Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament Terhadap Hasil Belajar IPS Sswa Kelas V MI Darul Muqinin
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE LEARNING TOURNAMENT
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL MUQININ
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh
ZUHRIYYAH 1112018300043
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M /1437 H
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muqinin, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament terhadap hasil belajar ips siswa kelas v Madrasah Ibtidaiyah Darul Muqinin. Penelitian ini dilaksanakan di MI Darul Muqinin pada bulan Maret – Juni 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan rancangan penelitian pretest posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian kelas A (kelas eksperimen) sejumlah 18 siswa dan kelas B (kelas kontrol) sejumlah 18 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa pilihan ganda dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji normalitas yang menggunakan uji Liliefors dengan teknik Kolmogrov Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan dengan menggunakan One Way Anova. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan T-test. Setelah semua pengujian dilakukan dapat diperoleh thitung sebesar 7,423, sedangkan 2,032.
Dengan kata lain thitung>ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V MI Darul Muqinin.
Kata Kunci :Model Pembelajaran Kooperatif, Learning Tournament, Hasil belajar IPS
(7)
ii
ABSTRACT
Zuhriyyah (NIM: 1112018300043): The Influence of Cooperative Learning Type Learning Tournament Model towards student’s IPS outcomes in V Grade of MI (Islamic Elementary School) Darul Muqinin. Department of Islamic Elementary School Teachers Education, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016
This study was conducted to find out The Influence of Cooperative Learning Type
Learning Tournament Model towards student’s IPS outcomes in V Grade of MI
(Islamic Elementary School) Darul Muqinin. This study was conducted at MI (Islamic Elementary School) Darul Muqinin in March-June 2016. Research sample of Class A (Experimental Class) consisted of 18 students and Class B (Controlled Class) consisted also of 18 students. This study used Quasi-Experiment with “Control Group Pre-test and Post-test design” as it research methodology. The instrument used in this study was multiple-choice and observation sheets to abserve the activities of learning process. Data analysis technique used in this study processed by using the normality-test of Liliefors with
Kolmogrov-Smirnov technique, then homogeneity-test using “one way ANOVA” ,
and it was continued with testing the hypothesis using T-test. After all tests were conducted, it was resulted thitung as big as 7,423. And then while about ttabel 2,032. In the other words thitung is bigger then ttabel (thitung>ttabel). And then it can be concluded that there are significant usage the Cooperative Learning Type Learning Tournament Model toward IPS outcomes in V Grade of MI (Islamic Elementary School) Darul Muqinin.
Key words : Model Cooperative Learning, Learning Tournament, Achievment of IPS
(8)
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Semoga kita termasuk umat yang mendapatkan syafaat di yaumil akhir nanti. Aamiin.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah melibatkan berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Prof. Dr. Ahmad Thib
Raya, MA., yang selalu menginspirasi seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Dr. Khalimi, M.Ag., yang selalu membimbing, memotivasi dan memfasilitasi seluruh mahasiswa PGMI untuk dapat menyelesaikan tugas akhir.
3. Dosen Pembimbing penulis, Takiddin, M.Pd., yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi penulis selama proses penulisan skripsi.
4. Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom., selaku dosen komputer yang telah meluangkan waktunya untuk penulis dalam mengajarkan perhitungan data. 5. Seluruh jajaran dosen pengajar di Jurusan PGMI, terutama para dosen yang
selama ini berbagi ilmu dan pengalaman serta memberikan teladan bagi pada mahasiswa PGMI angkatan 2012.
6. Kepala MI Darul Muqinin, Irma Humaidah, S.Ag., yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
(9)
iv
7. Seluruh jajaran Guru MI Darul Muqinin, khususnya kepada Ibu Lailatur Rahmah, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS, Ustad Nurzen Almasyah selaku wali kelas V A.
8. Rita Apriyati, S.Pd,Kn, selaku guru pamong PPKT yang sampai saat ini masih memberikan dukungan atas terselesaikannya skripsi ini.
9. Kedua orang tua penulis, H. Fadhil dan Hj. Bariroh yang telah membesarkan, menyayangi, mendidik, mendukung dan mendoakan penulis dengan penuh cinta siang malam.
10.Kakak-kakak penulis, Robiatul Adawiyah, S. Pdi, dan Rosyidah, SE., yang telah menjadi penasihat penulis serta pendukung setia dalam penyelesaiaan skripsi.
11.Adik-adik penulis, Azizah, Nur Hasanah, Ahmad Fathoni, Ahmad Syairozi, Salma Winda Rizana, yang telah menjadi penyemangat dan menghilangkan sejenak kepenatan dalam menyusun skripsi. Semoga kalian selalu berada dalam jalan lurus-Nya dan menjadi anak soleh/solehah.
12.Teman-teman seperjuangan skripsi, Anita Sjafitri Ramadhani dan Nur Farida, yang selalu memotivasi bahwa skripsi itu mudah dan cepat, semoga kita selesai bersamaan, Amin.
13.Keluarga keduaku “Aku Rindu”, Aprilliyani, Annisa Kholifatul.A., Anita Sjafitri Ramadhani, Nur Farida, Pramesty Tri Wardani, Nur Fadilah, Fida Nindia Nurfathin, Ayu Sukmawati Putri, Fenita Anugrah, Aida Rosdiani,. Tanpa mengurangi rasa sayang jika bisa penulis ingin menuliskan semua nama di nomor satu. Terima kasih atas pertemanan yang berdampak energi positif, sehingga penulis selalu semangat dalam kuliah sehingga sampai seperti sekarang ini. Semoga pertemanan kita selalu terjaga sampai tua nanti. Amin.
14.Teman seperjuangan PGMI 2012, terima kasih atas kerja sama selama ini sehingga penulis mampu berada sampai disini.
15.Sahabat Yogi Surya, S.H., yang selalu membantu penulis dalam hal penyelesaian skripsi baik sederhana maupun yang rumit.
