan  hasil  madu di penangkaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera
masih  sangat  sederhana  karena  tidak  digunakannya  ekstraktor.    Namun, cara  pemanenan  tersebut  sesuai  dengan  kondisi  penangkaran  lebah  madu
Apis  cerana  Fabr.  di  Desa  Buana  Sakti  yang  masih  sangat  terbatas fasilitasnya.
Penilaian  pemanenan  hasil  madu  dalam  penangkaran  lebah  madu  Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20.  Nilai  pemanenan  hasil  madu  dalam  penangkaran  lebah  madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti
Variabel Kategori
Nilai Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk Syarat
pemanenan hasil madu
√ 3
Cara pemanenan √
3 Total
6
6.   Cara pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit
Meskipun  lebah  madu  tergolong  serangga  yang  cukup  tahan  terhadap gangguan  hama  dan  penyakit,  namun  usaha  pencegahan  sangat  perlu
diperhatikan.    Sebab  hama  dan  penyakit  dapat  menyebabkan  kerugian secara ekonomi.
Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah subtropis.  Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah,
namun kelalaian dalam menjaga kebersihan dapat mendatangkan penyakit. Menurut  Tim  Karya  Tani  Mandiri  2010,  beberapa  penyakit  pada  lebah
dan penyebabnya antara lain: 1.
Foul Brood Ada  dua  macam  penyakit  ini  yaitu  American  Foul  Brood  disebabkan
oleh Bacillus larva dan European Foul Brood. Penyebab: Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran.
2. Chalk Brood
Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati.
3. Stone Brood
Penyebab:  jamur  Aspergillus  flavus  Link  ex  Fr  dan  Aspergillus fumigatus  Fress.  Tempayak  yang  diserang  berubah  menjadi  seperti
batu yang keras. 4.
Addled Brood Penyebab: telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu.
5. Acarine
Penyebab:  kutu  Acarapis  woodi  Rennie  yang  hidup  dalam  batang tenggorokan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.
6. Nosema dan Amoeba
Penyebab:  Nosema  Apis  Zander  yang  hidup  dalam  perut  lebah  dan parasit  Malpighamoeba  mellificae  Prell  yang  hidup  dalam  pembuluh
malpighi lebah dan akan menuju usus. Sedangkan,  untuk  hama  yang  biasa  menyerang  lebah  madu  antara  lain
Tim Karya Tani Mandiri, 2010: 1.
Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya.
2. Kadal  dan  katak,  gangguan  yang  ditimbulkan  sama  dengan  yang
dilakukan oleh burung. 3.
Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah. 4.
Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang dapat merusak sisiran.
5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.
Upaya untuk mencegah serangan penyakit dan hama, tindakan yang perlu dilakukan adalah:
a. Pembersihan stup setiap hari.
b. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah.
c.  Kaki-kaki  stup  harus  diberi  air  untuk  mencegah  serangan  semut. d.   Pintu masuk dibuat seukuran lebah.
Menurut  Pusat  Perlebahan  Apiari  Pramuka  2010,  pencegahan  dan penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara
di  antaranya  dengan  cara  pemeriksaan  koloni,  sanitasi,  mekanis,  kimiawi insektisida,  varietas  generasi  lebah  yang  tahan  terhadap  hama  dan
penyakit, biologi memutuskan siklus hidup hama atau mikroorganisme, dan eradikasi memusnahkan inangnya.
Menurut  Pusat  Perlebahan  Apiari  Pramuka  2010,  pemeriksaan  koloni meliputi  pemeriksaan  di  dalam  stup  dan  di  luar  lingkungan  stup.    Pada
saat  pemeriksaan  hendaknya  dibawa  peralatan  antara  lain  pengungkit, smoker,  dan  masker.    Pemeriksaan  koloni  di  luar  stup  lingkungan
meliputi  pengamatan terhadap tingkah laku lebah, terutama lebah pekerja lapangan  yang  membawa  pollen.    Pengamatan  dilakukan  juga  terhadap
ketersediaan  sumber  pakan  dan  kemungkinan  adanya  organisme pengganggu predator.
Pemeriksaan  koloni  lebah  di  dalam  stup  sangat  penting  dilakukan. Pemeriksaan tersebut meliputi kegiatan berikut ini:
1. Pemeriksaan  kesehatan  koloni  lebah,  dilakukan  dengan  mengangkat
sisiran sarang yang dimulai dari sisiran paling tepi.  Kerumunan lebah pada tiap sisiran sarang diamati secara cermat.
2. Pemeriksaan  sarang  dilakukan  dengan  cepat,  teliti,  dan  cermat,
terutama pemeriksaan terhadap sel-sel sarang tempat keberadaan aakan telur, larva, pupa dan makanan madu, pollen.
3. Pemeriksaan  dilakukan  terhadap  kondisi  ratu  dan  tingkah  laku  ratu
dalam  bertelur.    Ratu  yang  baik  akan  meletakkan  satu  sel  telur  untuk setian satu sel sarang sehingga setiap sel akan diisi sel telur.
