3. Bayi Berat Lahir Rendah BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2449 gram
Prawironardjo, 2006 dalam Rukiyah et al, 2010. Janin dengan berat 500 – 1000 gram 22-23 minggu disebut imature.Dari
minggu 28-36 disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu Sukarni,2013.
Tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan Bayi Berat Lahir Rendah BBLR. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat
kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir prematur Rustam,1998 dalam Rukyah et al, 2010
BBLR disebabkan oleh 7 tujuh faktor yaitu : genetik faktor gen, interaksi lingkungan, berat badan ayah, jenis kelamin, kecukupan gizi nutrisi ibu
ketika hamil, kecukupan protein dan energi, kekurangan nutrisi, karakteristik dan berat ibu berat ibu ketika hamil, paritas, jarak kelahiran, penyakit infeksi di
masyarakat seperti malaria, anaemia, syphilis, rubella, komplikasi kehamilan eklamsi, infeksi ketika melahirkan, gaya hidup ibu merokok dan mengkonsumsi
alkohol dan lingkungan polusi, faktor sosial ekonomi WHO, 2007. Pada beberapa kasus, efek merokok pada bayi secara signifikan mempengaruhi berat
badan lahir dan mengancam kesehatan janin. Selain itu, bayi yang lahir dilingkungan rumah yang penghuninya merokok akan mengalami efek jangka
panjang Wheeler,2004.
Universitas Sumatera Utara
4. Paparan asap rokok pada ibu hamil
Rokok mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik dan nitrosamine, yang merupakan zat karsinogen yang poten dan agen mutasi pada hewan.Ia dapat
menyebabkan pelepasan enzim-enzim dari neutrofil granulosit dan makrofag yang dapat merusakkan elastin dan menyebabkan kerusakan paru-paru. Permeabilitas
sel-sel epitel paru akan meningkat walaupun pada perokok yang tidak menunjukkan sebarang simptom dan berhubungan dengan konsentrasi
karboksihemoglobin dalam darah. Permeabilitas yang berubah ini dapat menyebabkan zat-zat karsinogen masuk melalui epitel paru dengan lebih mudah
Kumar, 2002. Menurut Kumar 2002, di antara bahaya dari merokok adalah resiko
mendapat penyakit seperti kanker paru-paru, karsinoma esofagus, penyakit jantung iskemik, penyakit pembuluh darah perifer, kanker kandung kermih,
peningkatan jumlah sperma yang abnormal serta dapat timbul masalah ingatan. Pada ibu hamil yang merokok, beresiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah BBLR.Pada perokok pasif, dapat terjadi sesak nafas dan batuk serta terdapat resiko mendapat asma, pneumonia serta bronkitis pada
anak dengan orang tua yang merokok.Beberapa penelitian mengenai resiko yang mungkin dialami perokok menunjukkan bahawa perokok mempunyai
kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang menyebabkan kematian dibanding bukan perokok.