(10)
Demikianlah, ungkapan rasa terima kasih penulis, semoga segala kebaikan semua pihak yang telah membantu mendapatkan imbalan Allah SWT., dan semoga kita semua selalu berada dalam ridho dan kasih sayang-Nya. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, namun diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, 20 Juni 2016
(11)
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi Lembar Pengesahan Ujian Munaqosah Surat Pernyataan Karya Ilmiah
Abstrak ... i
Abstract ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 8
1. Hakikat Hasil Belajar IPS MI/SD ... 8
a. Hasil Belajar ... 8
b. Faktor yang Mempegaruhi Hasil Belajar... 12
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD ... 15
a. Pengertian IPS ... 15
b. Tujuan Pembelajaran IPS MI/SD ... 17
(12)
c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament ... 26
d. Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament ... 28
B. Hasil Penelitian Relevan ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 31
D. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
B. Metode dan Desain Penelitian ... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Instrumen Penelitian ... 39
F. Kontrol Terhadap Validitas Internal ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 43
1. Uji Normalitas ... 43
2. Uji Homogenitas ... 44
3. Uji Hipotesis ... 46
H. Hipotesis Statistik ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 49
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 65
(13)
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 35
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38
Tabel 3.4 Kriteria Besar Korelasi ... 40
Tabel 3.5 Klasifikasi Interprestasi Indeks Kesukaran ... 41
Tabel 3.6 Klasifikasi Interprestasi Daya Pembeda ... 42
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 56
Tabel 4.2 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 58
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 59
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 59
Tabel 4.5 Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 63
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 63
... Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 67
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 68
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 68
(15)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 32
Gambar 4.1 Diagram Batang Pretest Kelompok Eksperimen ... 60
Gambar 4.2 Diagram Batang Pretest Kelompok Kontrol ... 61
Gambar 4.3 Diagram Batang Posttest Kelompok Eksperimen ... 64
Gambar 4.4 Diagram Batang Posttest Kelompok Kontrol ... 65
(16)
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 102
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba ... 111
Lampiran 5 Soal Instrumen Tes Uji Coba ... 121
Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Uji Coba ... 129
Lampiran 7 Rekap Analisis Butir ... 130
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 131
Lampiran 9 Soal Pretest ... 136
Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal Pretest ... 140
Lampiran 11 Soal Posttest ... 141
Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Posttest ... 145
Lampiran 13 Daftar Nilai Mata Pelajaran IPS Kelas V A dan V B ... 146
Lampiran 14 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 147
Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa ... 149
Lampiran 16 Lembar Observasi Guru... 153 Lampiran 17 Uji Normalitas Pretest & Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 161
Lampiran 18 Uji Homogenitas Nilai Pretest & Posttest Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol ... 163
Lampiran 19 Wawancara Guru Sebelum Perlakuan ... 164
Lampiran 20 Wawancara Siswa Sebelum Perlakuan ... 166
Lampiran 21 Wawancara Guru Sesudah Perlakuan ... 168
Lampiran 22 Wawancara Siswa Sesudah Perlakuan ... 170
Lampiran 23 Uji Hipotesis ... 172
Lampiran 24 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 173
Lampiran 25 Uji Referensi ... 175
(17)
xii
Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 179 Lampiran 28 Profil Penulis
(18)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
IPS diperlukan oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) karena IPS dapat memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan pendidikan di MI. Melalui pembelajaran IPS siswa diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai-moral, dan keterampilan siswa agar menjadi manusia yang mampu memasyarakat. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran IPS MI diharapkan dapat menjawab tantangan dari permasalahan kehidupan yang dihadapi peserta didik.1 Dengan demikian prinsip yang dikembangkan dapat digunakan untuk menjawab permasalahan kehidupan, melalui penumbuhkembangan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif, afektif, dan interaktif.
Pembelajaran IPS di kelas lima (V) MI juga seharusnya ditunjang dengan berbagai media yang mendukung pemahaman konsep siswa dalam IPS, seperti media video, gambar, dan lain-lain. Selain itu guru juga harus kreatif dalam menyampaikan materi agar siswa mampu memahaminya secara cepat dan jelas. Partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS kelas V pun harus sudah menunjukan keaktifan di kelas. Model pembelajaran yang dipilih juga seharusnya membuat pembelajaran IPS menjadi bermakna dan berkesan. Namun, Faktanya, guru kurang kreatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif serta mengarahkan siswa agar mampu mengkonstruksi pengalaman kehidupan sehari-hari dengan konstruksi pengetahuan dalam pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut disebabkan siswa tidak diperlakukan sebagai bagian dari realitas dunia mereka dalam proses belajar di dalam kelas.
1
(19)
2
Alasan ini diperkuat dengan observasi di MI Darul Muqinin. Berdasarkan hasil observasi di MI Darul Muqinin ditemukan permasalahan mengenai pemahaman konsep IPS, dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar beberapa siswa yang tidak mencapai KKM. Dibuktikandengan hasil belajar kelas V (lima) di MI Darul Muqinin pada semester I (satu) ada lima orang masih mendapat nilai 5, dan tujuh orang mendapat nilai 6. Itu menandakan bahwa hanya sepertiga dari jumlah seluruhnya yang mampu dalam belajar IPS.
Permasalahan tersebut terjadi karena sebagian guru kurang kreatif dalam memilih model pembelajaran, kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan dalampembelajaran IPS, metode yang digunakan guru terasa sangat membosankan, serta siswa kurang berpatisipasi dalam pembelajaran sehingga siswa mudah lupa dengan apa yang disampaikan guru. Kondisi seperti yang telah dipaparkan mengakibatkan minimnya interaksi antar siswa dan kurangnya kemampuan siswa untuk menggali pengetahuannya sendiri. Padahal, menumbuhkan cara berinteraksi sangatlah penting dalam mata pelajaran IPS.
Dari hal-hal yang telah diuraikan, terjadi kesenjangan antara kondisi pembelajaran yang diharapkan dengan kondisi nyata yang terjadi di lapangan. Kesenjangan ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari IPS. Dengan demikian, perlu dirancang strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan interaksi, keaktifan, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Banyak hal yang bisa dilakukan guru dan sekolah untuk mengoptimalkan hasil belajar IPS siswa kelasV (lima). Di antaranya dengan memilihkan strategi pembelajaran yang sesuai dan dirasa menarik untuk diterapkan pada siswa. Adapun salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat dipergunakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament.
(20)
Dalam kaitannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament, dalam Al-qur’an, Allah menyatakan: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya,”2 Selain itu, Rasulullah SAW misalnya, sering meminta pendapat para sahabat dalam ikut memecahkan masalah. Ketika perang Uhud akan dilaksanakan misalnya, Rasulullah SAW. Minta pendapat para sahabat tentang strategi yang akan diterapkan. Sebagian sahabat ada yang mengusulkan peran kota, dan sebagian lainnya menganjurkan perang terbuka. Rasulullah SAW. Kemudian mengambil pendapat yang terbanyak, yaitu perang secara terbuka.3
Di dalam hadits yang beliau kemukakan, juga dijumpai ajaran tentang konsep belajar interaktif dan kooperatif ini. Misalnya, hadisnya yang berbunyi:
“Pelajarilah olehmu ilmu pengetahuan, dan ketahuilah, bahwa pada setiap
ilmu itu ada ketenangan dan kehalusan, dan bersikap rendah hatilah terhadap orang-orang yang kamu sekalian belajar darinya”.4
“Pelajarilah ilmu pengetahuan menurut pilihanmu, maka demi Allah,
sesungguhnya kamu tidak akan mendapatkan pahalanya dari semua ilmu yang
kamu kumpulkan, sehingga engkau mengamalkan (mengajarkan)-nya.5
Pada hadits pertama, kita dianjurkan agar mempelajari ilmu pengetahuan dan menjadikannya sebagai penghias diri agar orang yang santun dan beradab, dan juga menghormati kepada setiap orang yang mengajarkan ilmu tersebut. Dalam hadis terdapat petunjuk adanya konsep tutor sebaya, yakni menjadi teman sejawat yang memiliki pengetahuan sebagai guru, dan sebaliknya pengetahuan yang kita miliki untuk diajarkan pada orang lain.6
2
QS Al-Maidah 5:2 3
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 278.
4
Hadits Riwayat Abu Na’im dari Ibn Umar 5
Hadits Riwayat Abu al Hasan bin al-Ahzam dari Anas
6
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 279.
(21)
4
Sedangkan pada hadis kedua, terdapat petunjuk tentang adanya demokratisasi atau kebebasan dalam menentukan bidang keilmuan atau keahlian yang akan dipilihnya, serta anjuran agar merasakan kenikmatan dan pahala dari ilmu tersebut dengan cara mengajarkannya kepada orang lain. Jika konsep ini dipraktikan oleh setiap individu, maka akan terjadi konsep saling mengajar, atau saling membelajarkan.7
Learning tournament merupakan suatu bentuk metode yang
disederhanakan dari “Teams Games Tournaments”. Metode ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya. Metode ini juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep dan keahlian yang luas.8
Pembelajaran Kooperatif tipe learning tournamentmerupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa bisa bekerjasama dengan kelompoknya. Hal ini dikarenakan penilaian untuk kelompok diperoleh dari nilai individu ketika diadakannya turnamen. Sehingga siswa yang berada dalam satu kelompok akan saling membantu hingga nilai yang mereka peroleh bisa mempengaruhi nilai kelompoknya.9 Sekaligus juga siswa bersaing dalam hal mendapatkan pengetahuan. Persaingan yang terjadi diharapkan adalah persaingan sehat, dimana siswa hanya bersaing dalam mendapatkan skor, sehingga suasana pembelajaran akan lebih bersemangat.
Berdasarkan paparan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe learning tournamentpada mata pelajaran IPS dengan melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament Terhadap
Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Madarasah Ibtidaiyah Darul Muqinin”.
7
Ibid
8
Mel Silberman, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), cet VI, h. 159.
9
Annisatil Zakia, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Tournament Diiringi
Reward dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Palembayan, Absract of Undergraduat, Faculty of Education,Bung Hatta University, 3, 2014, h. 3.
(22)
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar IPS siswa rendah dan belum mencapai KKM. 2. Guru kurang kreatif dalam memilih model pembelajaran.
3. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan dalam pembelajaran IPS.
4. Metode yang digunakan guru terasa sangat membosankan. 5. Siswa kurang berpatisipasi dalam pembelajaran.
C.Pembatasan Masalah
1. Hasil belajar IPS siswa rendah dan belum mencapai KKM.
2. Model pembelajaran dibatasi pembelajaran kooperatif tipe learning tournament.
3. Hasil belajar IPS siswa yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada aspek kognitif siswa. Meliputi: C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis).
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan permasalahan pada penelitian ini adalah:
Bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning TournamentTerhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muqinin.
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V MI Darul Muqinin.
(23)
6
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang pendidikan IPS sehingga model pembelajaran kooperatif tipelearning tournamentdapat dijadikan sebagai landasan atau pedoman berpikir bagi pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Siswa
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament diharapkan adanya saling membantu antar teman dalambelajar.Siswa merasakan keterlibatannya dalam pembelajaran sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dalam belajar.
b. Guru
Sebagai informasi kepada semua tenaga pengajar mengenai model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament sebagai usaha untuk mengoptimalkan hasil belajar IPS siswa kelas 5.
c. Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatkan hasil belajar peserta didik.Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran IPS yang lebih efektif.
(24)
d. Peneliti
Mendapatkan pengalaman langsung dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning tournament Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru kelas untuk persiapan melaksanakan tugas sebagai pendidik yang baik.
(25)
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Hasil Belajar IPS MI/SD a. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses yang pada hakikatnya untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.1Belajar dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya.
Menurut Witherington dikutip oleh Sukmadinata menyatakan
bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang
dimanifestasikan dalam sebagai pola-pola respon yang baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.2
Menurut Crow dan Hilgard dikutip oleh Sukmadinata berpendapat
bahwa “belajar merupakan diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.3
Dari beberapa pengertian di atas bahwa belajar merupakan perubahan perilaku karena adanya latihan atau pengalaman.
Menurut Burton, “Learning is a change in the individual, due to interaction of that individual and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”, belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai.4
1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi: Proses Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 155.
3
Ibid., h. 155-156.
4
Anisah Baslemah dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7.
(26)
Belajar merupakan proses yang bersifat internal (a purely internal event) yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami proses belajar. Good dan Brophy dalam bukunya yang berjudul Educational Psycology: A Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat,
yaitu “Learning is the development of new association as a result of
experience”. Jadi, yang dimaksud “belajar” menurut Good dan Brophy
bukan tingkah laku yang tampak, melainkan yang utama adalah prosesnya yang masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap.5
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the procces by which behavior (in the broader sense) is originated or changed trough practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.6Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is performance as a result of practice.7
Berkaitan dengan pengaruh pengalaman terhadap belajar, terdapat beberapa ahli yang menganut paham empiris memberikan definisi tentang belajar diantaranya menurut Gagne yang dikutip oleh Dahar menyatakan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja.8Selain itu Divesta dan Thompson juga memberikan definisi yang dikutip oleh Sukmadinata bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman.
5
Nadlir, dkk., Psikologi Belajar, LAPIS PGMI (Jakarta: UIN PRESS, 2009), h. 2.11
6
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 13.
7
Ibid
8
(27)
10
Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan berdasarkan pengalaman yang dialami setiap individu yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari segi kemampuan, pengetahuan akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari.terjadi secara internal di dalam individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new association). Hubungan-hubungan baru tersebut dapat berupa antara perangsang-perangsang, reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.9
Dalam perspektif psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Senada dengan Hamalik menyatakan bahwa belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga.
Ternyata ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari berbagai pemaknaan itu, bahwa belajar merujuk kepada sesuatu proses perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi aktifnya dengan lingkungan atau sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya.
9
Muhammad Thabrani dan Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta; Ar-ruz Media, 2011), h. 17.
(28)
Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.10 Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:11
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Kemampuanmerespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
3) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintetis, fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 4) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya, kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan masalah.
5) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan kooordinasi sehingga terwujud gerak otomatisme gerak jasmani.
6) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.12
1) Domain kognitif mencakup:
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan)
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh);
10
Ibid., h. 22.
11
Ibid., h. 22-23.
12
(29)
12
c) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan); d) Application (menerapkan);
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru); f) Evaluating (menilai). 2) Domain afektif mencakup:
a) Receiving (sikap menerima); b) Responding (memberikan respon); c) Valuing (menilai);
d) Organization (organisasi); e) Characterization (karakterisasi). 3) Domain psikomotor mencakup:
a) Initiatory; b) Pre-routine; c) Rountinized;
d) Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Selain itu, menurut Lindgren, hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dialami manusia secara keseluruhan baik dari segi sikap, pengetahuan maupun keterampilan, artinya hasil pembelajaran tidak dapat dilihat secara terpisah, tetapi secara komprehensif atau keseluruhan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Seorang pendidik bertugas mendorong peserta didik agar belajar secara berhasil, tetapi keadaan peserta didik yang bermacam-macam menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah yang belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru dan calon guru, diantaranya adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar
(30)
faktoryang mempengaruhi hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.13
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan
13
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 54-70.
(31)
14
keberadaan peserta didik dengan masyarakat. Hasil belajar seseorang diperoleh dari pengalaman langsung, kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang abstrak. Hasil belajar pada hakekatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh karena itu hasil belajar peserta didik dan kualitas pengajaran, kedua faktor ini mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik,artinya semakin tinggi kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik.
Selain itu, faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa terdapat faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam diri siswa.14
1) Faktor-faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam/nonsosial dan faktor lingkungan sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan nonsosial/alami ini ialah seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya.
Faktor lingkungan sosial berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
2) Faktor-faktor Instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
14
Alisuf Sabri, psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. III, h. 59-60.
(32)
3) Faktor-faktor Kondisi internal Siswa
Faktor kondisi siswa ini ada dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa. Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengarannya.
Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, inteligensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuanpersepsi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (Socal Studies) menurut NCSS, tahun 1992, adalah Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the social program, social studies provide coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economic, economic, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematic and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop to ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic, society in an interdependent world.15
Muriel Crosby menyatakan bahwa IPS diidentifikasi sebagai studi yang memperhatikan pada bagaimana orang membangun kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan anggota keluarganya, bagaimana orang
15
Enok Maryani dan Helius Syamsudin, Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial, Jurnal Penelitian, 9,2009, h. 4.
(33)
16
memecahkan masalah-masalah, bagaimana orang hidup bersama, bagaimana orang mengubah dan diubah oleh lingkungannya.16
Secara konseptual pendidikan IPS di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari pengertian Social Studies yang dikemukakan oleh Edgar Bruce Wesley yaitu "The SocialStudiesare the social sciences simplifiedforpedagogical purposes". Maksudnya, bahwa Social Studies adalah ilmu-ilmu Sosial; yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan.
Pengertian ini kemudian disempurnakan menjadi "The Social Studies comprised of those aspectsofhistory, economics, political
science,sociology,anthropology, psychology,geography, and
philosophy which in practiceareselected for Instructionalpurposes inschools and collages". Artinya bahwa Social Studies berisikan aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan filsafat, yang dalam praktek diseleksi untuk tujuan pembelajaran di sekolah dan di perguruan tinggi.17
Konsep–konsep ilmu sosial dalam IPS tidak dipelajari secara terpisah tetapi dipadukan. Wesley menyatakan “the social studies are those portions or aspects of the social sciences that have been selected and adapted for use in the school or in other instructional situations”. Berdasarkan pendapat Wesley, bisa disimpulkan bahwa IPS merupakan seleksi dan adaptasidari ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Selain itu, definisi tersebut
mengandung makna bahwa pembelajaran IPS adalah
16
Hesti Setiati, dkk, Upaya Peningkatan Pemahaman Materi IPS Dengan Menggunakan Metode Group Discussion Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Naskah Publikasi Jurnal, 2011, h. 5.
17
Riswan Jaenudin, Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Sistem Pendidikan Di Indonesia, Jurnal Forum Sosial, VII, 2014, h. 441.
(34)
pembelajaranterpadu dimana ilmu-ilmu sosial yang diseleksi dan diadaptasi tersebut dipadukan menjadi satu kesatuan.18
Jadi IPS merupakan perpaduan mata pelajaran pelajaran sosial yang dominan membahas manusia dengan lingkungannya dan termasuk dari bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat di mana peserta didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat. Dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar. Pembelajaran IPS membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.
b. Tujuan Pembelajaran IPS MI/SD
Dalam kurikulum 2004 untuk tingkat SD dinyatakan bahwa Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk :19
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
18
Agus Baskara, Studi Tentang Kompetensi Mahasiswa Dalam Merekonstruksi Pembelajaran Terpadu (Studi Inkuiri Naturalistik Pada Mahasiswa Semester Enam Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Islam Riau), Jurnal Penelitian, 1, 2013,h. 1.
19
Hesti Setiati, dkk, Upaya Peningkatan Pemahaman Materi IPS Dengan Menggunakan Metode Group Discussion Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Naskah Publikasi Jurnal, 2012, h. 5-6.
(35)
18
Berdasarkan KTSP, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :20
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Tujuan Social Studies untuk abad ke 21 rnasih menempatkan proses pendidikan kewarganegaraan, yakni pengembangan "civic responsibility and active civic participation sebagai salah satu esensinya.
Esensi vanglainnya adalah pengembangan kemampuansosial yang berkenaan dengan visi tentangpengalaman hidupnya, pemahaman kritisterhadap ilmu-ilmu sosial, pemahaman manusiadalam konteks persatuan dalam perbedaan, dananalisis kritis terhadap keadaan kehidupanmanusia.21
Tujuan mata pelajaran IPS menurut Sumaatmadja adalah
“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada
20
Cici Indriyani, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay-Two Stray Pada Siswa Kelas IV SD Tambakaji 05 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, Kreatif Jurnal Kependidikan Dasar, 1, 2011, h. 181-182.
21
Riswan Jaenudin, Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Sistem Pendidikan Di Indonesia, Jurnal Forum Sosial, VII, 2014, h. 442.
(36)
tingkah laku para siswa, yaitu : 1) pengetahuan dan pemahaman, 2) sikap hidup belajar, 3) nilai-nilai sosial dan sikap, 4) keterampilan.22
Tujuan-tujuan tesebut dapat tercapai jika program-program dalam pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dengan baik. Inti dari tujuan pembelajaran IPS di atas untuk mendidik dan membekali pengetahuan dan kemampuan dasar setiap peserta didik dalam mengembangkan diri sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagi bekal untuk peserta didik dalam menjalani kehidupannya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS MI/SD
Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dll). A. Kosasih Djahiri mengatakan bahwa ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS, sebagai berikut:
1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya; Pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagai ilmu sosial 2) lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu)
digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik.