Cara  sanitasi  pada  prinsipnya  adalah  menjaga  lingkungan  habitat  atau populasi  inang  agar  tetap  bersih,  sehingga  tidak  mengundang  kehadiran
hama  maupun  penyakit.  Cara  ini  digunaka  untuk  pencegahan  dan penanggulangan  hama  dan  penyakit.  Sebagai  pencegah  hama  dan
penyakit,  cara  ini  dapat  digunakan  untuk  semua  jenis  hama  dan  penyakit yang  biasa  menyerang  lebah  madu.    Salah  satu  contoh  hama  yang  dapat
diatasi dengan cara ini adalah ngengat lilin dan salah satu contoh penyakit adalah keracunan pada lebah Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010.
Berdasarkan  Pusat  Perlebahan  Apiari  Pramuka  2010,  cara  mekanis merupakan pengendalian dengan memperlakukan jasad pengganggu secara
mekanis,  menangkap  dan  membinasakannya.    Cara  ini  dilakukan  bila populasinya dalam jumlah sedikit dan dapat dikenali dengan segera.  Jenis
hama yang dapat diatasi dengan cara ini antara lain tabuhan vespa, kupu- kupu,    ngengat  lilin,  cicak,  kecoak,  laba-laba  dan  sebagainya.    Jenis
penyakit  yang  dapat  diatasi  dengan  cara  ini  adalah  American  foulbrood AFB.
Cara  kimiawi  adalah  pengendalian  yang  dilakukan  sebagai  alternatif terakhir  apabila  populasi  mengganggu  dalam  jumlah  yang  melebihi  batas
kewajaran.    Bahan  kimia  yang  digunakan  disesuaikan  dengan  hama  atau penyakit  yang  berjangkit  baik  jenis  insektisida,  bakterisida  maupun
formulasi  cairan emulsi,  butiran, dan lain sebagainya.  Jenis  hama  yang dapat diatasi dengan cara ini antara lain semut, tungau endoparasit, tungau
ektoparasit dan lain sebagainya Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010.
Cara  varietas  dimaksudkan  untuk  mendapatkan  generasi  baru  yang  lebih tahan  terhadap  serangan  hama  dan  penyakit.    Generasi  yang  lebih  tahan
didapatkan  dari  seleksi  yang  ketat  terhadap  populasi  yang  ada  dari berbagai  lokasi.  Cara  ini  dapat  digunakan  untuk  menanggulangi  jenis
penyakit  European  foulbrood  EFB  dan  kesalahan  genetis  Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010.
Cara  biologi  merupakan  pengendalian  yang  dilakukan  dengan memanfaatkan  kelemahan  perilaku  hama  dan  penyakit,  seperti
memutuskan  siklus  hidup  atau  menggunakan  musuh  alami  dengan  cara melepaskannya  dalam  populasi  predatornya.    Cara  ini  dapat  digunakan
untuk  mengatasi  hama  tungau  ektoparasit  Pusat  Perlebahan  Apiari Pramuka, 2010.
Cara  eradikasi  adalah  pengendalian  dengan  memusnahkan  inangnya, karena bila dibiarkan atau dikendalikan dengan cara-cara di atas tidak akan
berhasil atau terlalu mahal untuk dilakukan dan akan menyebabkan hama ataupun  penyakit  pengganggu  menyebar  lebih  luar  lagi  Tim  Karya  Tani
Mandiri, 2010. Parameter  penilaian  penanggulangan  hama  dan  penyakit  dalam
penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 21.
Tabel  21.  Parameter  penilaian  penanggulangan  hama  dan  penyakit  dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.
Variabel Kategori
Sumber
Baik Cukup
Baik Kurang
Baik Buruk
Pemerik- saan
koloni Jika
dilakukan pemeriksa-
an koloni secara
intensif. Jika
dilakukan pemeriksa-
an koloni. Jika
jarang dilakukan
pemerik- saan
koloni. Jika tidak
dilaku- kan
pemerik- saan
koloni. Pusat
Perle- bahan
Apiari Pramu-
ka 2010.
Penang- gulangan
secara sanitasi
Jika dilakukan
penanggul- angan
secara sanitasi
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang
secara intensif.
Jika dilakukan
penanggul- angan
secara sanitasi
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang.
Jika jarang
dilakukan penang-
gulangan secara
sanitasi sesuai
dengan hama dan
penyakit yang
menye- rang.
Jika tidak dilaku-
kan penangan
an sanitasi,
sementa- ra
terdapat ganggu-
an hama dan
penyakit pada
koloni lebah.
Penang- gulangan
secara mekanis
Jika dilakukan
penanggu- langan
secara mekanis
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang
secara intensif.
Jika dilakukan
penanggu- langan
secara mekanis
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang
. Jika
jarang dilakukan
penang- gulangan
secara mekanis
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menye-
rang. Jika tidak
dilaku- kan
penanga- nan
mekanis, sementa-
ra terdapat
ganggu- an hama
dan penyakit
pada koloni
lebah.
Lanjutan tabel 21
Variabel Kategori
Sumber
Baik Cukup
Baik Kurang
Baik Buruk
Penang- gulangan
secara kimiawi
Jika dilakukan
penang- gulangan
secara kimiawi
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang
secara intensif.
