3.2 Topografi
Keadaan topografi di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh pada umumnya datar, sebagian bergelombang sedang dan ringan, dengan ketinggian antara 1500-2000 mdpl.
Keadaan geologi dan tanah terdiri dari bahan induk batuan beku dan vulkanik dengan jenis tanah podsolik coklat-kecoklatan kelabu BKSDA 1 SUMUT, 2003. Gambaran
lokasi penelitian pada setiap lokasi adalah: Lokasi 1 : Secara geografis danau 1 terletak pada 02
39’ 11,0” LU dan 98 23’ 12,5”
BT dengan ketinggian 1.433 m dpl. Lokasi 2 : Secara geografis danau 2 terletak pada 02
39’07,2” LU dan 98 22’ 51,1”
BT dengan ketinggian 1.410 m dpl. Lokasi 3 : Secara geografis danau 3 terletak pada 02
39’13,1” LU dan 98 22’ 34,9”
BT dengan ketinggian 1.412 m dpl.
3.3 Iklim
3.3.1 Curah Hujan Berdasarkan informasi dari BKSDA 1 SUMUT, diperoleh data curah hujan Taman
Wisata Alam Sicikeh-Cikeh adalah rata-rata 2000-2500 mm pertahaunnya. Dimana curah hujan tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Mei. musim
kemarau terjadi pada bulan Juni sampai September.
3.3.2 Tipe Iklim
Berdasarkan Schmidt-Ferguson, tipe iklim dikawasan Taman Wisata Alam Sicikeh- Cikeh adalah tipe B, dengan suhu maksimum dengan 14-30
C dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 90-100
.
3.4 Vegetasi
Keragaman tumbuhannya sangat tinggi, dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi. Pada umumnya terdiri dari pohon berdaun lebar dan berdaun
jarum antara lain: Sampinur bunga dan Sampinur tali Podocarpus spp., Haundolok
Universitas Sumatera Utara
Euginia spp., Hotting Palaqium spp. dan lain-lain. Selain populasi yang masih relatip cukup baik, bagian penutup tanah banyak ditemui Tumbuhan yang berbunga
indah antara lain family Nepenthaceae, Orchidaceae, berbagai jenis herba, paku- pakuan rotan liana dan sebagainya BKSDA 1 SUMUT, 2003.
3.5 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2009 di kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh, Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole, Kecamatan
Parbuluan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditetepkan
dengan metode Purposive Sampling. Metode ini merupakan metode penentuan
lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif.
3.6 Metode Penelitian
Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Pengambilan data pada areal penelitian dilakukan dengan menggunakan
Metode Kuadrat pada plot 5 m x 5 m dengan jumlah plot pada masing-masing lokasi
sebanyak 15 plot
3.7 Pelaksanaan Penelitian
3.7.1 Di Lapangan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Metode Kuadrat. Lokasi penelitian
dibagi tiga yaitu: Lokasi 1 : Danau 1 dengan ketinggian 1.433 m dpl.
Lokasi 2 : Danau 2 dengan ketinggian 1.410 m dpl. Lokasi 3 : Danau 3 dengan ketinggian 1.412 m dpl.
Penentuan ketinggian lokasi penelitian didasarkan atas survey dan penelitian sebelumnya. Pada masing-masing lokasi penelitian dibuat plot dengan ukuran 25 m
2
, sebanyak 15 plot pada satu lokasi penelitian. Pada setiap plot dicatat jumlah, jenis
Nepenthes spp. yang dijumpai pada lokasi pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
Spesimen dari setiap plot pengamatan dikoleksi dan diberi label gantung setelah terlebih dulu mencatat ciri-ciri morfologinya. Kemudian dilakukan
pengawetan spesimen yaitu spesimen dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan kedalam kantung plastik dan diberi alkohol 70. Udara dalam kantong plastik
dikeluarkan kemudian ditutup dengan lakban. Selanjutnya dibawa ke laboraturium Taksonomi Tumbuhan untuk dikeringkan dan diidentifikasi di Herbarium MEDA
Universitas Sumatera Utara. Faktor abiotik yang harus diukur meliputi suhu udara dengan Termometer Air
Raksa, kelembaban udara dengan Hygrometer, pH tanah dengan Soil Ph, suhu tanah dengan Soil Termometer, intensitas cahaya dengan Lux Meter, ketinggian dengan
Altimeter dan kedalaman serasah dengan pengaris besi dan titik ordinat dengan GPS.
3.7.2 Di Laboraturium
Spesimen yang didapat kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dan selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain:
a. Malayan Wild Flowers, Dicotyledons Henderson, 1959.
b. Synopsis of Orders and Families or Malayan Gymnosperms, Dicotyledons,
and Monocotyledons Keng, 1969. c.
Nepenthes di Sumatera Hotta, 1922. d.
Nepenthes of Sumatera and Peninsular Malaysia Clarke,2001. e.
Nepenthaceae Cheek Jebb, 2001. f.
A Nepenthes Introductions Rischer,2001 [www.schwaben.dehome Schmidt nepenthesnepintro.htm].
Universitas Sumatera Utara
3.8 Analisis Data