3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis; 4) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga
nilai dan keterampilannya.
5) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat
22
Hesti Setiati, dkk, Upaya Peningkatan Pemahaman Materi IPS Dengan Menggunakan Metode Group Discussion Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Naskah Publikasi Jurnal, 2012, h. 6.
(37)
20
siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.23
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Manusia, tempat, dan lingkungan; 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3) Sistem sosial dan Budaya;
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
d. Pendekatan-pendekatan Pembelajaran IPS
Adapun pendekatan-pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran IPS baik dalam mengembangkan program maupun metode pembelajarannya adalah sebagai berikut:24
1) Siswa sentris, di mana faktor siswa diutamakan;
2) Kemasyarakatan sentris (Community Oriented), di mana masalah kehidupan nyata dan kemasyarakatan yang dijadikan sumber dan bahan serta tempat pembelajaran;
3) Ekosistem, di mana faktor lingkungan fisik maupun budayanya selalu dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran IPS;
4) Bersifat meluas (Komprehensif-Broadfield, Multidimensional), dengan pola pengorganisasian bahan yang terpadu (integrated) dan bersifat korelated (berkesinambungan);
5) Menggunakan teknik inkuiri dan menunjukkan student active learning (siswa belajar dengan aktif) sebagai media pembelajaran utama dan sekaligus akan melahirkan Cara Mengajar Guru Aktif (CMGA); 6) Tujuan (Oriented), maksudnya program dan pelaksanaan
pembelajarannya berfokus pada Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan sebagai pengarah program dan sasaran;
23
Sapriya, Dadang Sundawa dan Iin Siti Masyitoh, Pembelajaran Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), hlm. 7-8.
24
(38)
7) Integrated (terpadu) menelaah suatu permasalahan sosial dari berbagai konsep dan sudut pandang ilmu-ilmu sosial dan lainnya;
8) Efisien dan efektif, efisien dari segi tenaga/biaya dan efektif dari segi waktu dengan hasil yang maksimal.
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Istilah “model” memiliki berbagai pengertian. Pertama, model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan atau sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu
kegiatan. Kedua, “model” juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan
dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe” adalah model dari bumi
tempat manusia hidup.25
Atas dasar pengertian model di atas, dapat disusun pengertian model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang terorganisasikan secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Jadi, model pembelajaran adalah sebuah perencanaan pembelajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku peserta didik seperti yang diharapkan. Model ini mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran dalam membantu peserta didik mencapai berbagai tujuan.
Cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalamkelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam anggota tersebut.26
25
Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI, (Jakarta: LAPIS PGMI, 2009), Paket 8 hlm. 8-9.
26
Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.204.
(39)
22
Model pembelajaran cooperative learning adalah model pembelajaran yang terjadi sebagai akibat dari adanya pendekatan pembelajaran yang bersifat kelompok. Pendekatan ini merupakan konsekuensi logis dari penerapan paradigma baru dalam pendidikan yang antara antara lain, bahwa pendidikan di masa sekarang, bukanlah lagi dilihat semata-mata “mengisi air ke dalam gelas” atau sekadar mengisi otak anak dengan berbagai teori atau konsep ilmu pengetahuan,
melainkan pengajaran yang lebih bersifat “menyalakan cahaya”, yaitu
mendorong, menggerakan dan membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan imajinasi dan inspirasinya secara aktual.27
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh penghargaan
(reward), jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang
dipersyaratkan.28
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa-siswi dalam tugas-tugas yang terstruktur.29
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.Tetapi belajar kooperatif lebih darisekadar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif, sehingga
27
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2009), h. 257.
28
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( jakarta: Kencana, 2009), h. 240.
29
Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI,LAPIS PGMI ( Jakarta: UINPRESS, 2009), h.1-13.
(40)
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok.30
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni: 1) adanya pesertadidik dalam kelompok, 2) adanya aturan main dalam kelompok, 3)adanya upaya belajar dalam kelompok, 4) adanya kompetensi yang harus dicapai kelompok.
Nurhadi juga menambahkan bahwa cooperative learning adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa) untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.31 Hasil belajar yang diperoleh dalam CL tidak hanya berupa nilai-nilai akademis saja, tetapi juga nilai-nilai moral dan budi pekerti berupa rasa tanggung jawab pribadi, rasa saling menghargai, saling membutuhkan, saling memberi, dan saling menghormati keberadaan orang lain di sekitar kita.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kelompok yang membutuhkan kerja sama sesama peserta didik yang disusun secara heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dengan aturan main yang telah ditetapkan pula, yang menghasilkan nilai akademis juga menghasilkan nilai-nilai moral. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator, mediator, organisator, dan moderatorterlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan
30
Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.204.
31
Muhammad Thabrani dan Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta; Ar-ruz Media, 2011), h. 287.
(41)
24
pembelajaran terkesan demokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari cooperative learning.
Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif, yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok. 2) perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar. Karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. 3) perspektif perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.32
Menurut Slavin, model CL memiliki enam karakteristik utama, yaitu:33
1) Grup goals (adanya tujuan kelompok);
2) Individual accountability (adanya tanggung jawab perseorangan); 3) Equal opportunities for succes (adanya kesempatan yang sama untuk
menuju sukses);
4) Team competition (adanya persaingan kelompok); 5) Task specialization (adanya penugasan khusus);
32
Rusman, op.cit. h. 204-206.
33
(42)
6) Adaption to individual needs (adanya proses penyesuaian diri terhadap kepentingan pribadi).
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:34
1) Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk memncapai tujuan pembelajaran.
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai tiga fungsi, yaitu: a) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang telah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. b) fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjuka bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. c) fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.
3) Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.
34
(43)
26
4) Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan/atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.
Dengan demikian, bahwa karakteristik pembelajaran cooperative dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b) Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c) Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d) Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament
Teknik ini merupakan suatu bentuk yang disederhanakan dari Teams games Tournaments. Teknik ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya. Teknik ini juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep, dan keahlian yang luas.
(44)
Tipe Learning Tournament ini siswa dibagi menjadi beberapa tim, setiap siswa dala tim bertanggung jawab menjawab pertanyaan dari guru. Tipe Turnamen Belajar ini merupakan suatu kompetisi akademis, denganadanya model ini siswa akan menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih hidup karena akan ada persaingann sehat untuk memperebutkan gelar pemenang.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan model kooperatif tipe Learning Tournament adalah:35
1) Siswa dibagi dalam tim yang terdiri dari atas 2-8 orang anggota tim. Masing-masing tim harus memiliki jumlah yang sama.
2) Memberikan materi untuk dibahas bersama.
3) Membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau mengingat materi pelajaran.
4) Memberikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik, sebagai
“babak pertama” untuk turnamen belajar. Setiap peserta didik harus menjawab pertanyaan secara pribadi.
5) Setelah pertanyaan –pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah siswa menghitung pertanyaan yang mereka jawab secara benar. Kemudian instruksikan mereka menyatakan skor mereka kepada anggota lain dalam tim tersebut untuk mendapat skor tim. Umumkan skor masing-masing tim.
6) Mintalah tim mempelajari kembali turnamen pada babak kedua. Kem,udian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai
bagian “babak kedua”. Mintalah sekali lagi tim menyatakan skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya.
7) Lakukan beberapa ronde atau babak seperti yang diinginkan.
Serangkaian kegiatan tersebut sangatlah membutuhkan partisipasi aktif siswa, guru sebagai moderator yang memimpin kegiatan
35
Melvin L Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 47.
(45)
28
pembelajaran. Maka dari itu serangkaian kegiatan ini dilakukan dengan baik sesuai dengan perencanaan.
d. Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament
Adapun kelebihan strategi belajar aktif Learning Tournament adalah:
1) Dengan strategi belajar aktif Learning Tournament guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasi bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Strategi belajar aktif Learning Tournament yang menekankan kepada aspek kognitif.
3) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi siswa juga beraktivitas seperti bekerja sama dalam tim, menghargai pendapat anggota, serta dapat menekan ego.
Sedangkan kelemahan strategi belajar aktif Learning Tournament adalah:
1)Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
2)Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
3)Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya.
B.Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan ini merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenali penelitian yang terdahulu. Berikut ini dijelaskan dalam tabel.
(46)
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
Peneliti Hasil dan Kesimpulan Persamaan dan
Perbedaan dengan Penelitian Peneliti Siti Nurjanah. (2014).
Judul Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Metode Turnamen Belajar (Learning Tournament) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas IV MIN Parung.36
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung = 3,70 dan t tabel = 1,68. Data ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima HI. Dapat dikatakan bahwa
hasil belajar
matematika siswa yang
diajarkan dengan
menggunakan metode turnamen belajar lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa:
”Metode turnamen
belajar berpengaruh
Penelitian sama-sama menggunakan posttest dan preetest, selain itu memiliki kesamaan dalam hal metode yang dilakukan yaitu quasi eksperimen. namun Nurjanah melakukan penelitian terhadap
mata pelajaran
matematika sedangkan penulis terhadap mata pelajaran IPS.
36Siti Nurjanah, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif
Metode Turnamen Belajar (Learning Tournament)Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MIN Parung”, Skripsi
(47)
30
terhadap hasil belajar
matematika siswa”
Miar Muslimah. (2014). Judul Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas 5 Pada Materi FPB dan KPK Melalui Metode Learning Tournament.37
Berdasarkan pada
penelitian tindakan kelas tersebut, peneliti
dapat mengambil
kesimpulan bahwa
sebelum menggunakan strategi Learning
Tournament, pada
pertemuan kedua dan ketiga pada siklus I aktivitas belajar siswa belum kondusif hal ini terbukti pada hasil
observasi siswa
mencapai persentase 30% dan 45% dan mengalami peningkatan
pada siklus II
pertemuan kedua dan ketiga masing-masing mencapai 95% dan 100%. Kemudian untuk
nilai LKS pada
pertemuan I dan 2 rata-rata nilai siswa yakni 6,4 sedangkan pada test siklus I siswa yang tuntas atau mencapai
KKM mencapai
persentase 30,56% dan sisanya yakni 69,44% belum mencapai nilai KKM. Sedangkan pada siklus ke II seluruh
Miar menggunakan
penelitian tindakan kelas (PTK) sedangkan
penelitian yang
dilakukan penulis menggunakan metode quasi eksperimen.
37Miar Muslimah, “Judul Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Kelas 5 Pada Materi FPB dan KPK Melalui Metode Learning Tournament”, Skripsi pada strat Satu UIN Syarif
(48)
siswa mampu mencapai nilai KKM dengan persentase 100%.
C.Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: Pembelajaran IPS saat ini masih berpusat pada guru, sehingga kurang menumbuhkan kemampuan berpikir siswa. Pemberian materi sering kali diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvesional yaitu dengan metode ceramah.
Model pembelajaran merupakan suatu setrategi pembelajaran dimana dalam pembelajaran itu akan mengajak peserta didik untuk belajar lebih aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari dalam kehidupan nyata. Dengan pembelajaran aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa MI Darul Muqinin, khususnya pada mata pelajaran IPS memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena siswa dituntut memiliki pemahaman konsep materi yang baik. Dalam pemahaman konsep, proses belajar yang seharusnya diberikan kepada siswa yaitu proses pembelajaran yang tidak hanya mendidik siswa dari segi kognitif saja, tetapi juga harus memperhatikan kondisi siswa lainnya. seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh materi. Materi yang cukup sulit jika perlakuan yang diberikan guru hanya perlakuan yang bersifat satu arah saja, maka siswa akan kurang tertarik pada materi yang disampaikan.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament merupakan salah satu metode dari pembelajaran kooperatif yang merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi dan kompetisi kelas.
(49)
32
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Learning Tournament siswa dilatih untuk dapatberdiskusi dengan teman kelompoknya dan bersaing secara sehat dalam kompetisi turnamen.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS
Menggunakan metode ceramah siswa kurang partisipasi Hasil belajar IPS belum
mencapai KKM
Membutuhkan metode inovasi
Menggunakan model kooperatif tipe learning
tournament
Menumbuhkan kerja sama siswa Suasana kompetisi
Suasana menjadi semangat Hasil belajar IPS mencapai
(50)
D.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe Learning Tournament terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah MI Darul Muqinin
Hi : Terdapat pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe Learning Tournament terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah MI Darul Muqinin
(51)
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas V (lima) MI Darul Muqinin yang beralamat di Jl.Nuh, Sukabumi Utara Jakarta Barat Kebon Jeruk Kode Pos 11540. Waktu penelitian berisi penjelasan kapan penelitian dilakukan, dan lamanya penelitian dilakukan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2016. Berikut ini adalah tabel kegiatan dan waktu penelitian yang akan dilaksanakan.