Jika dilakukan
penang- gulangan
secara kimiawi
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang.
Jika jarang dilakukan
penang- gulangan
secara kimiawi
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang.
Jika tidak dilakukan
penangan- an
kimiawi, sementara
terdapat gangguan
hama dan penyakit
pada koloni
lebah.
Penangg ulangan
secara varietas
Jika dilakukan
penanggula- ngan secara
varietas sesuai
dengan hama dan
penyakit yang
menyerang secara
intensif. Jika
dilakukan penanggul-
angan secara
varietas sesuai
dengan hama dan
penyakit yang
menyerang. Jika jarang
dilakukan penanggula-
ngan secara varietas
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menye- rang.
Jika tidak dilaku-kan
penangan- an
varietas, sementara
terdapat gangguan
hama dan penyakit
pada koloni
lebah.
Penang- gulangan
secara biologi
Jika dilakukan
penanggula- ngan secara
biologi sesuai
dengan hama dan
penyakit yang
menyerang secara
intensif. Jika
dilakukan penanggula-
ngan secara biologi
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang.
Jika jarang dilakukan
penang- gulangan
secara biologi
sesuai dengan
hama dan penyakit
yang menyerang.
Jika tidak dilakukan
penangan- an biologi,
sementara terdapat
gangguan hama dan
penyakit pada
koloni lebah.
Lanjutan tabel 21
Variabel Kategori
Sumber
Baik Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk Penang-
gulangan secara
eradikasi Jika
dilakukan penang-
gulangan secara
eradikasi sesuai
dengan hama dan
penyakit yang
menyerang secara
intensif. Jika
dilakukan penanggul-
angan secara
eradikasi sesuai
dengan hama dan
penyakit yang
menyerang. Jika jarang
dilakukan penang-
gulangan secara
eradikasi sesuai
dengan hama dan
penyakit yang
menyerang. Jika tidak
dilakukan penanganan
eradikasi, sementara
terdapat gangguan
hama dan penyakit
pada koloni lebah.
Jadwal pemerik-
saan koloni
Jika dilakukan
pemeriksa- an koloni
secara teratur
setiap hari. Jika
dilakukan pemeriksa-
an koloni secara
teratur. Jika jarang
dilakukan pemerik-
saan koloni.
Jika tidak dilakukan
pemerik- saan
koloni.
Jenis hama yang menyerang lebah madu yang ditangkarkan di Desa Buana Sakti adalah jenis serangga dan hewan lainnya seperti kecoak, kupu-kupu,
angrang,  semut,  semut  madu,  laba-laba,  capung,  ason-ason  predator, serigala  lebah,  cicak,  dan  burung  elang.    Sedangkan  untuk  penyakit,
sampai  saat  ini  belum  ada  penyakit  yang  menyerang  lebah  madu  yang ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.
Penangkaran  di  Desa  Buana  Sakti  belum  banyak  dilakukan  pengendalian hama  dan  penyakit  terhadap  lebah  madu  yang  ditangkarkan.    Cara  yang
telah  dilakukan  oleh  petani  lebah  adalah  pengendalian  hama  secara mekanis  dan  kimiawi.    Pengendalian  hama  secara  mekanis  dilakukan
terhadap  hama  kecoak,  cicak,  ason-ason,  laba-laba,  kupu-kupu.
Pengendalian secara kimiawi dilakukan pada hama semut dan semut madu karena populasinya yang banyak.  Pengendalian secara kimiawi ini dengan
menggunakan  cairan  emulsi  berupa  oli  yang  diresapkan  dengan  kain  dan kain tersebut diikatkan pada penyangga stup.
Namun, pengendalian ini tidak berjalan secara efektif karena  petani lebah tidak setiap hari memeriksa koloni lebah madu melainkan dalam beberapa
jangka  waktu  tertentu,  misalnya  sebulan  dua  kali  atau  sebulan  tiga  kali pemeriksaan.    Adanya  hama  yang  menyerang  koloni  lebah  madu  yang
ditangkarkan  tidak  terawasi  dengan  baik  dan  menyebabkan  koloni  lebah madu  yang  tidak  dapat  bertahan  melakukan  hijrah  dan  membuat  sarang
baru di tempat yang lain.  Sehingga penilaian dalam penanggulangan hama lebah  madu  dalam  penangkaran  lebah  madu  Apis  cerana  Fabr.  di  Desa
Buana Sakti disajikan pada Tabel 22. Tabel  22.  Nilai  penanggulangan  hama  lebah  madu  dalam  penangkaran
lebah madu Apis cerana Fabr.
Variabel Kategori
Nilai
Baik Cukup
Baik Kurang
Baik Buruk
Pemeriksaan koloni √
3 Penanggulangan
secara sanitasi √
1 Penanggulangan
secara mekanis √
3 Penanggulangan
secara kimiawi √
3 Penanggulangan
secara varietas -
Penanggulangan secara biologi
√ 1
Penanggulangan secara eradikasi
- Jadwal
pemeriksaan koloni √
1 Total
12
C.  Teknologi Pengembangan Penangkaran 1.   Pembentukan calon ratu