pH Medium Hasil Seleksi Bakteri Desulfurisasi pada Medium MSM-DBT Cair

lainnya yaitu pada jam ke-12. Selain itu, pertumbuhan sel pada isolat 26N juga lebih rendah dibandingkan dengan isolat lainnya. Berdasarkan hasil uji Duncan pertumbuhan sel pada isolat 15N lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan pertumbuhan sel pada kedua isolat lainnya Lampiran 9. Hal ini disebabkan isolat 15N memiliki rata-rata jumlah sel tertinggi 5,1x10 8 selml. Meningkatnya jumlah sel setiap isolat pada fase eksponensial menandakan adanya degradasi DBT dan batubara yang dilakukan oleh isolat bakteri untuk memperoleh sumber sulfur dan karbon Labana et al., 2004. Pada jam ke-20 pada isolat 15N dan 34N dan jam ke-16 pada isolat 26N, populasi memasuki akhir dari fase stasioner. Pada fase ini peningkatan biomassa terjadi secara konstan, meskipun komposisi sel mungkin mengalami perubahan Pumphrey, 1996. Akhirnya ketiga isolat bakteri tersebut mengalami penurunan jumlah sel hingga jam ke-24. Berkurangnya jumlah sel dapat disebabkan nutrisi yang telah habis dan terbentuknya senyawa yang bersifat toksik bagi sel Pumphrey, 1996.

4.3.2. pH Medium

pH medium pada semua isolat menunjukkan terjadinya perubahan selama inkubasi hingga jam ke-24 Gambar 11. Berdasarkan hasil analisis varian multivariate MANOVA pada taraf nyata 95, perubahan pH medium pada ketiga isolat bakteri berbeda nyata diantara waktu-waktu yang berbeda Lampiran 9. Nilai pH medium selama proses fermentasi pada semua isolat bakteri berfluktuasi berkisar antara 5,21 hingga 6,17. Nilai pH awal medium fermentasi pada ketiga isolat menunjukkan nilai pH berkisar antara 5,9 hingga 6,17 dan setelah itu mengalami penurunan hingga jam ke-16. Penurunan pH pada medium disebabkan terjadinya proses desulfurisasi yaitu pelarutan sulfur ke dalam media cair dalam bentuk ion sulfat SO 4 2- sehingga terbentuk asam sulfat Hammel, 1996. Sulfat yang terbentuk diduga merupakan hasil akhir degradasi DBT dan batubara pada medium yang dilakukan oleh isolat bakteri. Berdasarkan jalur 4S, DBT akan dioksidasi oleh bakteri menjadi DBT sulfone, 2-hydroxydiphenyl atau 2,2-biphenol dan sulfat Kevin et al., 1996. Berdasarkan hasil uji Duncan, perubahan pH medium yang ditumbuhi isolat 26N lebih kecil secara nyata dibandingkan dengan medium yang ditumbuhi oleh isolat-solat lainnya Lampiran 9. pH medium pada isolat 26N lebih tinggi dibandingkan dengan pH medium pada kedua isolat lainnya disebabkan Gambar 11. Nilai pH medium isolat bakteri terseleksi dalam media MSM-DBT cair diinkubasi pada suhu ruang dan agitasi 120 rpm 5 5.2 5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 4 8 12 16 20 24 p H M e d iu m W aktu Jam Kont rol I5 N 26 N 34 N pertumbuhan sel yang tidak terlalu tinggi Gambar 10 dan degradasi DBT lebih sedikit Gambar 12. Setelah pencuplikan jam ke-16 terjadi kenaikan pH pada ketiga isolat hingga akhir masa inkubasi jam ke-24. Nilai pH yang meningkat disebabkan lisisnya sel di dalam media kultur akibat mulai terbentuknya zat sisa metabolit yang bersifat racun untuk sel. Sel yang mati di dalam media, kemudian terdeaminasi kembali sebagai sumber nitrogen untuk metabolisme mikroba yang masih bertahan sehingga terjadi efek buffering Kirk, 1993. Hal ini didukung dengan penurunan jumlah sel ketiga isolat bakteri pada waktu pencuplikan yang sama Gambar 10.

4.3.3. Desulfurisasi DBT