Tabel 3.1
Kegiatan dan Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan Penelitian
I II III IV V VI VII VIII
1. Penyusunan Proposal 2. Seminar Proposal 3. Revisi Proposal
4. Pembuatan Bab 1, 2, dan 3 Skripsi 5. Pembuatan Instrumen Penelitian 6. Uji Coba Instrumen
7. Pelaksanaan Penelitian 8. Analisis Data
(52)
B.Metode dan Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pemilihan metode penelitian ini dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak memungkinkan pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design, dengan rincian sebagai berikut:2
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Post Test
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X0 T2
Keterangan :
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan
metode eksperimen
X0 : Perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran tanpa menggunakan
metode eksperimen (pembelajaran konvensional)
T1 : Pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (sebelum diberi
perlakuan)
T2 : Posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (setelah perlakuan)
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: CV. Alfabeta, 2009), h. 77. 2
(53)
C.Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Adapun populasi keseluruhan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi di MI Darul Muqinin, sedangkan Populasi target dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V MI Darul Muqinin Jakarta Barat.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan guru. Peneliti mengambil sampel dengan tujuan membandingkan dua kelas yang ada, di mana tujuan pengambilan sampel ini didasarkan kesamaan jumlah siswa (18 siswa), guru, kurikulum, dan materi. Berdasarkan hal tersebut maka subjek penelitian pada kelas 5a sebagai kelas eksperimen sedangkan 5b sebagai kelas kontrol.
D.Teknik Pengumpulan Data 1. Tes
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee. Menggunakan dua tes, yaitu pretest dan postest sebagai berikut:
3
Ibid. h. 117.
(54)
a. Pretest
Data hasil pretest diperoleh dari pemberian tes awal pelajaran sebelum diadakan tindakan terhadap pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam memahami dan mengenal materi yang akan dipelajari.
b. Postest
Data hasil tes akhir ini diambil dari pemberian tes kepada peserta didik setelah dilakukan tindakan pembelajaran. Tujuan tes ini adalah mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik dalam mempelajari suatu materi yang diberikan.
Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda (PG). Soal pilhan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Tes dalam teknik penelitian merupakan sebagai sebagai cara yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mendapat pengajaran.
2. Wawancara
Secara garis besar pertanyaan wawancara mempunyai tiga macam bentuk:4
a. Pertanyaan berstruktur. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang memberi struktur kepada responden dalam menjawabnya. Pertanyaan semacam ini dibuat sedemikian rupa sehingga responden dituntut untuk menjawab sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan.
b. Pertanyaan tak berstruktur. Berbeda dengan pertanyaan berstruktur, pertanyaan tak berstruktur memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Oleh karena itu jenis pertanyaan semacam ini disebut pula dengan pertanyaan terbuka (open ended question).
c. Campuran jenis pertanyaan ketiga adalah campuran pertanyaan berstruktur dengan tak berstruktur.
Wawancara dilakukan dengan guru IPS dan siswa kelas V pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang ada di
4
(55)
sekolah. Wawancara dilakukan untuk mengungkapkan kebiasaan yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran IPS dan hasil belajar yang didapat oleh siswa serta cara guru dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas.
3. Observasi
Secara umum, penegrtian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.5 Observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator Learning Tournament.
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data
No. Instrument Kegiatan Pengumpulan Data
1. Tes Soal pretest diberikan sebelum pembelajaran, sedangkan soal posttest di akhir pertemuan dengan menggunakan model kooperatif tipe Learning Tournament.
2. Wawancara Dilaksanakan sebelum tindakan karena untuk mengetahui permasalahan-permasalahan proses pembelajaran di kelas dan wawancara juga dilaksanakan setelah tindakan dilakukan untuk mengetahu pengaruh penggunaan model kooperatif tipe Learning Tournament.
3. Observasi Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, hal yang diamati aktivitas siswa
5
Anas Sudijono, op. cit. h. 76
(1)
L76
h.76.
8.
Slameto,
Belajar
dan
Fahor-fohor yang
mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka
Ciota
2003). hlm. 54-70.!
9.
Alisuf
Sabri, psikologi Pendidikan,(
Jakarta: PedomanIlmu
Jaya,2004"
cet.
[[
h. 59-60.10.
Enok
Maryani dan
Helius
Syamsudin, Pembelajaran IPSUntuk
Meningkatkan Sosial, Jurnal Penelitian, 9, 2A09, h. 4.Pengembangan Program Kompetensi Keterampilan 1I
Hesti
Setiati,
dklq
Upaya Peningkatan PemahamanMateri
IHSDengan
Menggunakan Metode Group
Discussion Pada SiswaKelas
V
SDN2
Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten BoyolaliTahun Pelaiaran 201112012. Naskah Publikasi
Jurnol.20l1.
h. 5. 6+
12. Riswan Jaenudin, Konsep
Ilmu
Pengetahuan Sosial Dalam SistemPendidikan
Di
Indonesia,Jurnol
Forum Sosial,YlI,2014,
h. 441.442.
r
13.
Agus
Baskara,Studi
Tentang
Kompetensi Mahasiswa DalamMerekonstruksi Pembelajaran Terpadu (Studi
Inkuiri
NaturalistikPada Mahasiswa Semester
Enam
Jurusan PendidikanIPS
FKIPUniversitas Islam Riau), Jurnal P
enelitian
L, 20 13, h.l.
$
14.
Cici
Indriyani,
PeningkatanKualitas
PembelajaranIPS
DenganModel Pembelajaran Kooperatif
Teknik
Two Stay-Two Stray PadaSiswa
Kelas
IV
SD
Tambakaji
05
KecamatanNgaliyan
KotaSemarang, Kreatif
Jurrnl
Kependidikan Dosar.1. 201l. h. 181-182.15. dan
Iin
Siti
Masyitoh, Pembelojoron @andung: UPI PRESS, 2006), hlm.7-Sapriy4
Dadang Sundawa Evaluasi Hasil Belajar IPS,8.9
t
16. Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaron IPS
MI,
(Jakarta: LAPISPGMI, 2009), Paket 8 hkn. 8-9.
/
17.
Rusman,
Model-model
Pembelajaran;
MengembangkanProfesiornlisme Guru,
(
Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.204. 205.206.207-208
18.
Abudin
Nat4
PerspelaifIslam
tentang Strategi Pembelqjaron,Oakarta: Kencana Prenadamedia Gruo. 2009). h. 257.
I
19. Wina Sanjaya" Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan ( iakarta: Kencana.2009).
h.240.
20. Agung
Eko
Purwana, dkk., Pembelajaran IPSW,LAPIS PGMI (
Jakarta: UINPRESS, 2A09), h. 1 - I 3.
I
21. Melvin
L
Silberman, Activel*orning:
I0I
Strategi PembelajaranAhif,
$oeyakarta: Pustaka Insan Madani. 2009). h. 170.47.22.