Nikotin adalah zat dalam rokok yang paling sering diteliti. Senyawa ini diserap dengan mudah oleh paru dan dianggap paling banyak menimbulkan efek
Universitas Sumatera Utara
fermasi dan fisiologis merokok. Kadar nikotin darah sangat beragam berdasarkan pada lama dan intensitas inhalasi, dan adaatau tidaknya filter Cook et
al.,1990;Warner,1989 dalam Reeder 2012. Nikotin diketahui melintasi plasenta, tetapi efek utamanya pada janin secara tidak langsung melalui penyempitan
pembuluh darah ibunya dan penurunan ketersediaan oksigen yang disebabkan pelepasan katekolamin dari sel saraf perifer dan kelenjar adrenalin Kleinman
et.al.,1987;Floyd et.al,. 1991 dalam Reeder 2012. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida, yang tercampur dengan
hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin. Kadar zat ini bisa tiga sampai delapan kali lebih tinggi dari pada kadar normalpada perokok,yang dapat
merusak oksigenasi pada ibu dan janin. Produk sampingan asap yang berbahaya juga bias dikirim lewat menyusui Lieberman et.al., 1990; Fox et.al.,1990 dalam
Reeder 2012. Khatar, Awasthi dan Das 2013, menyatakan bahwa bayi yang dilahirakn
prematur, status sosial ekonomi rendah, riwayat berat badan lahir rendah, tidak ada dilakukan pemeriksaan kehamilan, penyakit anemia dan paparan asap rokok
adalah hal yang mempengaruhi bayi berat lahir rendah BBLR, dimana hubungan dosisnya di temukan 10-20 rokok yang dihisaphari dan 20 rokok yang
dihisaphari. Berat badan lahir rendah akibat paparan asap rokok di lingkungan yang
mengenai wanita hamil mungkin disebabkan banyak faktor, termasuk vasokonstriksi sifat nikotin, peningkatan carboxyhaemo-globin, hipoksia jaringan
Universitas Sumatera Utara
janin, mengurangi pengiriman gizi, dan meningkatnya denyut jantung serta tekanan darah. Hubungan dosis-respons antara paparan asap rokok dan BBLR
dapat dijelaskan oleh efek kumulatif akibat menghirup nikotin dan karbon monoksida, yang mencapai janin melalui plasenta dan mencegah janin
mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuh. Ibu yang merokok merupakan faktor risiko terkena BBLR. Studi yang dilakukan dinegara-
negara maju, telah melaporkan bahwa paparan asap rokok pada wanita yang terpapar memiliki kemungkinan peningkatan BBLR, dengan perbandingan
kisaran 1,0-2,2. Sebagian besar studi dari India berada diefek paru perokok pasif. Penelitian yang dilakukan di Vellore, Nagpur dan Chandigarh menyatakan bahwa
penurunan berat badan lahir bayi dari ibu yang terkena paparan asap rokok menunjukan adanya hubungan yang akurat Khatar,Awasthi dan Das, 2013,
Miyake, Tanaka1 and Arakawa 2013, menyatakan dalam penelitian Generation RS bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok lebih dari 3 jamhari di
akhir kehamilan kehamilan ≥ 25 minggu secara bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko BBLR, tetapi tidak lahir prematur.
Sebuah studi kasus-kontrol di Selandia Baru menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan
paparan asap rokok ibu di tempat kerja atau saat bersosialisasi, tapi bukan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan ayah yang merokok di rumah
tangga lainnya. Wanita yang pasangannya merokok selama kehamilan memiliki risiko meningkat secara signifikan kelahiran belum cukup bulan, tapi sebelumna
tidak ada riwayat BBLR atau kelahiran prematur. Menurut review oleh Jauniaux
Universitas Sumatera Utara
dan Burton, tembakau racun mengganggu fungsi trofoblas dan biologi sel janin yang mengatur metabolisme protein dan aktivitas enzim, menyebabkan dampak
pada pertumbuhan janin, dengan penurunan berat badan, lemak tubuh, dan
banyakan parameter tropometri lainnya Miyake, Tanaka1 and Arakawa, 2013,
Banihosseini Z. S. et al 2013 menyatakan Semua ibu perokok pasif mengalami paparan asap rokok di rumah, bukan di tempat kerja. Suami wanita
hamil yang ditemukan menjadi sumber utama paparan 81,4. Lebih dari setengah subyek terkena 53,7 dan memiliki teman perokok atau relatif
mereka serumah dengan perokok selama kehamilan. Jumlah rata-rata rokok dikonsumsi di rumah adalah enam batang perhari dalam semua trimester. Itu rata-
rata waktu paparan asap rokok selama kehamilan adalah 30 menit per hari. Lebih dari setengah kelompok positif 59,3 tinggal disatu ruangan dengan perokok.
Lebih dari 95 dari subyek melaporkan paparan asap rokok sebelum kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN