Kegunaan Penelitian Bagi Peneliti

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Belajar

2.1.1.1 Teori Behavioristik

Pendiri aliran behaviourism behaviorisme adalah John B.Watson 1878-1958, yang mengatakan bahwa kesadaran hanya dapat dipelajari melalui proses introspeksi, sebuah alat riset yang tidak bisa diandalkan. Watson menganggap bahwa perhatian utama psikolog seharusnya adalah perilaku dan bagaimana perilaku bervariasi berdasarkan pengalaman Hergenhahn, 2010:48. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus 15 dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru stimulus dan apa yang diterima oleh siswa respon harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon Budiningsih, 2004: 20. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan reinforcement. Bila penguatan ditambahkan positive reinforcement maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangidihilangkan negative reinforcement maka responpun akan semakin kuat. Hal ini dikemukakan oleh Skinner bahwa “Kita semua dikontrol oleh banyak rancangan penguatan, sebagian disengaja, sebagian kebetulan. Jika penguatan positif yang digunakan oleh para pemodifikasi perilaku lebih efektif daripada yang lainnya, sekaligus lebih menyenangkan bagi pelajar dan lebih bagus efeknya, mengapa hal itu harus dikritik?, tidakkah lebih baik kita dikontrol secara menyenangkan oleh orang yang baik daripada kita dikontrol oleh berbagai hal yang seringkali berlawanan dan egoistik?” Hill, 2009: 121. Salah satu tujuan penulis mengembangkan model pembelajaran Learning Together ini adalah menciptakan suatu stimulus berupa pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, meningkatkan interaksi tatap muka, interdependensi positif, tanggung jawab individual, kemampuan-kemampuan interpersonal, dan kelompok kecil. Hal tersebut akan lebih memotivasi siswa dalam belajar.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament Terhadap Hasil Belajar IPS Sswa Kelas V MI Darul Muqinin

1 13 200

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran IPS Materi Pranata Sosial Dalam Masyarakat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyola

0 3 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran IPS Materi Pranata Sosial Dalam Masyarakat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyola

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWDALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD.

0 2 14

Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama (Learning Together) dengan Media Pembelajaran Google Drive.

0 0 85

CARA GURU MEMFASILITASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

0 3 129

KETERLIBATAN SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

0 0 108