parit dan tidak tertutup ada 10 orang 66,7. Saluran pembuangan air limbah yang tidak mengalir lancar, tidak tertutup, dan menggenang terbuka dapat berpotensi
sebagai tempat berkembang biak vektor dan bernilai negatif dari aspek estetika Soejadi, 2003.
Responden di asrama putri baru yang tidak setuju pinjam-meminjam peralatan mandi sabun, sponge, handuk sama sekali tidak berpengaruh terhadap kesehatan
kulit ada 36 orang 60,0. Penularan penyakit kulit seperti scabies terjadi secara langsung dari orang ke orang atau lewat peralatan seperti pakaian Andrianto Tie,
1989. Sebanyak 5 orang 8,3 kurang setuju untuk membersihkan dan memotong kuku minimal sekali seminggu dan 2 orang 3,3 sama sekali tidak setuju.
Responden yang setuju sebaiknya mencuci rambut pakai sampo minimal 2 kali dalam seminggu ada 49 orang 81,7. Upaya menjaga kebersihan rambut dan
kulit kepala diantaranya adalah keramas dengan memakai sampo minimal 2 kali dalam seminggu, menjaga kelembaban rambut, dan menghindari pinjam-meminjam
sisir Badri, 2008. Responden yang setuju sebaiknya menggunakan air bersih untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan lain-lain ada 59 orang 98,3. Kurangnya air bersih,
khusus untuk menjaga kesehatan diri, dapat menimbulkan penyakit kulit dan mata Benenson, 1970.
5.1.3 Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan oleh penghuni asrama dalam menjaga personal hygienenya, dan pemanfaatan fasilitas sanitasi dasar
yang ada di asrama. Berdasarkan hasil penelitian pada penghuni asrama putri lama ada 14 orang 93,3 dengan kategori tindakan baik, ada 1 orang 6,7 dengan
Universitas Sumatera Utara
kategori sedang, dan tidak terdapat penghuni kategori tindakan buruk. Secara umum tindakan penghuni asrama putri lama sudah baik. Sedangkan hasil penelitian di
asrama putri baru ada 48 orang 80,0 dengan kategori baik, 12 orang 20,0 dengan kategori sedang, dan tidak terdapat penghuni dengan kategori tindakan buruk.
Menurut Muin 2009 dalam Lubis 2012, orang dengan jenis kelamin perempuan akan lebih kecil resiko terpapar penyakit scabies karena perempuan lebih cenderung
merawat diri dan menjaga penampilan diri, hal itu tentunya akan berpengaruh terhadap perawatan kebersihan diri.
Responden yang sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang personal hygiene dan sanitasi dasar belum tentu akan melakukan tindakan yang baik
pula, bahkan bisa melakukan tindakan sebaliknya. Hal itu terjadi karena suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan over behavior Rangkuti, 2012.
Responden di asrama putri lama yang selalu mandi setelah melakukan kegiatan di luar seperti setelah pulang kuliah atau setelah selesai berolahraga ada 10 orang
66,7 dan 5 orang 33,4 hanya melakukannya kadang-kadang. Faktor-faktor yang memengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan
lembab yang memungkinkan tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya jamur Harahap, 2000.
Ada 7 orang 46,7 yang selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum makan. Tangan dapat menjadi perantara penularan kuman Irianto, 2007. Ada 3 orang
20,0 menjemur pakaian dalam di dalam kamar. Pakaian dalam seharusnya dipakai dalam keadaan kering sehingga menyebabkan lembab dan memicu jamur pada paha
dan lipat paha.
Universitas Sumatera Utara
Responden yang menggunakan air bersih untuk keperluan mandi, mencuci, dan kakus MCK ada 13 orang 86,7. Berbagai penyakit dapat terjadi pada
seseorang yang tidak menggunakan air bersih untuk mandi, mencuci, dan kakus seperti penyakit kulit dan diare. Responden yang memisahkan sampah organik
dengan anorganik hanya ada 1 orang 6,7. Sampah anorganik dan organik sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan
pemusnahannya Silalahi, 2010. Responden di asrama putri baru USU yang mandi secara teratur 2 kali dalam
sehari hanya 39 orang 65,0 dan yang selalu mandi setelah melakukan kegiatan yang menghasilkan banyak keringat seperti olahraga hanya 42 orang 70,0.
Aktivitas mandi 2 kali dalam sehari dapat mencegah seseorang dari penyakit kulit Webhealthcentre, 2006. Responden yang pernah meminjam peralatan mandi sabun,
handuk, dan sponge milik teman ada 15 orang 25,0. Penyakit kulit banyak terjadi lantaran kontak langsung melalui pakaian dan peralatan mandi yang dipakai oleh
beberapa orang secara bergantian. Hasil penelitian tentang tindakan penghuni asrama putri baru USU tentang sanitasi dasar menunjukkan bahwa responden yang selalu
membuang pembalut, plastik pembungkus, atau benda lain ke lubang saluran WC ada 4 orang 6,7 dan 6 orang 10,0 lainnya melakukannya kadang-kadang. WC
di asrama putri baru pernah tersumbat yang disebabkan adanya pembalut yang dibuang oleh penghuni ke lubang WC.
Fasilitas yang tidak mendukung di asrama putri lama dan asrama putri baru sangat mempengaruhi tindakan penghuni tentang personal hygiene seperti air bersih
yang tidak cukup untuk kebutuhan penghuni asrama putri baru sehingga penghuni
Universitas Sumatera Utara
asrama hanya dapat mandi sekali sehari, begitu juga penghuni asrama putri lama yang tidak dapat mandi karena kualitas air yang tidak memenuhi syarat kesehatan karena
berbau besi dan berwarna kuning kecoklatan.
5.2 Gambaran Komponen Fisik dan Sanitasi Dasar Asrama