Siti
Nurjanah,
"PengaruhStrategi
PembelajaranAktif
Metode Turnamen Belajar (Learnrng Tournament) TerhadapHasil
Belajar Matematika Siswa KelasIV MIN
Parung",Skipsi
pada strat SatuUIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta 2014, dipublikasikan.23. Miar Muslimah, *Judul Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas 5 Pada Materi FPB dan KPK Melalui Metode Learning Tournamenf', Skripsi pada strata Satu
{IIN
Syarif Hidayatullah(2)
\--L77
NO BAB
III
PARAFI Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitotif,
Kualitatlf
danR&D),
(Bandung:CV. Alfabetu
2009),h.
77. 76.117.
+
2. Anas Sudijono, Pengontar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali
Pers. 2009),h.
67.94.
#
J. Hadeli, Metode Penelitian kependidikan, (CiputaI PT Ciputat Press,
2000. h. 83-84 t.
4. Nana Sudjan4 Penilaian Hdsil Proses Belaiar Mengqiar,
fBanduns: PT Remaia Rosdakarva 2012\.h. 12.
il
5. Suharsim i Arikunto, P ro s e dur P ene I it ian P e nde katan SuqtuPendekatan
Prahih
(Jakarta: Rineka Cipta" 2010), h. 218.{
6. Supardi, dkk, Pengontar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: GaungPersada Press, 2010), hlm. 67. 68
+
7. Sudjana,
Meto&
Statistiks, (Bandung: Tarsito, 2005),Cet
.VI, hlm.249.
\
8. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja
(3)
.
KEMENTERIANAGAMA
.M,
UINJAKARTA
Ll&l
l,',!fr,,,."
*. ss ciputat ts4lz tndonesiaFORM (FR)
No. Dokumen
:
FITK-FR-AKD-082 Tgl.Terbit :
1 Maret 2010 No.Revisi: :
01Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
78
Nomor : Un.O1/F. 1iKM.01 .31...12016
Lamp.
: OutlinerProposalHal
:Permohonan
lzin
Penelitian
Tembusan:
1.
Dekan FITK2.
Pembantu Dekan Bidang Akademik3.
Mahasiswa yang bersangkutanJakarta, 3 Maret 2016
Kepada Yth.
Kepala Sekolah
Ml
DarulMuqinindi
Tempat
Assal am u' al ai ku
m
wr. wb.Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
:Zuhriyyah
NIM
:1112O18300043Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyahSemester
:Vlll
(delapan)Judul
Skripsi
:
Pengaruh
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
LearningTournamenf
Terhadap Hasil Belajar IPS
Siswa
KelasV
Ml
DarulMuqinin
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang
menyusun
Skripsi,
dan
akan
mengadakan penelitian
(riset)
diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu
kami
mohon
Saudara
dapat
mengizinkan mahasiswa
tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al ai
kum
wr.wb.'1 006
MI
M.Ag
(4)
"&g-%-g.**,,,..1*.gg;:q
f
"fl;
,*ffi''$.ffi,.q-3
-qH--dl&,."-.
"i'
''
Ee't'
,''::r'
{'l:i
$ ,r:ii.rii li,.,1i :j i,l,i. !1 :l: "r
I : ]',.
l; : rll;.ll:,i:L
L79
.
SURAT.KETERAI{GAN
No
:019/SKIMIDMflV/2016
Lamp
:Hal
: Surat P..iset dan Peqrusuna$ SkripsiJakarta,2S
Mei
3016 KepadaYth
Ka.lur
PGMI
Dr. Khalimi, M.
Ag.Di
Ter*pt
A ssalamualal ikx#qr,
*r.
W.
yang
bertandatangan
di
bauah
ini
Kepala
Madrasah
Ibtidaiyah Darul
Muqinin
mener*ng*enb+hr+a :Nama
: ZuhrilryyahNIM
:
111201830t]*43Jurusa:r
:Pflrdidika*
GuruMadrasah IbtidaiyahSe*este"r
:YIII {delaP*i
Judul
Sirripsi
: Pengaruh Model Pembelajaran Kaoperatif Tipr,Learning Tttur**men{
Terhadap
tfusil
Betajar IPS Sisr+a Kelas VMI
DarulMuqinia
Adalah
benar
mahasiswa/i Fakultasllmu Ta*iyah
dan
KeguruanUII'{
Jakarta yangsedang $lnrryusutr
skripsi, dan
telah mengadakanpe*elitian
(riset)
di
M*dras*h
lbtidaiyahDarul
Muqinin yangkami
PimPin.Dengan demikian
surat
keterangan
ini
kami
buat
semoga
dapat
diprgunakan
sebagaimana mestinya.
(5)
180
PROFIL PENULIS
Zuhril,yah. Penulis
lahir
di
Iakarta
pada 19Juli
1994.Putri
ketiga
dari
pasanganH. Fadhil dan FIj. Bariroh.
Memiliki
dua kakak perempuan,empat
adik
perempuan,dan
duaadik
laki-laki.
Penulis
sekarang
bertempattinggal
di
Jl.
ibrahim
Rt
002105No.
14 Sukaburni Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat.Pada
tahun
2000-2006
penulis mengenyampendidikan
sekolah dasardi
MI
Darul
Muqinin
Jakarta
Barat.
Penulisrnelanjutkan
pendidikan
di
MadrasahTsanawiyah
padatahun
2006-2A09di Mts N
12
Jakarta.
Kemudian
penulis
melanjutkan pendidikannya di MadrasahAliyah
pada tahun2009-2012 di
MA
Al-Falah
Jakarta.Pada
tahun
2012 penulis
rnelanjutkanstudi
di
LIIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta denganmemilih
FakultasIlmu
Tarbiyah
dan Keguruandan
mengambilprogram Pendidikan
Guru
Madrasah
Ibtidaiyah (PGiv[I). Penulis
merasakanperubahan
yang besar saat menjalani pendidikan
di
PGML
.Pengalaman yang didapat membuat penulis menjadi sosok yang lebih berguna bagi orang lain.Penulis
mengikuti
kegiatan
ekstra kampus,dimana
ihnu
dan
kehidupan dirasakan sangatberkaitan
dan harus menjadipribadi
yang sadar dalam melihatkesenjangan.
Di PGMI,
penulis mendapatkan siramanilmu
dari dosen yang begitusarat akan nasihat,
itu
membuat penulis menjadipribadi
yanglebih
baik.
Selainitu,
penulis
juga
mendapatkan teman-teman
terbaik
yang
setiap
harinya memberikan energipositif
untukdiri
sendiri maupun orang lain.(6)
181
Selama berjalannya pendidikan penulis di jenjang kampus, penulis semakin
meningkatkan kepercayaan diri dengan berbagai kegiatan positif di dalam maupun
diluar kampus karena penulis meyakini kata-kata b[iak di bawah
ini
"Kesempatan anda untuk sukses di setiap kandisi selalu dopat